HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Kontribusi Sektoral
Analisis pada penelitian ini akan membahas mengenai PDRB Provinsi di Indonesia berdasarkan harga konstan pada tahun 2004-2009.
1.1 Provinsi Aceh
Tabel 4.1. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Aceh atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 22,6%; 21%; 14%; 0,2%; 5,3%; 15,6%; 5,5%; 1,4% dan 14,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Aceh adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,
perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa. Tabel 4.1. Kontribusi Sektoral Provinsi Aceh Atas Dasar Harga Konstan
2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
22.6% 2. Pertambangan &Penggalian
30.4% 26.2% 25.1% 20.3% 15.6% 8.7% 21.0% 3. Industri Pengolahan
18.3% 15.9% 13.6% 12.5% 12.1% 11.8% 14.0% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
6.9% 5.3% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
12.0% 14.3% 15.1% 15.7% 17.4% 19.3% 15.6% 7. Pengangkutan &Komunikasi
7.1% 5.5% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.2 Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.2. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 24,5%; 1,2%; 23,6%; 0,8%; 6,4%; 18,3%; 8,9%; 6,6% dan 9,7%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sumatera Utara adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4.2. Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
2. Pertambangan & Penggalian
3. Industri Pengolahan
24.4% 24.2% 24.1% 23.7% 22.9% 22.4% 23.6%
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.3 Provinsi Sumatera Barat
Tabel 4.3. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sumatera Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing- masing sebesar 24,6%; 3,2%; 12,9%; 1,2%; 5,0%; 18,3%; 13,5%; 5,1% dan 16,4%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sumatera Barat adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa.
Tabel 4.3. Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
3.1% 3.1% 3.2% 3. Industri Pengolahan 13.2% 13.1% 12.9% 12.8% 12.8% 12.7%
12.9% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
5.0% 5.0% 5.0% 6. Perdagangan, Hotel
12.4% 12.9% 13.4% 13.8% 14.1% 14.3% 13.5% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.4 Provinsi Riau
Tabel 4.4. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Riau atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 16,9%; 53,3%; 10,5%; 0,2%; 3,0%; 7,7%; 2,7%; 1,1% dan 4,5%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Riau adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian.
Tabel 4.4. Kontribusi Sektoral Provinsi Riau Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
56.3% 55.4% 54.2% 52.3% 51.5% 50.0% 53.3% 3. Industri Pengolahan
10.0% 10.1% 10.2% 10.7% 10.9% 11.1% 10.5% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
3.3% 3.4% 3.0% 6. Perdagangan, Hotel
2.8% 3.0% 2.7% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.5 Provinsi Jambi
Tabel 4.5. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 30,8%; 11,9%; 13,7%; 0,8%; 4,4%; 17,0%; 8,0%; 4,3% dan 9,0%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jambi adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4.5. Kontribusi Sektoral Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
30.8% 2. Pertambangan & Penggalian
13.2% 12.6% 11.0% 11.3% 12.1% 11.5% 11.9% 3. Industri Pengolahan
14.2% 14.0% 13.8% 13.6% 13.5% 13.1% 13.7% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
4.7% 4.8% 4.4% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
16.5% 17.0% 17.4% 17.3% 16.8% 17.0% 17.0% 7. Pengangkutan & Komunikasi
7.8% 7.8% 8.0% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.6 Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 4.6. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sumatera Selatan atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 19,8%; 25,2%; 17,6%; 0,5%; 7,4%; 13,4%; 4,5%; 3,9% dan 7,6%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan
Tabel 4.6. Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
&Penggalian 28.0% 26.9% 25.6% 24.3% 23.5% 22.9% 25.2% 3. Industri Pengolahan
17.8% 17.7% 17.8% 17.7% 17.5% 17.1% 17.6% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
7.6% 7.8% 7.4% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
12.6% 13.0% 13.3% 13.7% 13.9% 13.8% 13.4% 7. Pengangkutan & Komunikasi
3.8% 4.0% 4.2% 4.6%
5.0% 5.4% 4.5% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.7 Provinsi Bengkulu
Tabel 4.7. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 39,4%; 3,6%; 4,1%; 0,4%; 2,9%; 20,2%; 8,4%; 4,6% dan 16,2%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Bengkulu adalah sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4.7. Kontribusi Sektoral Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
3.5% 5.2% 3.6% 3. Industri Pengolahan
4.1% 4.1% 4.1% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
3.0% 3.0% 2.9% 6. Perdagangan, Hotel
& Restoran 20.4% 20.1% 20.3% 20.4% 20.3% 19.9% 20.2% 7. Pengangkutan &Komunikasi
8.2% 8.0% 8.4% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.8 Provinsi Lampung
Tabel 4.8. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Lampung atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 42,0%; 2,7%; 13,3%; 0,4%; 5,0%; 15,7%; 6,2%; 7,1% dan 7,7%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Lampung adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4. 8. Kontribusi Sektoral Provinsi Lampung Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
42.0% 2. Pertambangan &Penggalian
3.6%
3.0%
2.8% 2.5% 2.4% 2.0% 2.7% 3. Industri Pengolahan 13.2% 13.2% 13.2% 13.2% 13.4% 13.5%
13.3% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
5.0% 4.9% 4.9% 4.9% 5.0% 6. Perdagangan, Hotel
& Restoran 15.5% 15.7% 15.7% 15.5% 15.7% 16.0% 15.7% 7. Pengangkutan & Komunikasi
5.9%
6.0%
6.0% 6.1% 6.3% 6.7% 6.2% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.9 Provinsi Kep. Bangka Belitung
Tabel 4.9. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kep. Bangka Belitung atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing- masing sebesar 22,6%; 16,4%; 22,3%; 0,5%; 5,8%; 19,2%; 3,3%; 3,4% dan 6,4%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kep. Bangka Belitung adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4.9. Kontribusi Sektoral Provinsi Kep. Bangka Belitung Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
& Penggalian 18.7% 17.3% 16.6% 15.9% 15.0% 14.7% 16.4% 3. Industri Pengolahan
21.9% 22.4% 22.5% 22.7% 22.4% 22.2% 22.3% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
6.2% 6.5% 5.8% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
3.5% 3.6% 3.3% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.10 Provinsi Kepulauan Riau
Tabel 4.10. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kepulauan Riau atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 4,7%; 6,3%; 52,3%; 0,4%; 3,3%; 22,3%; 4,0%; 4,5% dan 2,1%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kepulauan Riau adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4.10. Kontribusi Sektoral Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
4.6% 4.5% 4.7% 2. Pertambangan & Penggalian
7.4% 6.9% 6.6%
6.1%
5.6% 5.4% 6.3% 3. Industri Pengolahan
52.6% 53.1% 53.1% 52.5% 51.5% 50.9% 52.3% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
4.1% 4.5% 3.3% 6. Perdagangan, Hotel
& Restoran 22.3% 22.3% 22.1% 22.2% 22.4% 22.5% 22.3% 7. Pengangkutan
4.4% 4.5% 4.0% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.11 Provinsi DKI Jakarta
Tabel 4.11. menjelaskan. rata-rata distribusi PDRB Provinsi DKI Jakarta atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 0,1%; 0,3%; 16,9%; 0,7%; 10,1%; 21,6%; 9,0%; 29,9% dan 11,6%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi DKI Jakarta adalah sektor industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, real estate dan jasa-jasa.
