1.2 Masalah Penelitian
Bahasa bersifat dinamis. Dalam situasi masyarakat yang aneka bahasa atau masyarakat multilingual multilingual society menyebabkan potensi diglosia dan
perubahan sikap bahasa pada penuturnya. Sejalan dengan asumsi itu, masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1 Bahasa apakah yang digunakan masyarakat bahasa Simalungun pada masing-
masing ranah? 2
Bagaimanakah frekuensi penggunaan bahasa Simalungun, bahasa Toba, dan bahasa Indonesia oleh penutur bahasa Simalungun?
3 Bagaimanakah situasi diglosia pada penutur bahasa Simalungun?
4 Bagaimanakah sikap bahasa penutur bahasa Simalungun terhadap bahasanya,
apakah cenderung positif atau negatif? 1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan dalam penelitian ini, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1 bahasa yang digunakan masyarakat bahasa Simalungun pada
setiap ranah, 2 frekuensi penggunaan bahasa Simalungun, bahasa Toba, dan bahasa Indonesia pada penutur bahasa Simalungun agar diketahui apakah terjadi pergeseran
bahasa Simalungun pada penutur bahasa Simalungun, 3 mengidentifikasi apakah telah terjadi kebocoran diglosia atau tidak pada penutur bahasa Simalungun, dan 4
kecenderungan sikap penutur bahasa Simalungun terhadap bahasanya, yakni apakah cenderung positif atau negatif.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah didapat kesimpulan yang ilmiah tentang fenomena diglosia dan sikap penutur bahasa Simalungun di kota Pematangsiantar, temuan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat praktis dan akademis bagi masyarakat bahasa Simalungun khususnya dan bagi bangsa Indonesia umumnya.
Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah setelah didapat informasi tentang fenomena diglosia bahasa Simalungun maka diharapkan agar terwujud diglosia yang
tidak bocor di kota Pematangsiantar sehingga eksistensi bahasa Simalungun dapat terjaga dan terciptanya kesadaran berbahasa Simalungun yang positif sehingga bahasa
daerah itu tetap dapat memenuhi perannya sebagai penanda identitas etnis, baik dalam peran sosial dan alat komunikasi maupun sebagai bahasa pemerkaya khasanah
perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian, maslahat selanjutnya pada bahasa nasional, yakni diharapkan bahwa perumusan perencanaan bahasa
nasional akan dapat dilakukan secara lebih cermat sehingga pemasyarakatan bahasa Indonesia dapat terlaksana dengan baik khususnya di kota Pematangsiantar. Dengan
demikian, bahasa Indonesia dapat tetap menjatikan dirinya sebagai lambang identitas nasional.
Selanjutnya, manfaat bagi dunia akademis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi bidang pengajaran bahasa sebagai bahan masukan dalam
menentukan kebijakan pengajaran bahasa daerah, terutama pada tingkat pendidikan dasar. Sementara itu, maslahat dalam teori kebahasaan diharapkan dapat memberikan
Universitas Sumatera Utara
sumbangan bagi pemerkaya khazanah ilmu kebahasaan terutama dalam membekali penelitian kebahasaan yang lebih luas lagi, yakni kajian makrososiolinguistik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA