Terjadinya Ingkar JanjiWanprestasi Apabila Debitor Tidak Membayar

berikut dokumen terkait, perubahan penerima jaminan fidusia, perubahan perjanjian pokok yang di jamin dengan jaminan fidusia dan perubahan nilai jaminan. Apabila terjadi hal tersebut, berdasarkan Pasal 16 Undang-undang Jaminan fidusia maka prosedur yang harus dilakukan adalah: a. penerima fidusia wajib mengajukan permohonan pendaftaran atas perubahan tersebut kepada Kantor Pendaftaran fidusia b. Kantor Pendaftaran Fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan perubahan, melakukan pencatatan perubahan tersebut dalam buku daftar fidusia dan menerbitkan pernyataan perubahan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sertifikat jaminan fidusia. Selanjutnya fidusia ulang oleh pemberi fidusia baik debitur maupun penjamin pihak ketiga tidak dimungkinkan atas benda yang menjadi obyek jaminan fidusia yang sudah terdaftar karena hak kepemilikan atas benda tersebut telah beralih kepada penerima fidusia, sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-undang Jaminan fidusia.

B. Terjadinya Ingkar JanjiWanprestasi Apabila Debitor Tidak Membayar

Pembebanan jaminan fidusia dalam aspek operasionalnya dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pemberian jaminan fidusia dan tahap pendaftaran jaminan fidusia. Pembebanan jaminan fidusia yang didahului dengan janji untuk memberikan jaminan fidusia sebagai pelunasan atas hutang tertentu yang dituangkan dalam akta jaminan fidusia. Akta jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-undang Jaminan Fidusia bahwa, “pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta jaminan fidusia.” Dalam akta jaminan fidusia tersebut Universitas Sumatera Utara selain dicantumkan hari dan tanggal, juga dicantumkan mengenai waktu jam pembuatan akta tersebut.” J. Satrio menyatakan bahwa ketentuan Pasal 5 ayat 1 sulit diterima sebagai ketentuan hukum yang memaksa karena di dalam Pasal 37 Undang-Undang Jaminan Fidusia disebutkan bahwa semua fidusia yang telah ada perlu disesuaikan dengan Undang-undang Jaminan Fidusia. Sehingga dapat dijadikan sebagai alat bukti yang memberikan kekuatan pembuktian yang sempurna terhadap para pihak dan ahli waris maupun orang yang mendapatkan hak darinya Pasal 1870 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. 89 Sebenarnya tidak ada ketentuan di dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia yang mengatakan, bahwa fidusia yang tidak didaftarkan adalah tidak sah. Hanya saja untuk memberlakukan ketentuan yang ada di dalam Undang-undang Jaminan Fidusia tersebut, maka haruslah dipenuhi syarat benda jaminan fidusia itu didaftarkan. Sedangkan fidusia yang tidak didaftarkan, tidak bisa menikmati keuntungan dari ketentuan yang terdapat dalam Pasal 37 ayat 3 Undang-undang Jaminan Fidusia. Setelah penandatanganan akta pembebanan jaminan fidusia oleh para pihak yang berkepentingan, maka selanjutnya dilakukan pendaftaran akta pembebanan jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia. Hal ini sesuai dengan Pasal 11 ayat 1 Undang-undang Jaminan Fidusia mengatakan bahwa, “benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan.” 90 89 J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2002, hlm 201-202 90 Ibid, hlm 242-243 Pasal 37 menyatakan apabila dalam jangka waktu enampuluh hari terhitung sejak berdirinya Kantor Pendaftaran Fidusia, jaminan fidusia yang tidak didaftarkan tidak mempunyai hak yang didahulukan preferen baik di dalam maupun di luar kepailitan dan atau likuidasi. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Pasal 6 Undang-undang Jaminan Fidusia maka akta jaminan fidusia sekurang-kurangnya memuat yaitu: 1. Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia. Identitas tersebut meliputi nama lengkap, agama, tempat tinggal, dan tempat kedudukan dan tanggal lahir, jenis kelamin, status perkawinan, dan pekerjaan 2. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia, yaitu mengenai macam perjanjian dan hutang yang dijamin dengan fidusia 3. Uraian mengenai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia. Uraian tersebut cukup dilakukan dengan mengidentifikasikan benda tersebut, dan dijelaskan mengenai surat bukti kepemilikannya. Dalam hal benda yang menjadi obyek jaminan fidusia merupakan benda dalam persediaan inventory yang selalu berubah-ubah dan atau tidak tetap, seperti stok bahan baku, barang jadi, atau portofolio perusahaan efek, maka dalam akta jaminan fidusia dicantumkan uraian mengenai jenis, merek, kualitas dari benda tersebut. 4. Nilai penjaminan. 5. Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia. Wanprestasi merupakan suatu keadaan dimana seorang nasabah debitur tidak memenuhi atau tidak melaksanakan prestasi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam suatu perjanjian. Jadi wanprestasi ingkar janji ini dapat timbul karena : 1. Kesengajaankelalaian nasabah debitur itu sendiri 2. Adanya keadaan memaksa Ada 4 empat bentuk wanprestasi menurut ketentuannya, yaitu : 1. Nasabah debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali 2. Nasabah debitur memenuhi prestasi kerja tetapi tidak sebagaiamana mestinya. 