Tabel 4.11. Kontribusi Sektoral Provinsi DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
0.1% 0.1% 0.1% 2. Pertambangan & Penggalian
0.3% 0.3% 0.3% 3. Industri Pengolahan
17.5% 17.3% 17.2% 16.9% 16.5% 15.7% 16.9% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
9.9% 10.0% 10.1% 10.2% 10.3% 10.1% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
8.5% 9.2% 10.0% 11.0% 9.0% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan 31.3% 30.8% 30.2% 29.6% 29.0% 28.7% 29.9% 9. Jasa-jasa
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.12 Provinsi Jawa Barat
Tabel 4.12. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Jawa Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 13,7%; 2,7%; 44,0%; 2,2%; 3,2%; 19,9%; 4,3%; 3,1% dan 6,8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jawa Barat adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4.12. Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
13.7% 2. Pertambangan &Penggalian
3.4%
2.9% 2.7% 2.4% 2.4%
2.4% 2.7% 3. Industri Pengolahan
42.2% 43.4% 44.4% 44.8% 45.9% 43.3% 44.0% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
3.4% 3.2% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
19.8% 19.5% 19.7% 20.0% 19.6% 20.7% 19.9% 7. Pengangkutan & Komunikasi
4.5%
4.3% 4.3% 4.5% 4.2%
4.4% 4.3% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.13 Provinsi Jawa Tengah
Tabel 4.13. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Jawa Tengah atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 20,2%; 1,1%; 32,3%; 0,8%; 5,7%; 21,1%; 5,0%; 3,6% dan 10,1%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jawa Tengah adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.13. Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
20.2% 2. Pertambangan & Penggalian
1.0% 1.0% 1.1%
1.1%
1.1% 1.1% 1.1% 3. Industri Pengolahan
32.4% 32.2% 32.0% 32.0% 32.9% 32.5% 32.3% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
5.7% 5.8% 5.7% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
20.9% 21.0% 21.1% 21.3% 21.0% 21.4% 21.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi
4.8% 4.9% 4.9%
5.1%
5.1% 5.2% 5.0% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.14 Provinsi DI Yogyakarta
Tabel 4.14. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi DI Yogyakarta atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing- masing sebesar 18,6%; 0,7%; 14,0%; 0,9%; 9,0%; 20,5%; 10,2%; 9,3% dan 16,9%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi DI Yogyakarta adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.14. Kontribusi Sektoral Provinsi DI Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
18.6% 2. Pertambangan & Penggalian
0.7% 0.7%
0.7% 0.8% 0.7%
0.7% 0.7% 3. Industri Pengolahan 14.9% 14.6% 14.1% 13.8% 13.3% 13.0%
14.0% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
9.6% 9.0% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
20.3% 20.4% 20.4% 20.5% 20.5% 20.7% 20.5% 7. Pengangkutan
& Komunikasi 9.8% 9.9% 10.0% 10.3% 10.5% 10.6% 10.2% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.15 Provinsi Jawa Timur
Tabel 4.15. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 16,8%; 2,1%; 26,9%; 1,6%; 3,3%; 29,6%; 6,1%; 5,1% dan 8,5%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jawa Timur adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran .
