UMUM GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

34

BAB III GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

3.1. UMUM

Prinsip kerja Generator Induksi secara umum akan lebih mudah dipahami dari prinsip kerja motor induksi. Apabila motor induksi dihubungkan dengan tegangan tiga phasa, pada belitan statornya akan timbul medan magnet putar. Kecepatan medan magnet putar kecepatan sinkron tergantung dari frekuensi tegangan listrik yang dihubungkan dan jumlah kutub statornya. Medan magnet putar pada belitan stator akan memotong batang konduktor pada belitan rotor, akibatnya pada belitan akan dibangkitkan tegangan induksi. Pada belitan rotor merupakan batang konduktor umumnya berupa slot aluminium yang dihubung- singkatkan pada kedua ujungnya adalah rangkaian tertutup maka tegangan induksi pada rotor yang disebabkan oleh medan magnet putar pada stator akan menghasilkan arus listrik. Interaksi antara medan magnet putar pada stator dan pada arus rotor akan menimbulkan kopel yang akan memutar rotor searah dengan medan magnet putar pada stator. Seperti yang telah diterangkan diatas, tegangan induksi pada rotor akan timbul karena terpotongnya batang konduktor pada rotor oleh medan magnet putar, agar tegangan induksi selalu dapat dibangkitkan pada rotor, diperlukan perbedaan relative antara kecepatan medan magnet putar dengan kecepatan rotor yang biasa disebut sebagai slip. Pada saat beroperasi sebagai motor, motor induksi akan mempunyai slip positif, artinya kecepatan medan magnet putar kecepatan sinkron akan selalu lebih besar daripada kecepatan rotor. Proses yang sebaliknya Universitas Sumatera Utara 35 akan terjadi apabila motor induksi digunakan sebagai generator. Kopel pada rotor akan dapat digerakkan oleh turbin karena adanya magnetisasi sisa pada rotor, umumnya cukup untuk membangkitkan tegangan awal, seperti halnya prinsip kerja sebagai motor. Agar pada belitan stator dapat dibangkitkan tegangan listrik diperlukan daya reaktif untuk membangkitkan medan magnet putar. Pada kasus Generator Induksi Penguatan Sendiri, daya reaktif tersebut disuplai lewat kapasitor eksitasi. Sedangkan pada kasus Generator Induksi yang dihubungkan dengan jaringan listrik, daya reaktif disuplai oleh lewat jaringan tersebut, kapasitor umumnya hanya dipakai sebagai sebagai kompesator. Kebalikan dari proses sebagai motor, sebagai generator slip yang terjadi bernilai negatif yang artinya kecepatan rotor lebih besar daripada kecepatan medan magnet putarnya. 3.2. KLASIFIKASI GENERATOR INDUKSI 3.2.1. Berdasarkan Konstruksi Rotor

Dokumen yang terkait

Analisis Perencanaan Ruang Bakar Turbin Gas Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang 128 MW Dengan Menggunakan Ansys

18 100 110

Studi Pemakaian Kapasitor Untuk Menjalankan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Sistem Satu Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 67 108

Analisis Karakteristik Berbeban Motor Induksi Satu Phasa Kapasitor Start ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU )

7 80 72

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan Dengan Injeksi Tegangan Pada Rotor(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 61 81

Panas Pada Generator Induksi Saat Pembebanan (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT – USU)

1 50 94

Pengaruh Pembebanan Terhadap Frekuensi Pada Generator Induksi Penguatan Sendiri Dengan Kompensasi Tegangan Menggunakan Kapasitor ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 48 67

Analisis Perbandingan Regulasi Tegangan Generator Induksi Penguatan Sendiri Tanpa Menggunakan Kapasitor Kompensasi Dan Dengan Menggunakan Kapasitor Kompensasi (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

5 42 79

Analisis Karakteristik Torsi-Putaran Pada Motor Sinkron Tiga Phasa

2 36 54

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 103 83

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69