5 Gerak pembangunan ditunjang beberapa sektor antara lain, ekonomi,
politik, social, hukum, seperti halnya kita sekarang. Pembangunan yang secara material ekonomis belaka tidaklah cukup
apabila yang diingginkan dan di cita-citakan adalah suatu taraf kehidupan yang baik, oleh sebab taraf kehidupan merupakan serta paham yang mengandung
berbagai segi dan hakekat. Secara sederhana maka di dalam proses pembangunan terlebih dahulu perlu diidentifikasi dengan seksama apa yang tidak ada, apa yang
salah dan apa rusak atau salah, apa yang macet dan apa yang mundur ataupun lebih mengalami kemerosotan menurut kerangka pemikiran dan tindakan yang
sangat disimplifikasikan, maka hal tersebut memerlukan pengadaan, pembetulan atau perbaikan, penambahan, pelancaran dan peningkatan secara proporsional.
Berangkat dari hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mengadakan penelitian melalui penulisan hukum mengenai Risiko Dalam Perjanjian Jual-Beli Benda Bergerak Menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata Indonesia dan mencoba memberikan uraian-uraian
permasalahan dan uraian pemecahan jalan keluarnya dan yang diharapkan dapat berguna untuk penambahan pengetahuan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
mengenai risiko di dalam perjanjian.
B. Permasalahan
Jual beli dilakukan dengan persetujuan oleh karena itu pada saat ini umumnya perjanjian jual beli dilakukan dengan cara perjanjian baku dimana
pihak penjual telah telah menyiapkan secara misalnya bentuk perjanjian yang
Universitas Sumatera Utara
6 akan disepakati oleh pihak pembeli. Dalam kondisi seperti ini maka pihak
pembeli akan berada dalam posisi yang lemah namun walaupun demikian wajib bagi pembeli untuk memperhatikan klausula atau butir-butir perjanjian yang
tertuang dalam perjanjian tersebut yang disepakati. Pembeli harus benar-benar mengamati di setiap point yang tercantum dalam kesepakan untuk menghindari
kerugian dan permasalahan yang muncul dibelakang hari nantinya. Setelah out baru dilakukan kesepakatan dengan pihak penjual karena kesepakatan yang terjadi
akan mengikat para pihak sesuai dengan konsekuensi hukum yang telah disepakati bersama.
Keadaan yang demikian telah memunculkan permasalahan yang akan coba diangkat didalam skripsi ini yaitu:
1. Apakah peraturan dari pasal itu tidak merupakan suatu ketentuan yang keliru,
yang tidak sesuai dengan sistim jual beli dan pemindahan hak milik yang dianut oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang mengandung
maksud bukankah musnahnya barang tersebut si pembeli belum merupakan pemilik ?
2. Mengapa ada pasal undang-undang yang memberikan peraturan yang tidak
adil itu ? 3.
Pasal peraturan dari bentuk perjanjian yang mana harus diterapkan atau dipakai terhadap perjanjian-perjanjian tersebut ?
4. Apakah perjanjian sewa beli itu harus diklasifikasikan sebagai perjanjian
“jual-beli” atau perjanjian “sewa-menyewa” ataupun diklasifikasikan ke bentuk perjanjian lainnya ?
Universitas Sumatera Utara
7
C. Tujuan pembahasan
Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana hukum pada universitas
sumatera utara yang bertujuan : 1 . Untuk mempelajari dan mengetahui tentang perihal peraturan system
pemindahan hak milik yang dianut dalam kitab undang-undang hukum perdata dan mempengaruhinya terhadap masalah resiko mengenai barang
yang menjadi objek suatu perjanjian dalam pentautannya terhadap system tersebut.
2 . Selanjutnya berkeinginan untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap pasal-pasal yang keliru itu dan juga berkeinginan untuk memperoleh suatu
ketentuan mengenai bentuk perjanjian yang sesuai dengan bentuk perjanjian yang tidak terdapat pengaturan soal resiko baik yang terdapat dalam kitab
undang-undang hukum perdata maupun dalam bentuk perjanjian
D. Keaslian Penulisan