Tabel 4.15. Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
2.1% 2.2% 2.2% 2.1% 3. Industri Pengolahan 27.9% 27.6% 26.8% 26.5% 26.5% 26.0%
26.9% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
3.2% 3.2% 3.2% 3.3% 6. Perdagangan, Hotel
& Restoran 28.2% 29.1% 30.1% 30.8% 29.8% 29.9% 29.6% 7. Pengangkutan & Komunikasi
5.7% 5.7% 5.7%
5.8% 6.6% 7.1% 6.1% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.16 Provinsi Banten
Tabel 4.16. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Banten atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 8,1%; 0,1%; 50,7%; 4,0%; 2,7%; 18,4%; 8,4%; 3,2% dan 4,4%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Banten adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4.16. Kontribusi Sektoral Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
7.3% 7.3% 8.1% 2. Pertambangan & Penggalian
0.1% 0.1% 0.1% 3. Industri Pengolahan 50.6% 49.9% 49.8% 48.4% 53.3% 52.1%
50.7% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
2.5% 2.6% 2.7% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
17.9% 18.4% 18.7% 19.7% 17.8% 18.1% 18.4% 7. Pengangkutan & Komunikasi
7.8% 8.2% 8.4% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.17 Provinsi Bali
Tabel 4.17. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 21,3%; 0,6%; 9,8%; 1,5%; 3,9%; 31,1%; 10,7%; 7,3% dan 13,8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Bali adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.17. Kontribusi Sektoral Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha Kontribusi Sektoral
21.3% 2. Pertambangan & Penggalian
0.6% 0.6% 3. Industri Pengolahan
9.7% 10.1% 10.1% 9.8% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
3.9% 3.9% 6. Perdagangan, Hotel
& Restoran 30.6% 30.8% 30.8% 31.3% 31.4% 31.7%
31.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi
10.3% 10.4% 10.5% 11.0% 11.1% 11.1% 10.7% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.18 Provinsi Kalimantan Barat
Tabel 4.18. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 25,4%; 1,4%; 18,7%; 0,4%; 7,9%; 22,8%; 7,4%; 5,1% dan 10,8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Barat adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.18. Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
25.4% 2. Pertambangan & Penggalian
1.7% 1.4% 3. Industri Pengolahan 20.1% 19.4% 18.9% 18.4% 18.0% 17.3%
18.7% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
8.2% 7.9% 6. Perdagangan, Hotel
& Restoran 23.6% 23.8% 23.7% 23.5% 21.3% 21.2% 22.8% 7. Pengangkutan & Komunikasi
8.8% 7.4% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.19 Provinsi Kalimantan Tengah
commit to user
Tabel 4.19. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kalimantan Tengah atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 35,6%; 7,5%; 8,4%; 0,5%; 5,0%; 17,8%; 7,9%; 4,8% dan 12,5%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.19. Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
35.6% 2. Pertambangan &Penggalian
8.7% 9.2% 7.5% 3. Industri Pengolahan
8.1% 8.0% 8.4% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
5.4% 5.6% 5.0% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
8.6% 8.1% 7.9% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.20 Provinsi Kalimantan Selatan
commit to user
Tabel 4.20. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kalimantan Selatan atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 22,6%; 21%; 14%; 0,2%; 5,3%; 15,6%; 5,5%; 1,4% dan 14,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.20. Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
& Penggalian 21.0% 21.6% 22.1% 21.9% 22.1% 21.8% 21.8% 3. Industri Pengolahan 13.6% 12.7% 11.9% 11.6% 11.2% 10.9%
12.0% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
5.5% 5.4% 6. Perdagangan, Hotel
& Restoran 15.0% 14.9% 15.0% 15.0% 15.2% 15.2% 15.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi
8.7% 8.5% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.21 Provinsi Kalimantan Timur
commit to user
Tabel 4.21. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kalimantan Timur atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 6,7%; 38,8%; 33,8%; 0,3%; 3,3%; 7,7%; 4,9%; 2,6% dan
1,9%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur adalah sektor pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan.
Tabel 4.21. Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
6.8% 6.6% 6.6% 6.7% 2. Pertambangan &Penggalian
37.6% 38.1% 38.6% 39.0% 39.3% 40.1% 38.8% 3. Industri Pengolahan 37.6% 36.3% 34.4% 32.5% 32.0% 30.1%
33.8% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
3.4% 3.5% 3.8% 3.3% 6. Perdagangan, Hotel
& Restoran
6.7% 7.0% 7.7%
8.3% 8.2% 8.4% 7.7% 7. Pengangkutan & Komunikasi
4.1% 4.5% 4.8%
5.1% 5.3% 5.6% 4.9% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.22 Provinsi Sulawesi Utara
commit to user
Tabel 4.22. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Utara atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 20,9%; 5,3%; 7,8%; 0,8%; 15,9%; 15,0%; 11,9%; 6,5% dan 15,9%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Utara adalah sektor pertanian, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.22. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
20.9% 2. Pertambangan &Penggalian
5.5% 5.2%
5.2% 5.3%
5.4% 5.2% 5.3% 3. Industri Pengolahan
7.9% 7.7%
7.9% 7.9%
7.8% 7.7% 7.8% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
15.6% 15.6% 15.8% 15.9% 16.4% 16.1% 15.9% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
14.3% 14.6% 14.8% 15.0% 15.4% 16.1% 15.0% 7. Pengangkutan &Komunikasi
11.2% 11.7% 11.7% 11.6% 12.0% 13.0% 11.9% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.23 Provinsi Sulawesi Tengah
commit to user
Tabel 4.23. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Tengah atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 43,3%; 2,8%; 6,6%; 0,8%; 6,5%; 12,8%; 7,1%; 4,6% dan 15,5%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.23. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
3.6% 3.5% 2.8% 3. Industri Pengolahan
6.9%
6.7% 6.5% 6.5%
6.4% 6.5% 6.6% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6.7% 6.7% 6.5% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
12.6% 12.7% 12.9% 12.9% 12.8% 12.9% 12.8% 7. Pengangkutan & Komunikasi
6.6%
6.7% 7.0% 7.1%
7.4% 7.6% 7.1% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.24 Provinsi Sulawesi Selatan
commit to user
Tabel 4.24. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Selatan atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 29,9 %; 9,6 %; 13,9 %; 1,0 %; 4,9 %; 15,3 %; 7,9 %; 6,2 % dan 11,3 %. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.24. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha Kontribusi Sektoral
29.9% 2. Pertambangan & Penggalian
10.1% 10.0% 10.0% 10.1% 9.1% 8.1% 9.6% 3. Industri Pengolahan
13.9% 14.0% 14.1% 13.9% 14.0% 13.7% 13.9% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
5.2% 5.6% 4.9% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
8.2% 8.5% 7.9% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.25 Provinsi Sulawesi Tenggara
commit to user
Tabel 4.25. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 35,7%; 5,4%; 8,2%; 0,7%; 8,0%; 15,6%; 7,8%; 5,4% dan 13,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4. 25. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Tenggara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
35.7% 2. Pertambangan & Penggalian
5.6% 5.7% 5.0%
5.8%
5.2% 5.1% 5.4% 3. Industri Pengolahan
7.5% 7.2% 8.8%
9.0%
8.9% 8.0% 8.2% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
8.1% 8.5% 8.0% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
15.3% 15.5% 15.1% 15.3% 15.8% 16.8% 15.6% 7. Pengangkutan & Komunikasi
7.3% 7.5% 7.6%
7.4%
7.9% 8.8% 7.8% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.26 Provinsi Gorontalo
commit to user
Tabel 4.26. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Gorontalo atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 30,4 %; 1,0%; 8,6 %; 0,6 %; 7,8 %; 13,9 %; 10,2 %; 8,7 % dan 18,8 %. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Gorontalo adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa.
Tabel 4.26. Kontribusi Sektoral Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
30.4% 2. Pertambangan & Penggalian
0.9%
0.9% 1.0%
1.0% 1.0% 1.1% 1.0% 3. Industri Pengolahan
9.7%
9.5% 8.3%
8.2% 8.0% 7.7% 8.6% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
7.9% 8.1% 8.6% 7.8% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
14.2% 13.9% 13.8% 13.8% 13.6% 13.8% 13.9% 7. Pengangkutan
& Komunikasi 9.9% 10.1% 10.3% 10.3% 10.3% 10.4% 10.2% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.27 Provinsi Sulawesi Barat
commit to user
Tabel 4.27. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 51,7 %; 0,7 %; 7,9 %; 0,4 %; 3,8 %; 12,7 %; 2,9 %; 5,6 % dan 14,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Barat adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.27. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
51.7% 2. Pertambangan & Penggalian
0.6%
0.5% 0.5% 0.6%
0.9% 1.0% 0.7% 3. Industri Pengolahan
7.4%
7.8% 7.8% 7.8%
8.3% 8.5% 7.9% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
5.2% 5.4% 3.8% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
12.1% 13.0% 12.9% 13.1% 12.5% 12.5% 12.7% 7. Pengangkutan &Komunikasi
2.6%
2.7% 2.8% 3.0%
3.0% 3.2% 2.9% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat
commit to user
Tabel 4.28. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi NTB atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 25,2 %; 26,2 %; 4,6 %; 0,3 %; 7,0 %; 14,1 %; 7,5 %; 4,9 % dan 10,1 %. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi NTB adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.28. Kontribusi Sektoral Provinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
25.2% 2. Pertambangan & Penggalian
29.3% 27.7% 26.1% 25.6% 22.6% 26.0% 26.2% 3. Industri Pengolahan
4.3% 4.5% 4.5%
4.7% 5.0% 4.8% 4.6% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
7.0% 7.4% 7.7% 7.0% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
12.9% 13.5% 14.2% 14.6% 15.1% 14.6% 14.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi
6.9% 7.3% 7.6%
7.8% 7.9% 7.5% 7.5% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur
commit to user
Tabel 4.29. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi NTT atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 40,3%; 1,3%; 1,6%; 0,4%; 6,6%; 16,3%; 7,0%; 3,3% dan 23,2%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi NTT adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.29. Kontribusi Sektoral Provinsi NTT Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
40.3% 2. Pertambangan & Penggalian
1.3% 1.3% 3. Industri Pengolahan
1.5% 1.6% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
6.3% 6.6% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
16.0% 16.2% 16.3% 16.3% 16.4% 16.6% 16.3% 7. Pengangkutan & Komunikasi
7.4% 7.0% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.30 Provinsi Maluku
commit to user
Tabel 4.30. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Maluku atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 32,7%; 0,8%; 4,8%; 0,5%; 1,3%; 25,2%; 10,3%; 5,5% dan 18,8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Maluku adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa.
Tabel 4.30. Kontribusi Sektoral Provinsi Maluku Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
32.7% 2. Pertambangan & Penggalian
0.8%
0.8% 0.8% 0.7%
0.7% 0.7% 0.8% 3. Industri Pengolahan
4.7%
4.7% 4.7% 5.0%
5.0% 5.0% 4.8% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
1.3% 1.3% 1.3% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
24.4% 24.6% 25.1% 25.4% 25.7% 25.8% 25.2% 7. Pengangkutan & Komunikasi
9.3%
9.8% 10.3% 10.7% 10.8% 10.9% 10.3% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.31 Provinsi Maluku Utara
commit to user
Tabel 4.31. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Maluku Utara atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 35,4%; 4,7%; 14,4%; 0,5%; 1,6%; 24,7%; 7,4%; 3,4% dan 7.8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Maluku Utara adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel 4.31. Kontribusi Sektoral Provinsi Maluku Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
35.4% 2. Pertambangan & Penggalian
4.9% 4.8% 4.7%
4.9%
4.8% 4.2% 4.7% 3. Industri Pengolahan 15.5% 15.3% 15.2% 14.9% 12.8% 12.5%
14.4% 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
1.8% 1.8% 1.6% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
23.8% 24.2% 24.4% 24.8% 25.2% 26.1% 24.7% 7. Pengangkutan & Komunikasi
6.9% 7.1% 7.2%
7.4%
7.9% 8.1% 7.4% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
1.32 Provinsi Papua Barat
commit to user
Tabel 4.32. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Papua Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 29,2%; 18,8%; 13,9%; 0,4%; 8,2%; 10,1%; 7,1%; 2,0% dan 10,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Papua Barat adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.
Tabel 4.32. Kontribusi Sektoral Provinsi Papua Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
29.2% 2. Pertambangan & Penggalian
21.0% 20.7% 19.5% 18.3% 17.2% 16.1% 18.8% 3. Industri Pengolahan 13.9% 14.1% 13.5% 13.7% 13.7% 14.7%
13.9% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
9.1% 9.6% 8.2% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
9.4%
9.6% 10.1% 10.4% 10.5% 10.4% 10.1% 7. Pengangkutan &Komunikasi
6.2%
6.5% 7.2% 7.4%
7.4% 8.1% 7.1% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
1.33 Provinsi Papua
Tabel 4.33. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Papua atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 16,6%; 53,2%; 2,4%; 0,2%; 6,1%; 6,1%; 5,7%; 2,1% dan 7,6%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Papua adalah sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian.
Tabel 4.33. Kontribusi Sektoral Provinsi Papua Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
Kontribusi Sektoral
16.6% 2. Pertambangan & Penggalian
54.5% 64.6% 53.5% 51.6% 45.3% 49.5% 53.2% 3. Industri Pengolahan
2.7% 2.0% 2.6%
2.5%
2.6% 2.2% 2.4% 4. Listrik, Gas & Air Bersih
7.7% 7.4% 6.1% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
5.8% 4.6% 6.1%
6.4%
7.2% 6.5% 6.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi
4.8% 4.0% 5.5%
6.1%
7.1% 6.6% 5.7% 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : BPS (diolah)
commit to user
2. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share (SS) ini dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943) dan dipakai sebagai suatu alat analisis pada permulaam tahun 1960 an oleh Asbhi (1964) sampai sekarang teknik ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah atau daerah seperti kesempatan kerja, nilai tambah pendapatan jangka waktu tertentu dalam hal ini akan dipengaruhi pertumbuhan propinsi (N), bauran industri atau industri mix (M) dan keunggulan kompetitif (C). Pengaruh terhadap pertumbuhan propinsi disebut pengaruh pangsa pasar, pengaruh bauran industri disebut proporsional shift , sedangkan pengaruh keunggulan kompetitif disebut regional share atau differensial shift, sehingga analisa ini disebut analisa shift share (Soepomo, 1993 :43-45).
Analisis Shift Share dalam penelitian ini membahas mengenai sektor-sektor ekonomi provinsi dibandingkan dengan perekonomian Indonesia. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat diketahui adanya perubahan struktur ekonomi provinsi terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu Indonesia sebagai referensi atau acuan.
commit to user
2.1 Provinsi Aceh
Pada Tabel 4.34. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Aceh. PDRB Provinsi Aceh selama kurun waktu 2004-2009 menurun sebesar Rp 8.495 miliar. Hal ini di sebabkan oleh bencana alam tsunami pada tahun 2004. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Aceh (Nij) sebesar Rp 111.766 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Aceh dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 101.078 miliar dan Rp 19.183 miliar.
Tabel 4.34. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Aceh Tahun 2004-2009
(Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.2 Provinsi Sumatera Utara
Pada Tabel 4.35. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sumatera Utara. PDRB Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 35.237 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sumatera Utara (Nij) sebesar Rp 301.452 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 267.892 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.677 miliar.
Tabel 4.35. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sumatera Utara Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
7. Pengangkutan & Komunikasi
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.3 Provinsi Sumatera Barat
Pada Tabel 4.36. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sumatera Barat. PDRB Provinsi Sumatera Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 16.299 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sumatera Barat (Nij) sebesar Rp 99.670 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 83.135 miliar dan Rp 235 miliar.
Tabel 4.36. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sumatera Barat Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
393 2,270 2. Pertambangan & Penggalian
3,164
-3,048
145 261 3. Industri Pengolahan
12,846
-11,683
122 1,285 4. Listrik, Gas & Air Bersih
-167 5,506 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
18,231
-15,870
-238 2,123 7. Pengangkutan & Komunikasi
13,494
-10,861
-290 2,343 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.4 Provinsi Riau
Pada Tabel 4.37. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Riau. PDRB Provinsi Riau selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 31.319 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Riau (Nij) sebesar Rp 263.57 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Riau dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar 237.364 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 5.108 miliar.
Tabel 4.37. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Riau Tahun 2004-2009
(Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.5 Provinsi Jambi
Pada Tabel 4.38. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Jambi. PDRB Provinsi Jambi selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 7.340 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Jambi (Nij) sebesar Rp 43.390 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Jambi dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 37.073 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.023 miliar.
Tabel 4.38. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Jambi Tahun 2004-2009
(Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
197 386 3. Industri Pengolahan
5,937
-5,399
-4 533 4. Listrik, Gas & Air Bersih
169 2,369 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
7,371
-6,416
44 998 7. Pengangkutan & Komunikasi
3,461
-2,786
-283 392 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.6 Provinsi Sumatera Selatan
Pada Tabel 4.39. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sumatera Selatan. PDRB Provinsi Sumatera Selatan selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 28.870 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sumatera Selatan (Nij) sebesar Rp 167.258 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 139.422 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.034 miliar.
Tabel 4.39. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
-856 675 3. Industri Pengolahan
29,405
-26,743
-245 2,418 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
-60 14,221 6. Perdagangan, Hotel
400 1,888 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.7 Provinsi Bengkulu
Pada Tabel 4.40. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Bengkulu. PDRB Provinsi Bengkulu selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 3.147 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Bengkulu (Nij) sebesar Rp 21.311 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 18.383 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 218 miliar.
Tabel 4.40. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Bengkulu Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
217 861 2. Pertambangan & Penggalian
782
-754
253 282 3. Industri Pengolahan
878
-798
10 89 4. Listrik, Gas & Air Bersih
91 -12 705 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
4,309
-3,751
-92 466 7. Pengangkutan & Komunikasi
1,788
-1,439
-189 160 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.8 Provinsi Lampung
Pada Tabel 4.41. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Lampung. PDRB Provinsi Lampung selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 14.779 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Lampung (Nij) sebesar Rp 99.369 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Lampung dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 84.232 miliar dan Rp 359 miliar.
Tabel 4.41. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Lampung Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
-418 -321 3. Industri Pengolahan
13,216
-12,020
199 1,396 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
-311 5,327 6. Perdagangan, Hotel
-253 947 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.9 Provinsi Kep. Bangka Belitung
Pada Tabel 4.42. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kep. Bangka Belitung. PDRB Provinsi Kep. Bangka Belitung selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 3.982 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kep. Bangka Belitung (Nij) sebesar Rp 28.901 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 24.450 miliar dan Rp 469 miliar.
Tabel 4.42. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.10 Provinsi Kepulauan Riau
Pada Tabel 4.43. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kepulauan Riau. PDRB Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 16.048 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kepulauan Riau (Nij) sebesar Rp 104.288 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 90.016 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.776 miliar.
Tabel 4.43. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
47 424 2. Pertambangan & Penggalian
6,534
-6,295
-266 -27 3. Industri Pengolahan
54,438
-49,509
759 5,688 4. Listrik, Gas & Air Bersih
761 4,806 6. Perdagangan, Hotel
40 866 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.11 Provinsi DKI Jakarta
Pada Tabel 4.44. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi DKI Jakarta. PDRB Provinsi DKI Jakarta selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 217.762 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi DKI Jakarta (Nij) sebesar Rp 1.007.147 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 780.666 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 8.719 miliar.
Tabel 4.44. Hasil Analisis Shift Share Provinsi DKI Jakarta Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.12 Provinsi Jawa Barat
Pada Tabel 4.45. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Jawa Barat. PDRB Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 119.663 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Jawa Barat (Nij) sebesar Rp 828.167 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 715.096 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 6.591 miliar.