3. Nasabah debitur memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktu. 4. Nasabah debitur memenuhi prestasi tetapi melakukan hal yang dilarang dalam perjanjian. Pada umumnya, suatu wanprestasi baru terjadi jika nasabah debitur dinyatakan telah lalai untuk memenuhi prestasinya atau dengan kata lain wanprestasi ada kalau debitur tidak dapat membuktikan bahwa ia telah melakukan wanprestasi itu di luar kesalahannya atau karena keadaan memaksa. Dalam pelaksanaan pemenuhan prestasi Universitas Sumatera Utara telah ditentukan tenggang waktunya, maka krediturbank dipandang perlu untuk memperingatkanmenegur nasabah debitur agar ia memenuhi kewajibannya. Teguran ini disebut sommatie. Akibat yang sangat penting dari tidak dipenuhinya suatu kewajiban dari nasabah debitur dalam hal ini krediturbank dapat meminta ganti rugi atau ongkos, rugi dan bunga yang dideritanya. Untuk adanya kewajiban ganti rugi ini maka undang-undang telah menentukan bahwa nasabah debitur harus terlebih dahulu dinyatakan berada dalam keadaan lalai. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1243 KUHPerdata yang mengtakan bahwa: ”Penggantian biaya bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan apabila nasabah debitur setelah dinyatakan lalai dalam memenuhi perikatannya, tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya dalam tenggang waktu tertentu telah dilampauinya”. Jadi, maksud ”berada dalam keadaan lalai” peringatan atau pernyataan dari krediturbank tentang jangka waktu selambat-lambatnya nasabah debitur wajib dan harus memenuhi prestasinya. Apabila jangka waktunya dilampaui, maka nasabah debitur ingkar janji wanprestasi. Akibat dari suatu wanprestasi yang dilakukan nasabah debitur dapat menimbulkan kerugian bagi krediturbank. Sanksi atau akibat hukum bagi nasabah debitur yang wanprestasi adalah sebagai berikut : 1. Nasabah debitur diharuskan membayar ganti kerugian yang diderita oleh krediturbank Pasal 1243 KUH Perdata. 2. Pembatalan perjanjian disertai dengan pembayaran ganti kerugian Pasal 1267 KUH Perdata. 3. Peralihan resiko kepada nasabah debitur sejak saat terjadinya wanprestasi Pasal 1237 ayat 2 KUH Perdata Universitas Sumatera Utara 4. Pembayaran biaya perkara apabila diselesaikan di muka hakim Pasal 181 ayat 1 HIR. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1267 KUHPerdata, maka dalam hal nasabah debitur melakukan wanprestasi, maka krediturbank dapat menentukan memilih tuntutan-tuntutan haknya berupa : a. Pemenuhan Perjanjian disertai ganti rugi b. Ganti rugi saja c. Pembatalan perjanjian d. Pembatalan perjanjian disertai ganti rugi 91 Seorang nasabah debitur yang dituduh ingkar janji dapat dimintakan kepadanya supaya diberikan hukuman atas kelalaiannya, dan yang bersangkutan dapat membela dirinya dengan mengajukan beberapa dasar pertimbangan untuk membebaskan dirinya dari hukuman –hukuman tersebut. Adapun pembelaan tersebut adalah : 1. Menyatakan adanya keadaan memaksa overmacht 2. Menyatakan bahwa krediturbank telah lalai 3. Menyatakan bahwa krediturbank telah melepaskan haknya Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga krediturbank tidak mengalami kerugian. Penyelamtan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain : 1. Rescheduling Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangkawaktu pembayaran baik terhadap hutang pokok maupun perhitungan bunga. Dalam hal ini nasabah debitur diberikan keringanan dan jangka waktu pembayaran kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi 1 tahun 91 Cecep Iskandar, ibid,hlm 35-36 Universitas Sumatera Utara sehingga nasbah debitur mempunyai kesempatan yang cukup untuk mengembalikan jumlah kredit. 2. Reconditioning Maksudnya adalah bahwa bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti : a. Kapasitas bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pinjaman pokoknya tetap harus dibayar seperti biasa. c. Penurunan suku bunga, maksudnya agra lebih meringankan beban nasabah debitur. Jika suku bunga dibebankan 20 per tahun diturunkan menjadi 18 per tahun, tergantung dari pertimbangan krediturbank yang bersangkutan. d. Pembebasan bunga, dimaksudkan untuk diberikan keringanan kepada nasabah debitur dengan pertimbangan bahwa nasabah debitur, sudah tidak mampu lagi untuk membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah debitur tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas. 3. Restructuring Merupakan tindakan hukum krediturbank kepada nasabah debitur dengan cara menambah modal kepada nasabah debitur dengan pertimbangan nasabah debitur memang membutuhkan tambahan dana dalam mengembangkan pelaksanaan kegiatan usahanya. 4. Kombinasi Merupakan suatu kombinasi dari ketiga jenis dalam penyelamatan kredit macet, diantaranya rescheduling, reconditioning, restruction. Seorang nasbah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara rescheduling dengan restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang, pembayaran bunga ditunda atau reconditioning dengan rescheduling, misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah. Universitas Sumatera Utara 5. Penyitaan Jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya. 92 Eksekusi jaminan fidusia adalah penyitaan dan penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

