BAB III METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Untuk dapat menguji hipotesa penelitian, terlebih dahulu perlu diidentifikasikan variabel-variabel penelitian. Variabel yang dipakai dalam
penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Political efficacy
Variabel Bebas : Peran Gender
B. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi Suryabrata, 2002. Definisi
operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Political efficacy
Political efficacy dapat didefinisikan persepsi dan kepercayaan yang dimiliki seseorang tentang kemampuannya dalam memahami politik, untuk
didengar dan untuk membuat perubahan politik Sellingson 1980; Cohen et.al 2001; Fox Lawless 2005; Catt 2005.
Political efficacy dapat diukur dengan menggunakan dua komponen political efficacy yang dikemukakan oleh Converse 1972 yaitu internal efficacy
dan eksternal efficacy. Skor total dari skala political efficacy akan menunjukkan political efficacy pada yang terdapat pada diri individu. Skor yang tinggi
mengidentifikasikan individu memiliki political efficacy yang tinggi. Skor yang rendah mengidentifikasikan individu memiliki political efficacy yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
2. Peran Gender
Bem 1981 mengatakan gender merupakan karakteristik kepribadian,
seseorang yang dipengaruhi oleh peran gender yang dimilikinya dan dikelompokkan menjadi 4 klasifikasi yaitu maskulin, feminin, androgini dan
undifferentiated.
Dari hasil pengukuran Skala Peran Gender akan dibedakan antara tipe maskulin, feminin, androgini, serta yang undifferentiated. Untuk mengetahui
peran gender, subjek diukur dengan menggunakan Skala Peran Gender yang diadaptasi dan dimodifikasi dari Bem Sex Role Inventory BSRI. Skala ini terdiri
dari tiga komponen karakteristik peran gender, yaitu : a.
Karakteristik Maskulin b.
Karakteristik Feminin c.
Karakteristik Netral Subjek akan dikelompokkan ke dalam empat karakteristik peran gender
dengan melihat skor yang diperoleh subjek dalam masing-masing sub komponen maskulin dan komponen feminin. Lalu orientasi peran gender subjek akan
ditentukan dengan : 1.
Maskulin, jika skor maskulin tinggi dan skor feminin rendah 2.
Feminin, jika skor feminin tinggi dan skor maskulin rendah 3.
Androgini, jika skor maskulin dan feminin sama-sama tinggi 4.
Lainnya, Undifferentiated
Universitas Sumatera Utara
C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel
Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah objek, gejala
atau kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk siapa kenyataan- kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu hendak digeneralisasikan
Hadi, 2002. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah anggota partai
politik kota Medan. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan
populasi yang dijadikan sebagai subyek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel.
Menurut Hadi 2000 syarat utama agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan maka sebaiknya sampel penelitian harus benar-benar
mencerminkan keadaan populasinya atau dengan kata lain harus benar-benar representatif.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel atau sampling berarti mengambil suatu bagian dari populasi sebagai wakil representasi dari populasi itu. Sedangkan teknik
sampling adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai dan dengan
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan sifat-sifat serta penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar mewakili populasi Hadi, 2000.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability Incidental Sampling. Incidental Sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang mana tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel
dari populasi ini didasarkan pada ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan sampel sesuai dengan karakteristik tertentu Hadi, 2000. Alasan
peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel ini adalah karena dalam penelitian ini tidak dapat diketahui secara pasti berapa jumlah keseluruhan
anggota partai politik yang ada.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Skala berisi kumpulan pernyataan yang diajukan kepada responden untuk
diisi oleh responden. Ada dua buah skala yang digunakan yaitu Skala Political Efficacy dan Skala Peran Gender.
1. Skala Political efficacy
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur political efficacy adalah skala political efficacy yang dirancang dengan menggunakan komponen political
efficacy menurut Converse 1972 yaitu : a. Internal efficacy, mengacu pada keyakinan tentang kompetensi seseorang
untuk memahami dan berpartisipasi secara efektif dalam politik.
b. Eksternal efficacy, mengacu pada keyakinan tentang kemampuan
Universitas Sumatera Utara
merespon dari kekuasaan pemerintah dan institusi terhadap aspirasi masyarakat.
Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam butir pernyataan yang mengungkap political efficacy dalam diri individu. Skala ini disajikan dalam butir
pernyataan favorable dan unfavorable. Aitem yang favorable adalah aitem yang bersifat mendukung pernyataan, sedangkan aitem unfavorable bersifat
kebalikannya. Model skala yang digunakan adalah penskalaan model Likert yang dimodifikasi yang terdiri atas 89 aitem sebelum uji coba yang terdiri dari
pernyataan dengan empat alternatif jawaban, yaitu : Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Bobot penilaian untuk
pernyataan favorable yaitu : Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 2, Sangat Tidak Sesuai = 1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan
unfavorable yaitu : Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 3, Sangat Tidak Sesuai = 4.
Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Political Efficacy Sebelum Uji Coba
No. Komponen
Political Efficacy
Aitem Total
Favorable Unfavorable
1. Internal Efficacy
1, 2, 3, 5, 6, 8, 16, 17, 23, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 46,
52, 54, 63, 64, 65, 80, 81, 89
4, 7, 14, 15, 24, 27, 30, 33, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
53, 55, 66, 67, 68, 69, 75, 76, 77, 78, 79
50
2. Eksternal Efficacy
9, 11, 13, 18, 21, 22, 35, 37, 48, 49, 50, 56, 59, 60,
70, 71, 72, 73, 88 10, 12, 19, 20, 34, 36, 38,
47, 51, 57, 61, 62, 74, 82, 83, 84, 85, 86, 87.
39 Total 44
45 89
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Bobot Nilai Pernyataan Skala Political efficacy
Bentuk Pernyataan Skor
1 2
3 4
Favorable Sangat Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai Sangat
Sesuai
Unfavorable Sangat Sesuai
Sesuai Tidak
Sesuai Sangat Tidak
Sesuai
Skor pada masing-masing dimensi skala saling bebas satu sama lain. Skor pada masing-masing dimensi tidak berhubungan dengan skor pada
komponen lainnya dan hanya menggambarkan bagaimana skor pada komponen tersebut. Semakin tinggi skor yang dicapai seseorang dalam tiap komponen berarti
semakin tinggi pula political efficacy dalam diri individu. Skor yang tinggi menggambarkan individu yang memiliki efficacy tinggi dan sebaliknya skor yang
rendah menggambarkan individu dengan efficacy rendah.
2. Skala Peran Gender
Skala Peran Gender dalam penelitian ini diadaptasi dan dimodifikasi dari Bem
Sex Role Inventory BSRI. BSRI ini kemudian diadaptasikan kedalam Bahasa Indonesia karena subjek yang akan mengisi skala ini menggunakan bahasa
pengantar Indonesia. Penterjemahan dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan dalam menterjemahkan teks Bahasa Inggris ke dalam Bahasa
Indonesia. Hasil dari terjemahan tersebut kemudian diterjemahkan lagi ke dalam Bahasa Inggris untuk melihat apakah makna dari terjemahan tersebut berubah atau
tidak. Pertimbangan selanjutnya bahwa BSRI merupakan alat yang dikembangkan dalam budaya barat sehingga diperkirakan karakteristik yang diharapkan ada pada
perempuan dan laki-laki juga berbeda sesuai dengan budaya yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Skala Peran Gender ini terdiri dari 60 kata sifat dari BSRI yang disusun berdasarkan 3 faktor yaitu 20 karakteristik maskulin, feminin, dan netral yang
telah diartikan ke dalam Bahasa Indonesia. Dari ke-60 kata sifat tersebut, 20 diantaranya menunjukkan karakteristik maskulinitas, 20 diantaranya menunjukkan
karakteristik feminitas, 20 sisanya menunjukkan karakteristik yang tidak berkaitan dengan peran gender namun diharapkan oleh masyarakat untuk dimiliki oleh tiap
individu, seperti yang terlihat pada tabel 6 .
