BAB IV: RISIKO DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BENDA BERGERAK MENURUT KITAB UNDANG UNDANG
HUKUM PERDATA INDONESIA .......................................... 73
BAB V: PENUTUP A.
Kesimpulan ......................................................................... 119 B.
Saran .................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat di saat ini masih menggunakan undang-undang yang bersal dari zaman kolonial, yang membuat
kabur dan terselubungnya sesuatu permasalahan, yang tidak lagi sesuai dengan Negara yang merdeka, yang seharusnya sudah dirobah dan di modrenisasi agar
sesuai dengan zamannya sebagai suatu Negara yang sedang berkembang dan membangun. Dalam keadaan ini akibat kaburnya peraturan mengenai resiko
dalam kehidupan masyarakat mengakibatkan timbulnya masalah yang seharusnya tidak terjadi. Dan tidak mustahil hal ini menyebabkan orang-orang kedalam
kehancuran, kepailitan dan yang sangat ditakutkan lagi membawa orang-orang tidak percaya terhadap hukum. Pokok permasalahan yang diangkat penulis skripsi
ini adalah Apakah peraturan dari KUHPerdata merupakan suatu ketentuan yang keliru, yang tidak sesuai dengan sistim jual beli dan pemindahan hak milik yang
dianut oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang mengandung maksud bukankah musnahnya barang tersebut si pembeli belum merupakan pemilik ?,
Mengapa ada pasal undang-undang yang memberikan peraturan yang tidak adil itu ?, Pasal peraturan dari bentuk perjanjian yang mana harus diterapkan atau
dipakai terhadap perjanjian-perjanjian tersebut ?, Apakah perjanjian sewa beli itu harus diklasifikasikan sebagai perjanjian “jual-beli” atau perjanjian “sewa-
menyewa” ataupun diklasifikasikan ke bentuk perjanjian lainnya ? Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan dua macam metode
penelitian yaitu Dalam mengumpulkan data melalui studi keperdataan diperoleh
Universitas Sumatera Utara
melalui buku-buku, tulisan-tulisan , majalah-majalah, surat kabar serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan isi skripsi ini. Dalam
mengadakan penelitian lapangan dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan narasumber yang yang berkompeten.
Pembahasan yang diangkat penulis adalah untuk menentukan apakah masalah risiko jual beli benda bergerak dalam Kitab Undang Undang Hukum
Perdata Indonesia sudah tepat, karena ketidak adanya pengaturan mengenai risiko yang khusus dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata Indonesia.Kesimpulan
dalam pembahasan skripsi ini adalah Kekeliruan dari ketentuan pasal 1460 pasal 1461, 1462 KUH Perdata adalah dikarenakan pengutipan yang dengan begitu
saja pasal-pasal tersebut dari Code Civil Perancis dengan tidak menyadari bahwa BW sudah mengambil sistim lain dari sistim perjanjian jual – beli yang dianut
Code Civil Perancis, dimana menurut Code Civil tersebut bahwa “hak milik telah diperoleh sejak dicapainya kata sepakat tentang barang dan harga”, adanya bentuk
perjanjian dari Hukum Perjanjian yang tidak terdapat pasal undang-undang peraturan soal risiko. Saran yang ingin saya berikan didalam skripsi ini adalah
Terhadap pemecahan masalah risiko di dalam perjanjian yang tidak ditemukan pasal pengaturan risikonya, dapat menerapkan pasal 1237, 1444 KUH Perdata
kepada perjanjian sepihak untuk menerima barang bukan untuk dimiliki sedangkan kepada perjanjian sepihak untuk menerima barang untuk dimiliki
hanya dapat menerapkan pasal 1237 KUH Perdata, apabila perkataan “si berpiutang” diganti dengan perkataan “si berhutang” dan didepannya
ditambahkan perkataan “hingga penyerahan dilakukan”. Dan pasal 1545 KUH
Universitas Sumatera Utara
Perdata kepada perjanjian bertimbal balik. Begitupun kiranya dalam pembentukan Hukum Perjanjian Nasional, agar dibedakan pasal undang-undang yang mengatur
akan masalah risiko dalam perjanjian sepihak antara menerima barang untuk dimiliki dan menerima barang bukan untuk dimiliki secara tegas.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN