Teknik Analisis Data

D. Teknik Analisis Data

1. Kontribusi Sektoral

Salah satu indikator menilai terjadinya perubahan struktur perekonomian di suatu wilayah dari tahun ke tahun adalah dengan melihat pergeseran kontribusi tiap-tiap sektor ekonomi. Adanya penurunan kontribusi dari sektor primer dan meningkatnya kontribusi sektor sekunder dan tersier merupakan salah satu ukuran bahwa telah terjadi transformasi dalam perekonomian di suatu daerah. Potensi berbagai sektor ekonomi pembentuk PDRB dari sisi kontribusi atau sumbangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Lincolin, 1999:236) :

Distribusi Persentase =

x100%

Dimana : V i adalah nilai PDRB sektor i

2. Analisis Shift Share (SS)

Analisis Shift Share (SS) ini dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943) dan dipakai sebagai suatu alat analisis pada permulaam tahun 1960an oleh Asbhi (1964) sampai sekarang teknik ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah atau daerah seperti kesempatan kerja, nilai tambah pendapatan jangka waktu tertentu dalam hal ini akan dipengaruhi pertumbuhan propinsi (N), bauran industri atau industri mix (M) dan keunggulan kompetitif (C). Pengaruh terhadap pertumbuhan propinsi disebut pengaruh pangsa pasar, pengaruh bauran industri disebut proporsional shift, sedangkan pengaruh keunggulan

commit to user

kompetitif disebut regional share atau differensial shift, sehingga analisa ini disebut analisa shift share (Soepomo, 1993 :43-45).

Analisis shift share (SS) adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut, analisis ini menggunakan 3 informasi dasar yang yang berhubungan satu sama lain yaitu (widodo; 2006:112) :

1) Pertumbuhan ekonomi referensi yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian daerah. Pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional akan berpengaruh positif terhadap perekonomian daerah apabila pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional bernilai positif. Adapun formula dari pertumbuhan ekonomi referensi adalah sebagai berikut:

N ij =E ij xr n

2) Pergeseran proporsional (proportional shift) menunjukkan perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama di referensi propinsi atau nasional. Pergeseran proporsional ini disebut juga pengaruh bauran industri (industry mix).

commit to user

M ij =E ij (r in -r n )

M ij = Merupakan pengaruh industri atau Industry Mix yang selanjutnya disebut proporsional shift dimana apabila Mij mempunyai tanda (+) berarti bahwa variabel yang dianalisis mempunyai tingkat pertumbuhan lebih cepat dari pertumbuhan keseluruhan (rin > rn) demikian sebaliknya apabila mempunyai tanda negatif (-) maupun nol.

3) Pergeseran diferensial (differential shift) memberikan informasi dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan referensi.

C ij =E ij (r ij -r in )

C ij = Merupakan keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j (propinsi) atau disebut sebagai differential shift atau regional shift . Apabila bertanda positif (+) berarti bahwa sektor i mempunyai kecepatan untuk tumbuh dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat nasional (rij > rin). Sehingga formula yang digunakan untuk dampak riil pertumbuhan ekonomi daerah adalah sebagai berikut:

commit to user

D ij =N ij +M ij +C ij

Keterangan :

E ij : nilai tambah atau PDRB dari sektor i di provinsi j

r ij : laju pertumbuhan PDRB sektor i di provinsi j

r in : laju pertumbuhan PDB sektor i di Indonesia

r n : laju pertumbuhan PDB di Indonesia

3. Tipologi Klassen

Alat analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen) digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah. Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high growth but low income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income ) (Kuncoro dan Aswandi, 2002: 27-45) dan (Radianto, 2003: 479-499). Analisis ini mendasarkan pengelompokan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah. Dengan menggunakan analisis tipologi klassen, suatu sektor dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu :

1) Sektor prima apabila sektor ekonomi tersebut pertumbuhannya relatif

commit to user

lebih cepat dan sektor tersebut juga memiliki kontribusi yang relatif besar dibandingkan dengan sektor ekonomi daerah referensi.

2) Sektor potensial apabila sektor ekonomi tersebut pertumbuhannya relatif lebih lambat dan sektor tersebut memiliki kontribusi yang relatif besar dibandingkan dengan sektor ekonomi daerah referensi.

3) Sektor berkembang apabila sektor ekonomi tersebut pertumbuhannya relatif lebih cepat dan sektor tersebut memiliki kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan sektor ekonomi daerah referensi

4) Sektor relatif tertinggal apabila sektor ekonomi tersebut pertumbuhannya relatif lebih lambat dan sektor tersebut jugamemiliki kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan sektor ekonomi daerah referensi

Tabel 3.1 Dibawah ini menunjukkan klasifikasi wilayah

menurut Tipologi Klassen:

Keterangan: Y sektor = Nilai sektor i Y PDRB = Rata - rata PDRB r sektor = Pertumbuhan sektor i

r PDRB = Rata-rata pertumbuhan PDRB

Rerata kontribusi sektoral

Rerata laju Pertumbuhan sektoral

Y sektor ≥Y PDRB Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB Daerah Cepat Maju Dan Cepat Tumbuh/

Sektor Prima

Daerah Maju Tapi Tertekan / Sektor Berkembang

r sektor <r PDRB Daerah Berkembang

Cepat / Sektor Potensial

Daerah Relatif Tertinggal/ Sektor Relatif Tertinggal

commit to user

4. Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis model rasio pertumbuhan dilakukan dengan jalan membandingkan nilai- nilai pertumbuhan dengan baik dalam skala lebih kecil (daerah) maupun skala yang lebih besar (propinsi). Keduanya menunjukkan rasio pertumbuhan (lebih besar, lebih kecil atau sama dengan bukan berupa besar nilai (Prasetyo, 2008). Pada analisis model rasio pertumbuhan dikenal dua macam perhitungan yaitu rasio pertumbuhan untuk wilayah studi daerah atau daerah dan rasio pertumbuha wilayah referensi atau propinsi, dengan mengkonversikan keduanya akan diperoleh deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial di wilayah studi maupun di wilayah referensi. Pada hasil perhitungan apabila nilai riilnya > 1 maka nilai nominalnya positif (+) sedangkan bila nilai riilnya < 1 maka nilai nominalnya minus (-). Perhitungan untuk keduanya adalah sebagai berikut (Prasetyo, 2008):

RPr =

RPs =

= Perubahan PDB sektor i di wilayah nasional = Perubahan PDRB sektor i di wilayah provinsi

= Jumlah Perubahan PDB di wilayah nasional Eir = PDB sektor i di wilayah nasional Eij = PDRB sektor i di wilayah provinsi

commit to user

Interpretasi :

a. Klasifikasi 1, apabila nilai (+) dan (+) maka kegiatan sektor i mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (nasional) maupun wilayah studi (provinsi).

b. Klasifikasi 2, apabila (+) dan (-) maka kegiatan sektor i di wilayah referensi (nasional) pertumbuhannya cukup signifikan namun di wilayah studi (provinsi) kurang signifikan.

c. Klaifikasi 3, apabila (-) dan (+) maka kegiatan sektor i di wilayah referensi (nasional) kurang signifikan namun di wilayah studi (provinsi) cukup signifikan.

d. Klasifikasi 4, apabila (-) dn (-) maka wilayah referensi maupun studi pertumbuhannya kurang signifikan.

commit to user