Tabel 4.45. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Jawa Barat Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.13 Provinsi Jawa Tengah
Pada Tabel 4.46. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Jawa Tengah. PDRB Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 77.963 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Jawa Tengah (Nij) sebesar Rp 483.350 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 403.753 miliar dan Rp 1.634 miliar.
Tabel 4.46. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Jawa Tengah Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
619 809 3. Industri Pengolahan
156,373
-142,214
2,429 16,588 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
-444 30,916 6. Perdagangan, Hotel
-1,385 3,343 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.14 Provinsi DI Yogyakarta
Pada Tabel 4.47. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi DI Yogyakarta. PDRB Provinsi DI Yogyakarta selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 9.897 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi DI Yogyakarta (Nij) sebesar Rp 56.014 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi DI Yogyakarta dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 44.295 miliar dan Rp 1.821 miliar.
Tabel 4.47. Hasil Analisis Shift Share Provinsi DI Yogyakarta Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.15 Provinsi Jawa Timur
Pada Tabel 4.48. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Jawa Timur. PDRB Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 127.408 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Jawa Timur (Nij) sebesar Rp 872.128 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 746.407 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.686 miliar.
Tabel 4.48. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Jawa Timur Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
-2,760 8,420 2. Pertambangan & Penggalian
18,048
-17,388
2,515 3,175 3. Industri Pengolahan
233,788
-212,619
-1,766 19,402 4. Listrik, Gas & Air Bersih
-2,140 31,007 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
258,948
-225,412
1,847 35,382 7. Pengangkutan & Komunikasi
53,606
-43,145
551 11,012 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.16 Provinsi Banten
Pada Tabel 4.49. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Banten. PDRB Provinsi Banten selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 42.240 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Banten (Nij) sebesar Rp 208.451 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Banten dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 180.157 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 13.946 miliar.
Tabel 4.49. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Banten Tahun 2004-2009
(Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
33 41 3. Industri Pengolahan
106,006
-96,407
10,902 20,500 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
144 6,540 6. Perdagangan, Hotel
-484 2,924 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.17 Provinsi Bali
Pada Tabel 4.50. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Bali. PDRB Provinsi Bali selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 11.921 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Bali (Nij) sebesar Rp 72.460 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Bali dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 60.984 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 446 miliar.
Tabel 4.50. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Bali Tahun 2004-2009
(Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
1,515 2. Pertambangan & Penggalian
440
-424
19 35 3. Industri Pengolahan
1,061 4. Listrik, Gas & Air Bersih
3,209 6. Perdagangan, Hotel
-310 1,209 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.18 Provinsi Kalimantan Barat
Pada Tabel 4.51. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kalimantan Barat. PDRB Provinsi Kalimantan Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 14.115 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Barat (Nij) sebesar Rp 79.360 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 64.168 miliar dan Rp 1.078 miliar.
Tabel 4.51. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.19 Provinsi Kalimantan Tengah
Pada Tabel 4.52. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kalimantan Tengah. PDRB Provinsi Kalimantan Tengah selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 8.457 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah (Nij) sebesar Rp 47.784 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 40.374 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.047 miliar.
Tabel 4.52. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
-799 499 2. Pertambangan & Penggalian
3,672
-3,538
1,847 1,981 3. Industri Pengolahan
4,015
-3,651
-140 223 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
136 2,883 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
8,489
-7,390
-82 1,017 7. Pengangkutan & Komunikasi
3,792
-3,052
-219 521 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.20 Provinsi Kalimantan Selatan
Pada Tabel 4.53. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kalimantan Selatan. PDRB Provinsi Kalimantan Selatan selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 12.839 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Selatan (Nij) sebesar Rp 78.967 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 67.005 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 877 miliar.
Tabel 4.53. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
1,482 2,111 3. Industri Pengolahan
9,387
-8,537
-684 166 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
-66 4,859 6. Perdagangan, Hotel
-413 895 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.21 Provinsi Kalimantan Timur
Pada Tabel 4.54. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kalimantan Timur. PDRB Provinsi Kalimantan Timur selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 28.051 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Timur (Nij) sebesar Rp 304.799 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 270.488 miliar dan Rp 6.261 miliar.
Tabel 4.54. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.22 Provinsi Sulawesi Utara
Pada Tabel 4.55. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Utara. PDRB Provinsi Sulawesi Utara selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 13.309 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Utara (Nij) sebesar Rp 44.387 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 32.045 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 967 miliar.
Tabel 4.55. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.23 Provinsi Sulawesi Tengah
Pada Tabel 4.56. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Tengah. PDRB Provinsi Sulawesi Tengah selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 9.385 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Tengah (Nij) sebesar Rp 41.563 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 34.458 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 2.280 miliar.
Tabel 4.56. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.24 Provinsi Sulawesi Selatan
Pada Tabel 4.57. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Selatan. PDRB Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 22.372 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan (Nij) sebesar Rp 125.761 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 106.512 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 3.123 miliar.
Tabel 4.57. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.25 Provinsi Sulawesi Tenggara
Pada Tabel 4.58. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Tenggara. PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 7.120 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara (Nij) sebesar Rp 28.633 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 23.275 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.763 miliar.
Tabel 4.58. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.26 Provinsi Gorontalo
Pada Tabel 4.59. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Gorontalo. PDRB Provinsi Gorontalo selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 1.589 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Gorontalo (Nij) sebesar Rp 7.077 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 5.707 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 219 miliar.
Tabel 4.59. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Gorontalo Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.27 Provinsi Sulawesi Barat
Pada Tabel 4.60. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Barat. PDRB Provinsi Sulawesi Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 2.122 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Barat (Nij) sebesar Rp 10.956 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 9.435 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 601 miliar.
Tabel 4.60. Hasil Analisis Shift Share Sulawesi Barat Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Pada Tabel 4.61. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi NTB. PDRB Provinsi NTB selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 8.544 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi NTB (Nij) sebesar Rp 50.640 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi NTB dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 42.280 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 184 miliar.
Tabel 4.61. Hasil Analisis Shift Share Provinsi NTB Tahun 2004-2009
(Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pada Tabel 4.62. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi NTT. PDRB Provinsi NTT selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 5.119 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi NTT (Nij) sebesar Rp 33.157 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi NTT dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 27.323 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 716 miliar.