C. Eksekusi Terhadap Objek Jaminan Fidusia

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Kekuatan Eksekutorial Jaminan Fidusia Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor Yang Telah Didaftarkan (Studi Pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum Dan HAM Sumatera Utara)

3 60 89

Kedudukan Benda Jaminan Yang Di Bebani Jaminan Fidusia Jika Terdapat Eksekusi Dalam Hal Debitur Pailit (Studi Bank CIMB Niaga Cabang Ir. H. Juanda Medan)

8 183 110

Kedudukan Kreditur Selaku Penerima Jaminan Fidusia Dalam Hal Debitur Pailit Menurut UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

0 71 84

Eksekusi Di Bawah Tangan Objek Jaminan Fidusia Atas Kredit Macet Kepemilikan Mobil Di Lembaga Keuangan Non-Bank PT. Batavia Prosperindo Finance Cabang Medan

2 115 132

Tinjauan Atas Pelaksanaan Penghapusan Jaminan Fidusia (Studi Pada Lembaga Pendaftaran Fidusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Propinsi Aceh)

1 60 128

Pendaftaran Jaminan Fidusia : Hambatannya dilihat Dari Aspek Sistem Hukum

3 39 120

Eksekusi Barang Jaminan Fidusia Yang Lahir Dari Perjanjian Kredit Bank

0 27 2

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

2 73 113

Perlindungan Hukum Terhadap Penerima Fidusia Dalam Hal Terjadi Pengalihan Objek Jaminan Fidusia Tanpa Persetujuan Penerima Fidusia.

0 0 13

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR TERHADAP EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA PADA BANK A. Jaminan Fidusia - Analisis Yuridis Faktor Penghambat Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Melindungi Kreditur (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), Tbk Balai Kota Medan)

0 0 30