25 1.
Para pihak yang mengadaka perjanjian itu sendiri 2.
Para ahli waris mereka dan mereka yang mendapatkan hak dari padanya.
3. Pihak ketiga
b. Objek Perjanjian
Objek perjanjian yang merupakan tujuan dari perjanjian yaitu adanya hak dan kewajiban dari setiap pihak-pihak biasanya disebut prestasi, yang berupa:
1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat sesuatu
3. Tidak berbuat sesuatu
Agar objek perjanjian itu sah, maka harus memenuhi syarat-syarat antara lain
18
1. Lahir dari perjanjian maupun undang-undang
:
2. Prestasinya harus tertentu dan dapat ditentukan
3. Dapat dilaksanakan
4. Diperbolehkan, dalam arti tidak bertentangan denga undang-undang,
ketertiban umum dan kesusilaan.
A.4. Bentuk-Bentuk Perjanjian
Pada umumnya perjanjian tidak terikat kepada suau bentuk tertentu, perjanjian dapat dibuat secara lisan dan atau lisan, apabila dibuat secara tulisan,
apabila dibuat secara tulisan maka bersifat sebagai alat bukti apabila terjadi perselisihan dan juga menjadi syarat untuk adanya perjanjian itu, kerena beberapa
perjanjian tertentu, undang-undang mnentukan suatu bentuk tertentu dimana apabila bentuk itu tidak dituruti maka perjanjian tidak sah, misalnya perjanjian
18
Wan Sadjaruddin Baros.1992. Beberapa Sendi Hukum Perikatan USU Press, medan.
Universitas Sumatera Utara
26 mendirikan perseroan terbatas harus dengan akta notaris pasal 38 Kitab
Undang0Undang Hukum Dagang
Perjanjian dapat dibedakan menurut berbagai cara, perbedaan tersebut
adalah sebagai berikut
1. Perjanjian timbal balik
Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok ke dua belah pihak. Misalnya perjanjian jual beli
2. Perjanjian Cuma-Cuma
Perjanjian dengan Cuma-Cuma adalah perjanian yang memberikan keuntungan bagi salah satu pihak
3. Perjanajian atas beban
Perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana terhadapprestasi dari pihak yang satu selalu terdapat kontrak prestasi dari pihak lain dan antara kedua
prestasi itu ada hubungan menurut hukum 4.
Perjanjian bernamaperjanjian khusus Perjanjian khusus adalah perjanjiann yang mempunyai nama sendiri.
Maksudnya adalah bahwa perjanjian-perjanjian tersebut diatur dan diberi nama oleh pembentukl undang-undang, berdasarkan tipe yang paling
banyak terjadi sehari-hari 5.
Perjanjian tidak bernama Di luar perjanjian bernama, ada juga perjanjian tidak bernama, yaitu
perjanjian-perjanjian yang diatur dalam KUHPerdata, tetapi terdapat dalam masyarakat. Namun tetap tunduk peda peraturan umum yang
Universitas Sumatera Utara
27 terdapat dalam KUHPerdata sesuai dengan pasal 1319 KUHPerdata yang
menyatakan : “semua perjanjian baik yang memiliki nama khusus maupun yang tidak terkenal dengan nama tertentu, tunduk pada peraturan-
peraturan umum yang termuat dalam bab lainnya.” Jumlah perjanjian ini tidak terbatas dengan nama yang disesuaikan dengan kebutuhan pihak-
pihak yang mengadakannya, seperti perjanjian kerjasama, perjanjian pemasaran, perjanjian pengelolahan. Dasar hukum dari adanya perjanjian.
6. Perjanjian obligator
Perjanjian obligator adalah perjanjian dimana pihak-pihak sepakat mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan suatu benda kepada pihak
lain. Menurut KUHPerdata perjanjian jual beli saja belum lagi mengakibatkan beralihnya hak milik atas benda tersebut dari penjual
kepada pembeli. Fase ini baru merupakan kesepakatan konsesual dan harus diikuti dengan perjanjian penyerahan perjanjian kebendaan.
7. Perjanjian kebendaan
Perjanjian kebendaan dengan mana seseorang menyerahkan hak atas sesuatu benda kepada pihak lain, yang membebankan kewajiban oblige
pihak itu untuk menyerahkan benda tersebut kepada pihak lain lavering transfer. Penyerahan itu sendiri merupakan perjanjian kebendaan. Dalam
hal perjanjian jual beli tetap, maka perjanjian jual belinya disebutkan juga perjanjian jual beli sementara. Untuk perjanjian jual beli benda-benda
bergerak maka perjanjian obligator dan perjanjian kebendaannya jatuh bersamaan.
Universitas Sumatera Utara
28 8.
Perjanjian konsensual Perjanjian konsensual adalah perjanjian dimana diantara kedua belah
pihak telah tercapai kesesuaian kehendak untuk mengadakan perikatan. Menurut KUHPerdata perjanjian ini seudah mempunyai kekuatan
mengikat pasal 1338 KUHPerdata 9.
Perjanjian riil Didalam KUHPerdata ada perjanjian-perjanjian yang hanya berlaku
sesudah terjadinya penyerahan barang, misalnya perjanjian penitipan barang pasal 1694 KUHPerdata, pinjam meminjam pasal 1740
KUHPerdata. Perjanjian yang terakhir ini dinamakan perjanjian riil. 10.
Perjanjian liberatoir Perjanjian diman apara pihak membebaskan diri kewajiban yang ada,
misalnya pembebasan utang pasal 1438 KUHPerdata
19
11. Perjanjian pembuktian
Perjanjian dimana para pihak menentukan pembuktian apakah yang berlaku diantara mereka.
12. Perjanjian utung-untungan
Perjanjian yang objeknya ditentukan kemudian, misalnya perjanian asuransi pasal 1774 KUHPerdata
13. Perjanjian public
Perjanjian public yaitu perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh hukum public, karena salah satu pihak yang bertindak adalah
19
Pasal 1438 KUHPerdata : pembebasab sesuatu utang tidak dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan
Universitas Sumatera Utara
29 pemerintah, dan pihak lainnya swasta. Diantara keduanya terdapat
hubungan atasan dengan bawahan, jadi tidak berada dalam kedudukan yang sama, misalnya perjanjian iaktan dinas.
14. Perjanjian campuran
Perjanjian campuran adalah perjanjian yang mengandung berbagai unsure perjanjian, misalnya pemilik hotel yang menyewakan kamar sewa-
menyewa tapi juga menyajikan makanan jual beli juga pelayanan.
B. Perjanjian Jual Beli B.1 Pengertian Perjanjian Jual Beli