Tabel 4.62. Hasil Analisis Shift Share Provinsi NTT Tahun 2004-2009
(Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.30 Provinsi Maluku
Pada Tabel 4.63. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Maluku. PDRB Provinsi Maluku selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 1.249 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Maluku (Nij) sebesar Rp 10.987 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Maluku dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 9.584 miliar dan Rp 153 miliar.
Tabel 4.63. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Maluku Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.31 Provinsi Maluku Utara
Pada Tabel 4.64. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Maluku Utara. PDRB Provinsi Maluku Utara selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 973 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Maluku Utara (Nij) sebesar Rp 7.607 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 6.683 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 49 miliar.
Tabel 4.64. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Maluku Utara Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.32 Provinsi Papua Barat
Pada Tabel 4.65. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Papua Barat. PDRB Provinsi Papua Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 3.874 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Papua Barat (Nij) sebesar Rp 18.130 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Papua Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 14.872 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 617 miliar.
Tabel 4.65. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Papua Barat Tahun
2004-2009 (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah) Nij
-56 68 3. Industri Pengolahan
2,529
-2,300
157 386 4. Listrik, Gas
& Air Bersih
174 1,901 6. Perdagangan, Hotel
61 315 8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
2.33 Provinsi Papua
Pada Tabel 4.66. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Papua. PDRB Provinsi Papua selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 15.692 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Papua (Nij) sebesar Rp 61.245 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Papua dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 52.948 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 7.395 miliar.
Tabel 4.66. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Papua Tahun 2004-2009
(Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
Komponen (Miliar Rupiah)
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas
& Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel
8. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
3. Tipologi Klassen
Alat analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen) digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah.
Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth ), daerah berkembang cepat (high growth but low income ), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Kuncoro, 2002: 27-45) dan (Radianto, 2003: 479-499). Analisis ini mendasarkan pengelompokan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah.
commit to user
3.1 Provinsi Aceh
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Aceh sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sementara yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor pertanian. Yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sedangkan sektor industri berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.67. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Aceh
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air
bersih 2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &
Restoran 4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 6. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertambangan & penggalian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Industri
commit to user
3.2 Provinsi Sumatera Utara
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sumatera Utara sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu pertambangan dan penggalian; konstruksi; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, real estate dan
jasa perusahaan dan jasa-jasa . Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertanian dan industri, sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.68. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian 2. Industri
Sektor Relatif Tertinggal
1. Listrik, Gas & air bersih
commit to user
3.3 Provinsi Sumatera Barat
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sumatera Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; industri dan jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.69. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian
2. Industri 3. Jasa-jasa
commit to user
3.4 Provinsi Riau
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Riau sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor pertanian. Yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi besar bagi negara.
Tabel 4.70. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Riau
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian
Sektor Berkembang
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &
Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 7. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertambangan & penggalian
Sektor Relatif Tertinggal
commit to user
3.5 Provinsi Jambi
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Jambi sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; industri dan jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.71. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jambi
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian
2. Industri 3. Jasa-jasa
commit to user
3.6 Provinsi Sumatera Selatan
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang potensial.
Tabel 4.72. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &
Restoran 4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 6. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertambangan & penggalian
2. Industri
Sektor Relatif Tertinggal
commit to user
3.7 Provinsi Bengkulu
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Bengkulu sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor potensial yaitu sektor pertanian, sedangkan sektor industri dan sektor pengangkutan dan komunikasi berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.73. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Bengkulu
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian 2. Listrik, Gas & air bersih
3. Konstruksi 4. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Industri 2. Pengangkutan &
Komunikasi
commit to user
3.8 Provinsi Lampung
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Lampung sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian dan industri, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.74. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Lampung
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Perdagangan, Hotel & Restoran 3. Pengangkutan & Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian 2. Industri
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Jasa-jasa
commit to user
3.9 Provinsi Kep. Bangka Belitung
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kep. Bangka Belitung sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian; industri dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.75. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kep. Bangka
Belitung Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian 2. Industri 3. Perdagangan, Hotel &
Restoran
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian
commit to user
3.10 Provinsi Kepulauan Riau
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu industri, sedangkan sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian, industri dan jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.76. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Industri
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertanian 2. Pertambangan &
penggalian
commit to user
3.11 Provinsi DKI Jakarta
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi DKI Jakarta sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa- jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi Potensial yaitu sektor industri dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, sedangkan sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.77. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Industri 2. Keuangan, Real Estate &
Jasa Perusahaan
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertanian 2. Pertambangan &
penggalian
commit to user
3.12 Provinsi Jawa Barat
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Jawa Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi belum berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor pengangkutan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu industri dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor konstruksi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang berkembang.
Tabel 4.78. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Barat
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Industri 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran
Sektor Berkembang
1. Konstruksi 2. Keuangan, Real Estate
& Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertanian 2. Pertambangan &
penggalian 3. Listrik, Gas & air bersih
4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Jasa-jasa
commit to user
3.13 Provinsi Jawa Tengah
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Jawa Tengah sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu industri dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor pertanian berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang potensial.
