Provinsi Sumatera Barat

4.3 Provinsi Sumatera Barat

4.3.1 Kondisi Sistem

Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat sekitar 95% dipasok oleh P3B Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok pembangkit-pembangkit dalam sistem terisolasi di Pulau Mentawai.

Dari 2 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat, 1 sistem (Sistem Mentawai) berada dalam kondisi “Siaga” dan 1 sistem lainnya (Sis tem Sumbagsel) berada dalam kondisi “Defisit”.

Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sumatera Barat baru mencapai 69,37% dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai 6.017 permintaan atau sebesar 7,6 MVA.

Gambar 4.3 Kondisi Kelistrikan Provinsi Sumatera Barat

SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI SUMBAGSEL SUMBAGSEL

Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW Daya mampu

: 1.597,70 MW

Beban puncak

SISTEM MENTAWAI SISTEM MENTAWAI

Kapasitas terpasang : 3,19 MW Daya mampu

: 2,05 MW

Beban puncak

4.3.2 Neraca Daya

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera. Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.

Tabel 4.13 Neraca Daya Sistem Sumatera

Kebutuhan Aceh

1.942 2.176 Sumatera Utara

2.897 3.108 S2JB

2.437 2.649 Total Kebutuhan

8,1 8,1 Susut & Losses (T&D)

11,0 10,9 Susut Pemakaian Sendiri

2,0 2,0 Beban Puncak

4.816 5.202 Daya Terpasang

5.297 6.743 Daya Tambahan

1.552 1.764 Cadangan Daya

MW

MW

4.3.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan

Asumsi pertumbuhan penduduk tahun diperkirakan rata-rata 0.7% per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama diproyeksikan sebesar 5,1% per tahun, sehingga dengan asumsí tersebut permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% per tahun.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010- 2014 sebagai berikut:  Pembangkit tenaga listrik sebesar 507 MW (sekitar 11 MW diharapkan

dapat beroperasi pada tahun 2010)  Transmisi tenaga listrik 1.506 kms  Gardu induk 1.070 MVA  Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:

o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.850 unit o PLTS terpusat 15 kW 4 unit o PLTMH 2.040 kW o Gardu distribusi 1.320 unit (66.000 kVA) o Jaringan Tegangan Menengah 3.780 kms o Jaringan Tegangan Rendah 3.550 kms

Tabel 4.14

Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik

Provinsi Sumatera Barat

COD Keterangan

Pendek

Menengah/Panjang

PLTD MFO Sungai Penuh (sewa)

2010 PLN PLTM

5 MW

2010 IPP PLTM

Telun Berasap

6 MW

2011 IPP PLTM

Mangani

1,1 MW

2011 IPP PLTM

Kambahan

1,5 MW

2011 IPP PLTM

Tarusan

3 MW

2011 IPP PLTM

Bayang

6 MW

2011 IPP PLTM

Fatimah

1,4 MW

2011 IPP PLTM

Guntung

0,6 MW

2011 IPP PLTM

Sikarban

1,4 MW

2011 IPP PLTM

Lubuk Gadang

4 MW

2011 IPP PLTM

Sinamar

10 MW

2011 IPP PLTM

Sumpur

2 MW

2011 IPP PLTU

Gunung Tujuh

8 MW

2012 Perpres 71 PLTM

Sumbar (Sumbar Pesisir)

2x 112 MW

2012 IPP PLTM

Gumanti

10 MW

2012 IPP PLTP

Muara Sako

2,5 MW

Muara Laboh

2014 IPP JUMLAH

2x 110 MW

11,0 MW

496 MW

Total

MW

Tabel 4.15 Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Provinsi Sumatera Barat

NO. DARI

KE

TEGANGAN

PANJANG PROGRESS

5 2010 2 Padang Sidempuan

JUMLAH 275 kV

3 Maninjau

42 2010 4 Padang Luar

Padang Luar

2010 6 PLTU Sumbar Pesel

Sungai Penuh

Incomer (L.Alung - Maninjau)

52 2011 10 PLTP Kerinci

Teluk Kuantan

20 2011 11 PLTP Muara Labuh

Incomer (Bangko - Sungai Penuh)

JUMLAH 150 kV

Tabel 4.16 Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sumatera Barat

PROGRESS NO.

RASIO TRAFO

NEW/EXTENSION

Jumlah 275/150 kV

60 2009 4 Padang Panjang

3 Padang Luar

2010 7 Padang Luar

2010 10 PLTU Sumbar Pesel

2010 11 Sungai Penuh

30 20 2010 12 Simpang Empat

100 2010 15 Sungai Penuh

2011 16 PLTP Sungai Penuh

30 2011 18 Bungus Ext LB

New

2011 19 Kiliranjao Ext LB

2011 20 PLTP Kerinci

30 2012 22 Simpang Haru

Jumlah 150/20 kV

Tabel 4.17 Program Listrik Perdesaan Provinsi Sumatera Barat

2014 2014 2014 2014 PLTS 50 Wp Tersebar PLTS 50 Wp Tersebar

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN

7.550 7.550 7.600 7.600 PLTS Terpusat 15 kW PLTS Terpusat 15 kW

1 1 1 1 1 1 1 1 PLTMH (kW) PLTMH (kW)

Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA)

250/13.500 250/13.500 250/14.500 250/14.500 Pembangunan JTM (KMS) Pembangunan JTM (KMS)

850 850 Pembangunan JTR (KMS) Pembangunan JTR (KMS)

4.3.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi

Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.327,5 juta, dengan rinciannya adalah pembangkitan USD 940,1 juta, transmisi USD 158,2 juta, gardu induk USD 64,2 juta dan program EBT USD 165 juta.

Tabel 4.18 Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi Provinsi Sumatera Barat

2010 s.d 2014

Investasi (juta USD)

1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW)

940,1 2 Transmisi Tenaga Listrik (kms)

158,2 3 Gardu Induk (MVA)

64,2 4 Program EBT dan Jaringan - PLTS 50 Wp Tersebar

23,0 - PLTS Terpusat 15 kW

4 1,6 - PLTMH (kW)

13,2 - PLT Angin (kW)

- - Gardu Distribusi (Unit/kVA)

12,6 - JTM (kms)

77,5 - JTR (kms)

37,1 - PLTD (Unit/kW)