Upacara tradisi
4. Upacara tradisi
a. Upacara
Dalam Kam us Besar Bahasa lnadonesia (2001:1250) Upacara adalah rangkaian perbuatan atau tindakan terkait pada aturan-aturan tertentu menurut adat atau norma.
Upacara m erupakan wujud dari sistem sosial yang telah terbent uk dan tcrpola sedemikian rupa, sehingga telah menjadi keyakinan dan kepercayaan bahwa Upacara tersebut wajib dijalankan secara terus menerus (Frans Magnis Suseno, 1991: 45).
Upacara berart i m elakukan suatu perbuatan m enurut adat kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan m asyarakat, dalam rangka m emperingati peristiwa penting, sert a dalam Upacara tersebut dipakai do'a-do'a, gerak gerik
tangan dan badan. Berbagai perlengkapan upacara disesuaikan dengan keperluan. Alat-alat itu dapat berupa alat-alat sesaji, patung, bunyi-bunyian seperti gam elan, rebana tangan dan badan. Berbagai perlengkapan upacara disesuaikan dengan keperluan. Alat-alat itu dapat berupa alat-alat sesaji, patung, bunyi-bunyian seperti gam elan, rebana
Dalam pelaksanaan upacara dibedakan dalam beberapa bent uk, sepert i (1) upacara dalam lingkaran hidup seseorang sepert i ham il tujuh bulan, kelahiran, upacara potong ram but unt uk yang pertam a kali, upacara menyentuh tanah untuk yang pert ama kali, upacara menusuk telinga (bagi yang perempuan), sunat, perkawinan, khitanan, kemat ian dan setelah kemat ian; (2) upacara yang berhubungan dengan bersih desa serta pengerjaan atau penggarapan tanah pertanian setelah panen; (3) upacara yang berhubungan dengan hari-hari besar Islam seperti: maulid nabi, grebeg syuro, grebeg besar, dan lain-lain; (4) upacara pada saat tidak m enentu karena berkenaan dengan kejadian-kegadian tert entu, sepert i mem buat rumah, menolak bahaya atau ruwatan, kaul, dan sebagainya.
b. Tradisi
Menurut Kam us Bahasa Indonesia (2001:1208) tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek m oyang yang masih dijalankan oleh masyarakat) yang merupakan penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada m erupakan yang paling baik dan benar.
Van Peursen (1976:11) berpendapat bahwa tradisi merupakan pewarisan atau penerusan norma-norma, adat istiadat, kaidah-kaidah dan hart a benda. Pewarisan tersebut dilakukan agar norma-norma, adat istiadat, kaidah- kaidah yang telah dim iliki oleh nenek moyang akan terus bert ahan dan di warisi oleh generasi penerus.
Pengert ian lain dari tradisi adalah suatu budaya yang di dalam melaksanakan hak seseorang berdasarkan aturan-aturan yang pernah dilakukan
oleh generasi sebelum nya. Selanjutnya berkembang m enjadi tradisional yang berarti segala sesuatu seperti adat, kepercayaan, kebiasaan, dari ajaran yang turun temurun. Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1991 : 414) tradisi oleh generasi sebelum nya. Selanjutnya berkembang m enjadi tradisional yang berarti segala sesuatu seperti adat, kepercayaan, kebiasaan, dari ajaran yang turun temurun. Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1991 : 414) tradisi
Sidi Gazalba (1974 : 147) dalam tinjauannya m engenai tradisi dikatakan bahwa kehidupan kebudayaan berlaku dalam waktu kebudayaan mem pert ahankan diri dengan jalan tradisi yaitu pewarisan unsur-unsur kebudayaan dari suatu angkatan menuju angkatan berikutnya, karena sesuatu tidak dengan tiba-t iba unt uk m enjadi suatu kebudayaan. T anpa kehidupan kebudayaan itu akan selalu diakhiri dengan kemusnahan. Tradisi merupakan syarat kesinam bungan seluruh kehidupan, syarat bagi kesinam bungan seluruh kehidupan kebudayaan ada dalam wakt u yaitu bentuk masa lalu, masa kini, dan masa yang akan dart ang.
Dari berbagai pendapat mengenai tradisi di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi adalah suatu adat kebiasaan yang secara turun temurun diperoleh dari para pendahulunya atau nenek moyangnya.
c. Upacara Tradisi
Upacara tradisi dapat diartikan sebagai suatu bent uk kegiatan sosial dengan melibatkan warga masyarakat dalam usaham ya unt uk mencapai tujuan bersama dan merupakan bagian yang integral dari kehidupan masyarakat pendukungnya.
Upacara tradisi juga sebagai suatu perilaku atau rangkaian tindakan aktifitas m anusia yang didorong perasaan m anusia yang dihinggapi oleh suatu emosi keagamaan yang ditata oleh adat atau hukum atau peraturan yang pernah dilakukan oleh generasi sebelumnya dalam masyarakat dan berlangsung turun tem urun dari generasi kegenerasi sam pai sekarang.
Upacara tradisi biasanya berlangsung berulang-ulang baik setiap hari, setiap m usim, kadang-kadang tergant ung dari acaranya. Suatu ritus atau tradisi
biasanya terdiri suatu kom binasi yang m erangkaikan satu, dua atau beberapa tindakan, seperti: berdo'a, bersujud, bersesaji, berkorban, m akan bersama, menari dan menyanyi, berprosesi, berseni drama sici, bert apa, dan bersemedi.
T radisi yang berlangsung dalam m asyarakat ada yang di anggap berm akna religius oleh m asyarakat pendatangnya. Karena tindakan tersebut diwujudkan dalam upacara keagam aan yang bersifat keram at dalam-t ujuannya mencari hubungan dengan T uhan, Dewa atau dengan kekuatan gaib. Pada umumnya upacara tersebut m erupakan rangkaian lambang yang dapat berupa benda m ateri, kegiatan fisik, dan kejadian-kejadian tertent u. Oleh karena itu dalam mem pelajari berbagai ragam upacara orang dapat m eninjaunya melalui wujud lahiriahnya sert a penafsiran orang kenyataan dan para ahli kebudayaan yang terlibat dalam upacara.
Suatu tradisi biasanya selalu dihubungkan dengan sesuatu yang bersifat sakral atau mempunyai nilai sakral. Nilai sakral tersebut m erupakan salah satu fakt or yang mendorong generasi penerus untuk tetap m empert ahankan warisan leluhur tersebut. Bertahan tidaknya suatu tradisi tergant ung dari pendukungnya, apakah masyarakat pendukungnya m asih ingin menjaga melangsungan suatu tradisi tert entu m aka tradisi tersebut akan terus berlangsung sampai para pendukungnya mewariskan tradisi tersebut kepada generasi berikutnya, dem ikian seterusnya.
T radisi dapat bert ahan selama m ampu menyelaraskan diri sert a berm anfaat bagi kehidupan masyarakat. Suatu tradisi meskipun dipengaruhi berbagai situasi dan kondisi, keberadaannya dalam m asyarakat akan ditent ukan oleh m asyarakat pendukungnya itu sendiri selama tradisi tersebut disesuaikan dengan perkem bangan jam an.