Tabel 6 . Distribusi Aitem-Aitem Skala Peran Gender Sebelum Uji Coba
No. Aspek Jumlah
Aitem
Nomor Aitem
1. Karakteristik Maskulin
20 1, 4, 7,10,13, 16, 19, 22, 25, 28, 31,
34, 37, 40, 43, 46, 49, 52, 55, 58. 2. Karakteristik
Feminin 20
2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59.
3. Karakteristik Netral
20 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33,
36, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60
Jumlah 60
Pada Skala
Peran Gender ini subjek diminta untuk memilih dari antara ke-
60 kata sifat tersebut yang sesuai dengan karakter dirinya, dengan memilih satu dari lima alternatif jawaban yang diberikan. Kelima alternatif jawaban tersebut
adalah 1 = Ciri tersebut tidak pernah ada pada diri subjek, 2 = Ciri yang jarang ada pada subjek, 3 = Ciri yang kadang-kadang ada pada subyek, 4 =
Ciri yang sering ada, dan 5 = Ciri yang selalu ada pada diri subjek. Skala
disajikan dalam bentuk pernyataan favorable pernyataan yang mendukung faktor yang ingin diukur.
Untuk lebih jelasnya, cara penilaian Skala Peran Gender yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Bobot Nilai Pernyataan Skala Peran Gender
1 2 3 4
5
Tidak pernah Jarang
Kadang-kadang Sering
Selalu
Individu dikatakan feminin jika ia memperoleh skor feminin secara signifikan lebih tinggi daripada skor maskulin. Jika skor maskulin lebih tinggi
daripada skor feminin maka individu tersebut disebut maskulin. Sementara jika skor feminin dan skor maskulinnya kira-kira sama atau seimbang, maka individu
disebut androgini, lainnya disebut sebagai kategori undifferentiated.
E. VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN UJI DAYA BEDA AITEM
Validitas alat ukur berarti sejauh mana tes itu mengukur apa yang ingin diukur, artinya derajat fungsi mengukurnya suatu tes atau derajat kecermatan
suatu tes Azwar, 2000. Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya Azwar, 2000.
1. Uji Validitas
Menurut Azwar 2000 validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat
ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan
tujuan pengukurannya.
Adapun dalam penelitian ini, konsep validitas yang hendak dicapai oleh alat ukur adalah validitas internal khususnya validitas isi melalui
analisa rasional terhadap isi alat ukur. Suryabrata 2008 menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir
Universitas Sumatera Utara
pertanyaan atau pernyataan, berdasarkan pendapat profesional profesional judgement. Validitas isi bertujuan mengungkap sejauhmana aitem-aitem
dalam alat ukur tersebut mencakup keseluruhan kawasan isi yang diukur. Selain itu, peneliti juga berupaya untuk memperkuat validitas tampang
face validity alat ukur seperti tampilan fisik alat ukur yang rapi dan bersih, penggunaan bahasa yang sederhana agar lebih mudah dipahami
oleh subjek penelitian.
2. Uji reliabilitas alat ukur
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas
ini ditunjukkan oleh konsistensi skor yang diperoleh subjek dengan
memakai alat yang sama Suryabrata, 2002.
Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan prosedur hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada
sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2000. Teknik yang digunakan
adalah teknik reliabilitas Alpha Cronbach. Alasan peneliti menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah karena dapat digunakan
apabila asumsi paralel tidak dapat dipenuhi. Asumsi paralel merupakan metode pembelahan aitem yang dibagi menjadi dua bagian dan paralel satu
dengan yang lain. Dalam melakukan pembelahan sama sehingga diharapkan belahan-belahan seimbang. Selain itu koefisien Alpha
Universitas Sumatera Utara
Cronbach merupakan teknik statistika yang fleksibel sehingga dapat
digunakan untuk berbagai jenis data Azwar, 2000.
