Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

5. Penyeleksian Perusahaan Jasa Luar Negeri pada Tenaga Kerja Indonesia

Setelah perusahaan melakukan memberikan latihan dan calon Tenaga Kerja Indonesia telah siap untuk bekerja, perusahaan menghubungi perusahaan jasa asing yang bersangkutan dan dilakukan penyeleksian oleh perusahaan jasa asing tersebut. Cara perusahaan asing menyeleksi para calon Tenaga Kerja Indonesia ada dua cara, yaitu: a. Wawancara langsung melalui internet dan telepon b. Calon Tenaga Kerja Indonesia telah diambil gambarnya dalam film yang memberikan gambaran tentang keterampilan-keterampilan yang dimiliki calon Tenaga Kerja Indonesia dan dikirim melalui internet ke perusahaan jasa asing tersebut.

6. Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia ke Tempat Tujuan

Tanggung jawab PT Rajasa Intamani setelah adanya persetujuan perusahaan jasa asing atas Tenaga Kerja Indonesia adalah mengirimkan Tenaga Kerja Indonesia tersebut ke negara tujuan. Biasanya pengiriman tenaga kerja ini dilakukan oleh PT Rajasa Intamani dengan menggunakan sarana transportasi udara yang di berangkatkan dari bandara Soekarno- Hatta. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa proses pelaksanaan pengiriman TKI ke negara-negara yang membutuhkan sudah mendekati kesesuaian dengan Pasal 31 UU No. 39 Tahun 2004 Yang merupakan penjelasan tahap pra penempatan Tenaga Kerja Indonesia. Kesesuaian tersebut meliputi: perekrutan dan seleksi, pendidikan dan pelatihan kerja, pemeriksaan kesehatan dan psikologi, pengurusan dokumen, uji kompentensi, pembekalan akhir pemberangkatan PAP, dan pemberangkatan.

C. Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

Penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri merupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan dan Universitas Sumatera Utara penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia, dan perlindungan hukum serta pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan hukum nasional. 42 Selanjutnya pasal 35 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menyatakan bahwa calon tenaga kerja migran yang diizinkan untuk bekerja ke luar negeri harus memenuhi syarat minimal berumur 18 tahun dan berpendidikan sekurangkurangnya lulus SLTP atau sederajat. Untuk calon tenaga kerja migran yang akan bekerja pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21 tahun. Keputusan Presiden RI Nomor 29 Tahun 1999 tentang Badan Koordinasi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia BPTKI. BPTKI adalah lembaga pemerintah non struktural yang melaksanakan sebagian kebijaksanaan pemerintah dalam bidang penempatan tenaga kerja Untuk mewujudkan kondisi tersebut, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah formal menetapkan beberapa kebijakan yaitu: Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004, Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2004, Keputusan Presiden RI Nomor 29 Tahun 1999, Peraturan Presiden R.I. No.81 Tahun 2006, dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: PER.04MENII2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004, menetapkan penempatan tenaga kerja migran merupakan kegiatan pelayanan untuk mempertemukan tenaga kerja migran sesuai bakat, minat dan kemampuannya dengan pemberi kerja diluar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan. 42 Susilastuti, Dewi, H. Dkk., Feminisasi Pasar Tenaga Kerja, Yogyakarta, PPK UGM, 1994, hlm 48 Universitas Sumatera Utara Indonesia. BPTKI diketuai oleh menteri bidang ketenagakerjaan, dan bertanggung jawab kepada presiden. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia merumuskan tentang kemudahan pelayanan yang dilakukan bersama-sama dengan instansi pemerintah terkait baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Bidang tugas masing-masing instansi pemerintah meliputi ketenagakerjaan, keimigrasian, verifikasi dokumen kependudukan, kesehatan, kepolisian dan bidang lain yang dianggap perlu. Sementara, pos pelayanan akan melakukan pelayanan untuk memperlancar pemberangkatan dan pemulangan tenaga kerja migran yang dikoordinasikan oleh Balai Pelayanan dan Penempatan dan Perlindungan tenaga kerja migrant BP3TKI. Pos Pelayanan dibentuk dalam rangka kelancaran pelaksanaan pemberangkatan dan pemulangan tenaga kerja migran di pintu-pintu embarkasi dan debarkasi Depnakertrans, 2007. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: PER.04MENII2005 tentang penyelenggaraan Pembekalan Akhir Pemberangkatan tenaga kerja migran ke luar negeri memutuskan bahwa pembekalan akhir pemberangkatan yang selanjutnya disebut PAP adalah kegiatan pemberian informasi kepada calon tenaga kerja migran yang akan berangkat bekerja ke luar negeri agar calon tenaga kerja migran mempunyai kesiapan mental dan pengetahuan untuk bekerja diluar negeri, memahami hak dan kewajibannya serta dapat mengatasi masalah yang dihadapi. Instrumen kebijakan ini disesuaikan dengan maksud pemerintah untuk meningkatkan kuantitas tenaga kerja migran. Nilai tukar berpengaruh terhadap upah yang akan diterima tenaga kerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri, karena upah yang mereka terima dalam bentuk mata uang asing sesuai dengan tempat kerja mereka. Depresiasi nilai tukar rupiah Universitas Sumatera Utara terhadap mata uang asing, akan meningkatkan upah yang akan mereka terima dalam bentuk rupiah. Hal ini dapat meningkatkan keinginan tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di luar negeri.

D. Keadaan dan Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi menurut Hukum Internasional