Landasan Teori

5. Pembangunan Ekonomi Daerah

Menurut Arsyad (1999:108), Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) di dalam wilayah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah secara umum adalah :

1. Mendorong terciptanya pekerjaan yang berkualitas bagi penduduk, yaitu dengan mengupayakan peningkatan sumber daya manusia yang

commit to user

lebih berkualitas, sehingga mampu berperan dalam aktivitas yang lebih produktif dibanding dengan yang sudah dilakukan.

2. Berusaha menciptakan stabilitas ekonomi dengan cara menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan bagi pengembangan aktivitas ekonomi daerah yang meliputi: penyediaan lahan, tenaga kerja, pembiayaan dan bantuan teknis/ manajemen untuk mencegah timbulnya ketimpangan-ketimpangan yang dapat menghambat pembangunan.

3. Mengusahakan terciptanya basis diversifikasi aktivitas ekonomi yang luas, yang diharapkan dapat memperkecil resiko fluktuasi bisnis. Dengan adanya basis ekonomi yang kuat maka resiko fluktuasi ekonomi regional/wilayah dapat diperkecil.

4. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok, seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan.

5. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningktan perhatian atas nilai- nilai kultural dan kemanusiaan, yang semuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.

6. Perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap

commit to user

orang atau bangsa lain, namun terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka (Todaro, 2000:23-24).

Pembangunan ekonomi apabila dilihat dari sisi kegiatan ekonomi dan dari sudut penyebarannya adalah (Lincolin, 1999:107-108):

a. Daerah Homogen, yaitu daerah yang dianggap sebagai ruang di mana kegiatan ekonomi terjadi dan di dalam pelosok ruang terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan per kapita, sosial-budayanya, geografinya dan sebagainya.

b. Daerah Nodal, yaitu daerah yang dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi sehingga perbatasan daerah tersebut ditentukan oleh tempat-tempat di manapengaruh dari satu atau beberapa pusat kegiatan-kegiatan ekonomi digantikan dengan pengaruh dari pusat lainnya.

c. Daerah Perencanaan, yaitu daerah administrasi di mana dalam daerah yang bersangkutan juga merupakan suatu ekonomi ruang.

d. Yang berada dibawah suatu daerah administrasi tertentu, seperti propinsi, kabupaten, kota, dan sebagainya. Jadi pengertian daerah disini lebih ditunjukkan pada pembagian daerah administrasi suatu wilayah.

Ada beberapa teori yang dapat membantu untuk mengetahui arti penting pembangunan ekonomi daerah. Pada hakekatnya inti dari teori tersebut berkisar pada dua hal, yaitu: metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas faktor-faktor

commit to user

yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu (Lincolin, 1999).

a. Teori Ekonomi Neo-Klasik Teori ini memberikan dua konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah, yaitu keseimbangan (equilibrium) dan mobilitas faktor-faktor produksi. Artinya sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan alaimiahnya jika modal mengalir tanpa retriksi (pembatasan). Oleh karena itu, daerah akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju daerah yang berupah rendah (Lincolin, 1999:116).

b. Teori Basis Ekonomi Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah mempunyai hubungan dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri- industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja (Lincolin, 1999:116).

Strategi pembangunan daerah yang muncul yang didasarkan pada teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan kepada dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional. Implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut. Inti dari teori basis ekonomi ini adalah karena industri basis menghasilkan barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar daerah yang

commit to user

bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan pendapatan bagi daerah tersebut (Lincolin, 1999:141).

c. Teori Lokasi Para ekonom regional sering mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi. Perusahaan cenderung akan meminimumkan biayanya dengan cara memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya mendekati pasar. Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi terbaik adalah biaya termurah antara bahan baku dengan pasar. (Lincolin, 1999:116-117). Dari keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa lokasi sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pemilihan lokasi yang tepat mendekati pasar dapat meminimumkan biaya dan memaksimumkan peluang.

d. Teori Tempat Sentral Tempat sentral merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori ini dapat diterapkan pada pembangunan ekonomi daerah, baik itu di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan (Lincolin, 1999:117).

e. Teori Kausasi Kumulatif Kondisi daerah-daerah sekitar kota yang semakin buruk menunjukkan konsep dasar teori ini. Kekuatan-kekuatan pasar cenderung memperparah kesenjangan antara daerah-daerah tersebut. Daerah yang maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daerah-daerah lainnya. (Lincolin, 1999:117-118).

commit to user

f. Model Daya Tarik Teori daya tarik industri adalah model pembangunan ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi yang mendasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif (Lincolin, 1999:118).

6. Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.

Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui 3 pendekatan, yaitu :

1. Pendekatan Produksi Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari semua sektor produksi. Besarnya nilai produksi (angka-angka PDB) diperoleh dari nilai tambah (value added) dari

commit to user

berbagai jenis barang dan jasa. diklasifikasikan menjadi sembilan sektor, terbagi menjadi 3 kelompok besar : 1.Sektor Primer 2.Sektor Sekunder 3.Sektor Tersier

Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs = OPs – Ips, sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB = VAsp + VAss + Vast

2. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari unit/komponen-komponen ekonomi, yaitu: Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto =I Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) =G Expor – Impor =( X – M )

Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional, di formulasikan dalam persamaan sbb: PDB = C + I + G + ( X – M)

3. Pendekatan Pendapatan Diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa bruto (blm dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan.

PDB = sewa + upah + bunga + laba

Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha. Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena

commit to user

dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.

7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan indikator utama yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (BPS, Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010). Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah/propinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga yang berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomis. Sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun.

commit to user