Menurut Sekaran dalam Hardaningtyas, 2005 pada umumnya bila koefisien Alpha Cronbach 0,6 dapat dikatakan tingkat reliabilitasnya
kurang baik, sedangkan koefisien Alpha Cronbach 0,7 sampai 0,8 tingkat reliabilitasnya dapat diterima, dan akan sangat baik jika 0,8.
teknik yang digunakan adalah teknik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS versi 14 for windows.
3. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda butir pernyataan untuk melihat sejauh mana butir pernyataan mampu membedakan antara individu atau kelompok individu
yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis butir pernyataan ini adalah dengan memilih
butir-butir pernyataan yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih butir pernyataan yang
mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan Azwar, 1999.
Pengujian daya beda butir pernyataan ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap butir
pernyataan dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment.
Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi item total yang dikenal dengan indeks daya beda butir pernyataan Azwar, 2000. Uji
Universitas Sumatera Utara
daya beda butir pernyataan ini akan dilakukan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu skala political efficacy dan skala peran gender.
Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi item maka
koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00 Azwar, 2005. Batasan nilai indeks daya beda item dalam penelitian ini adalah 0,3, sehingga setiap item yang
memiliki harga kritik ≥ 0,3 sajalah yang akan digunakan dalam pengambilan data
yang sebenarnya.
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR
Uji coba terhadap kedua instrumen penelitian dilaksanakan pada 14 September 2009 sampai dengan 10 Oktober 2009. Uji coba dilakukan pada
anggota partai politik yang sesuai dengan karakteristik populasi penelitian yaitu sebanyak 100 orang.
1. Skala Political Efficacy
Untuk melihat daya beda aitem, dilakukan analisa uji coba dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS version 14,0 for Windows,
kemudian nilai Corrected Aitem Total Correlation yang diperoleh dibandingkan dengan Pearson Product Moment dengan interval
kepercayaan 95 yang memiliki harga kritik diatas 0,30. Karena menurut Azwar 1999, kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total,
biasanya digunakan batasan r
ix
≥ 0,30. Jumlah aitem yang diujicobakan adalah 89 aitem dan dari 89 aitem
diperoleh 50 aitem yang sahih dan 39 aitem yang gugur.
Universitas Sumatera Utara
Distribusi aitem yang sahih dari Skala Political Efficacy dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Distribusi Aitem-Aitem Skala Political Efficacy Sebelum Uji Coba
No. Komponen
Political Efficacy
Aitem Total
Favorable Unfavorable
1. Internal Efficacy
1, 2, 3, 5, 6, 8, 16, 17, 23, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 46,
52, 54, 63, 64, 65, 80, 81, 89
4, 7, 14, 15, 24, 27, 30, 33, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
53, 55, 66, 67, 68, 69, 75, 76, 77, 78, 79
50
2. Eksternal Efficacy
9, 11, 13, 18, 21, 22, 35, 37, 48, 49, 50, 56, 59, 60,
70, 71, 72, 73, 88 10, 12, 19, 20, 34, 36, 38,
47, 51, 57, 61, 62, 74, 82, 83, 84, 85, 86, 87.
39 Total 44
45 89
Keterangan: nomor yang dicetak tebal merupakan aitem yang gugur yang tidak diikutkan dalam pengolahan data
Tidak semua aitem yang sahih dipergunakan dalam penelitian ini, karena menurut Azwar 1999 apabila aitem yang memiliki indeks daya
diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan, maka dapat dipilih aitem-aitem
dengan daya diskriminasi tinggi. Jumlah aitem yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 25 dengan kisaran koefisien korelasi r
xx
= 0,318 sampai dengan r
xx
= 0,742 dan reliabilitas sebesar 0,916. Aitem-aitem yang sudah terpilih tersebut disusun kembali
letaknya sebagaimana tertera pada tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Aitem-Aitem Skala Political Efficacy Setelah Uji Coba
No. Komponen
Political Efficacy
Aitem Total
Favorable Unfavorable
1. Internal
Efficacy 1, 2, 4, 5, 7, 11, 12, 17,
23, 24 13, 14, 16, 19, 22, 25
16
2. Eksternal
Efficacy 15
3, 6, 8, 9, 10, 18, 20, 21 9
Total 11 14
25
Universitas Sumatera Utara
2. Skala Peran Gender Untuk melihat daya beda aitem, dilakukan analisa uji coba dengan
menggunakan aplikasi komputer SPSS version 15,0 for Windows, kemudian nilai Corrected Aitem Total Correlation yang diperoleh
dibandingkan dengan Pearson Product Moment dengan interval kepercayaan 95 yang memiliki harga kritik diatas 0,3. Karena menurut
Azwar 1999, kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan r
ix
≥ 0,30.
Jumlah aitem yang diujicobakan adalah 60 aitem dan dari 60 aitem diperoleh 25 aitem yang sahih dan 35 aitem yang gugur. 25 aitem inilah
yang akan digunakan dalam penelitian, dengan kisaran koefisien korelasi r
xx
= 0,350 sampai dengan r
xx
= 0,662 dan reliabilitas sebesar 0,904. Distribusi aitem yang sahih dari Skala Peran Gender dapat dilihat pada
tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Aitem-Aitem Skala Peran Gender Setelah Uji Coba
No. Aspek Aitem
Total
1. Karakteristik Maskulin
1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 28, 31, 34, 37, 40, 43, 46, 49, 52, 55, 58.
9 2. Karakteristik
Feminin
2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 29, 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59.
7 3. Karakteristik
Netral
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60
9
Jumlah 25
Keterangan: nomor yang dicetak tebal merupakan aitem yang gugur yang tidak diikutkan dalam pengolahan data
Universitas Sumatera Utara
Aitem-aitem yang sudah terpilih tersebut disusun kembali letaknya, sebagaimana tertera pada tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Aitem-Aitem Skala Peran Gender Untuk Penelitian
No. Aspek Aitem
Total
1. Karakteristik Maskulin
1, 5, 6, 8, 11, 13, 19, 22, 24 9
2. Karakteristik Feminin
4, 7, 9, 14, 15, 17, 20 7
3. Karakteristik Netral
2, 3, 10, 12, 16, 18, 21, 23, 25 9
Jumlah 25
G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Tahap Persiapan Penelitian
Dalam tahap persiapan ini, yang dilakukan oleh peneliti adalah: a.
Pembuatan alat ukur Pada tahap ini, alat ukur yang terdiri dari dari Skala Political Efficacy
dan Skala Peran Gender dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang telah diuraikan. Peneliti membuat 89 aitem untuk Skala Political
Efficacy dan 60 aitem untuk Skala Peran Gender. Skala Political Efficacy dibuat dalam bentuk buku yang terdiri dari empat alternatif
pilihan jawaban, dan Skala Peran Gender dibuat dalam bentuk buku yang terdiri dari lima alternatif pilihan jawaban, dimana dilembar awal
telah dilampirkan petunjuk pengisian dan disamping pernyataan telah disediakan tempat untuk menjawab sehingga memudahkan subjek
dalam memberikan jawaban. b.
Mencari informasi
Universitas Sumatera Utara
Sebelum peneliti melakukan pengambilan data, terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara pendahuluan dengan beberapa orang anggota
partai yang akan dijadikan subjek dalam penelitian. c.
Uji Coba Alat Ukur Uji coba Skala Political Efficacy dan Skala Peran Gender dilakukan di
dalam beberapa kantor sekretariat partai politik yang ada di kota Medan pada tanggal 14 September - 10 Oktober 2009. Uji coba
dilakukan dengan cara memberikan kedua skala tersebut langsung kepada subjek penelitian dan dengan memberikannya kepada pengurus
atau pegawai administrasi partai politik untuk kemudian diberikan kepada anggota partai berdasarkan faktor kebetulan dan kemudahan
dijumpai. Jumlah keseluruhan Skala Political Efficacy dan Skala Peran Gender yang dipersiapkan peneliti untuk uji coba alat ukur ini adalah
125 eksemplar. Jumlah Skala Political Efficacy dan Skala Peran Gender yang kembali dan kemudian diolah adalah 100 eksemplar.
d. Revisi Alat Ukur
Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur yang dilakukan pada 100 orang anggota partai politik kota medan, peneliti menguji daya beda
aitem dan reliabilitas Skala Political Efficacy dan Skala Peran Gender dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS versi 15 for
windows. Setelah diketahui aitem-aitem mana saja yang memenuhi validitas dan reliabilitasnya, peneliti mengambil aitem-aitem tersebut
untuk dijadikan Skala Political Efficacy dan Skala Peran Gender yang
Universitas Sumatera Utara
disusun dalam bentuk buku. Skala inilah yang digunakan peneliti dalam mengambil data untuk penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah alat ukur diujicobakan dan sudah direvisi, maka dilaksanakan penelitian dari tanggal 14 Oktober – 30 Oktober 2009. Sebelum
menyebarkan skala, peneliti mencari subjek penelitian yang sesuai dengan karakteristik sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Skala tersebut
langsung kepada subjek penelitian dan dengan memberikannya kepada pengurus atau pegawai administrasi partai politik untuk kemudian
diberikan kepada anggota partai berdasarkan faktor kebetulan dan kemudahan dijumpai. Jumlah keseluruhan Skala Political Efficacy dan
Skala Peran Gender yang dipersiapkan peneliti untuk pengambilan data penelitian ini adalah 180 eksemplar. Jumlah Skala Political Efficacy dan
Skala Peran Gender yang kembali dan kemudian diolah adalah 142 eksemplar.
3. Pengolahan Data Penelitian
Setelah diperoleh hasil skor political efficacy dan peran gender pada masing-masing subjek penelitian, maka pengolahan data dapat dilakukan,
dimana dalam pengolahan data peneliti menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 15 for windows.
Universitas Sumatera Utara
H. Metode Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik dengan bantuan komputerisasi program SPSS versi 15.0 for windows.
Pertimbangan yang mendasari dipakainya analisa statistik ini seperti dikemukakan oleh Hadi 2000 adalah dikarenakan :
1. Statistik bekerja dengan angka-angka.
2. Statistik bersifat objektif
3. Statistik bersifat universal dalam arti dapat digunakan hampir pada semua
bidang penelitian. Model analisa statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa varians Anova dengan menggunakan SPSS versi 15.0 for windows. Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
yang meliputi : a.
Uji Normalitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua
variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
bantuan SPSS versi 16.0 for windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika diperoleh p 0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dan sampel penelitian adalah homogen. Pengukuran homogenitas
dilakukan dengan metode Levene test melalui analisa varians
Universitas Sumatera Utara
Anova. Data dikatakan homogen jika perolehan nilai F
hitung
nilai F
tabel
dan nilai Levene test pada kolom sig. harus menunjukkan nilai 0,05.
Jika kedua uji asumsi di atas telah dipenuhi, data kemudian dianalisa kembali untuk menguji hipotesis penelitian melalui uji Anova menggunakan paket
SPSS version 15.0 for Windows. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5 dengan pengetesan dua ujungtwo-tailed Hadi,
2000.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian
dilanjutkan dengan hasil utama penelitian dan hasil tambahan penelitian.
A. ANALISA DATA
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Anggota Partai Politik Kota Medan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 142 orang yang telah memenuhi kriteria
sampel penelitian. Dari 142 orang subjek penelitian yang terpilih diperoleh gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama
bergabung dalam partai politik.
a. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Subjek dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, yaitu
pria dan wanita, dengan penyebaran data yang disajikan pada tabel 12. Tabel 12. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah N Persentase
Laki-laki 70 49.3
Perempuan 72 50.7
Total 142 100
Berdasarkan tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 72 orang subjek penelitian adalah perempuan 50.7, sedangkan selebihnya adalah laki-laki
yakni sebanyak 70 orang 49.3 .
Universitas Sumatera Utara