Tabel 4.79. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Industri 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran Jasa-jasa
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian 2. Listrik, Gas & air bersih
3. Konstruksi 4. Pengangkutan &
Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 6. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
commit to user
3.14 Provinsi DI Yogyakarta
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi DI Yogyakarta sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian; perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.80. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi DI Yogyakarta
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran
3. Jasa-jasa
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian
2. Industri
commit to user
3.15 Provinsi Jawa Timur
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Jawa Timur sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian dan industri, sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor konstruksi berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.81. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Timur
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian 2. Pengangkutan & Komunikasi 3. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 4. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian 2. Industri
Sektor Relatif Tertinggal
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi
commit to user
3.16 Provinsi Banten
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Banten sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor pertanian, dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.82. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Banten
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Industri 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertanian 2. Listrik, Gas & air
bersih
commit to user
3.17 Provinsi Bali
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Bali sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.83. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Bali
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
Sektor Berkembang
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
3. Konstruksi 4. Pengangkutan &
Komunikasi
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian 2. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 3. Jasa-jasa
commit to user
3.18 Provinsi Kalimantan Barat
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian. Sektor ekonomi potensial yaitu sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.84. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Industri 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran
Sektor Relatif Tertinggal
1. Listrik, Gas & air bersih
commit to user
3.19 Provinsi Kalimantan Tengah
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.85. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
commit to user
3.20 Provinsi Kalimantan Selatan
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian, sedangkan sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.86. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian 2. Pertambangan &
penggalian
Sektor Berkembang
1. Konstruksi 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran 3. Pengangkutan & Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
Sektor Relatif Tertinggal
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
commit to user
3.21 Provinsi Kalimantan Timur
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertambangan dan penggalian. Sektor ekonomi potensial yaitu industri, sedangkan sektor pertanian berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.87. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertambangan & penggalian
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &
Restoran 4. Perdagangan, Hotel & Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 7. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Industri
Sektor Tertinggal
1. Pertanian
commit to user
3.22 Provinsi Sulawesi Utara
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri, sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.88. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &
Restoran
5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian
2. Jasa-jasa
commit to user
3.23 Provinsi Sulawesi Tengah
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.89. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian
2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &
Restoran
4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
6. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
commit to user
3.24 Provinsi Sulawesi Selatan
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.90. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &
Restoran 4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 6. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian
2. Industri
commit to user
3.25 Provinsi Sulawesi Tenggara
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.91. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &
Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian 2. Jasa-jasa
commit to user
3.26 Provinsi Gorontalo
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Gorontalo sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian dan industri, sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor konstruksi berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.92. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Gorontalo
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r
PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian
2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &
Restoran
4. Pengangkutan & Komunikasi
5. Jasa-jasa
r sektor <r
PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Tertinggal
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
3. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
commit to user
3.27 Provinsi Sulawesi Barat
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian.
Tabel 4.93. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Barat
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Pertambangan & penggalian
2. Industri 3. Listrik, Gas & air
bersih
4. Konstruksi 5. Perdagangan, Hotel &
Restoran 6. Pengangkutan & Komunikasi 7. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 8. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
commit to user
3.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi NTB sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.
Tabel 4.94. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi NTB
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &
Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 7. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian 2. Pertambangan &
penggalian
Sektor Relatif Tertinggal
commit to user
3.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi NTT sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu jasa-jasa. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri dan sektor konstruksi berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.95. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi NTT
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Jasa-jasa
Sektor Berkembang
1. Listrik, Gas & air bersih
2. Perdagangan, Hotel & Restoran 3. Pengangkutan & Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian
2. Industri 3. Konstruksi
commit to user
3.30 Provinsi Maluku
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Maluku sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.96. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Maluku
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Perdagangan, Hotel & Restoran
2. Jasa-jasa
Sektor Berkembang
1. Industri 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &
Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian 2. Listrik, Gas & air bersih
commit to user
3.31 Provinsi Maluku Utara
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Maluku Utara sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi terbelakang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor konstruksi; sektor perdagangan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.97. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Maluku Utara
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertanian 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran
Sektor Berkembang
1. Konstruksi 2. Pengangkutan &
Komunikasi 3. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
Sektor Relatif Tertinggal
1. Pertambangan & penggalian
2. Industri 3. Listrik, Gas & air
bersih
4. Jasa-jasa
commit to user
3.32 Provinsi Papua Barat
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Papua Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.
Tabel 4.98. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Papua Barat
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
Sektor Berkembang
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &
Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 7. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian 2. Pertambangan &
penggalian
Sektor Relatif Tertinggal
commit to user
3.33 Provinsi Papua
Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Papua sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertambangan dan penggalian. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.
Tabel 4.99. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Papua
Tahun 2004-2009
Sumber : Hasil analisis
Y sektor ≥Y PDRB
Y sektor <Y PDRB
r sektor ≥r PDRB
Sektor Prima
1. Pertambangan & penggalian
Sektor Berkembang
1. Konstruksi 2. Perdagangan, Hotel &
Restoran 3. Pengangkutan & Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa
r sektor <r PDRB
Sektor Potensial
1. Pertanian
Sektor Relatif Tertinggal
1. Industri 2. Listrik, Gas & air
bersih
commit to user
4. Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
4.1 Provinsi Aceh
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.100. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Aceh dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
e. Sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Aceh).
f. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya yang cukup signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Aceh) kurang signifikan.
g. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Aceh) cukup signifikan.
h. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Aceh) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Aceh menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa- jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Aceh adalah sektor listrik, gas dan air bersih.
commit to user
Tabel 4.100. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Aceh
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
-4.60 -
3. Industri Pengolahan
0.85 -
-2.66 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
0.91 -
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.46 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
4.2 Provinsi Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.101. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Utara).
b. Sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sumatera Utara) cukup signifikan.
commit to user
c. Sektor pertanian; sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Utara) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan; hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sumatera Utara adalah sektor pertambangan dan penggalian.
Tabel 4.101. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 1.00 +
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.76 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.13 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.70 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.3 Provinsi Sumatera Barat
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.102. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sumatera Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Barat).
b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya cukup signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sumatera Barat) kurang signifikan.
c. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sumatera Barat) cukup signifikan.
d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sumatera Barat adalah sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.102. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
commit to user
Sumatera Barat Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
0.79 -
3. Industri Pengolahan
0.85 -
0.95 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.09 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.59 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
4.4 Provinsi Riau
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.103. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Riau dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Riau).
b. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Riau) cukup signifikan.
commit to user
c. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Riau menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Riau adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.103. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
Riau Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 0.38 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 1.20 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.74 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.64 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.5 Provinsi Jambi
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.104. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Jambi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Jambi).
b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya cukup signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jambi) kurang signifikan.
c. Sektor pertanian dan listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jambi) cukup signifikan.
d. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Jambi) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Jambi menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Jambi adalah sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.104. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Jambi
commit to user
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 0.68 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.85 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.26 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.06 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 11.92 Sumber : Hasil analisis
4.6 Provinsi Sumatera Selatan
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.105. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Selatan).
b. Sektor pertanian dan listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sumatera Selatan) cukup signifikan.
commit to user
c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.105. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 0.16 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.77 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.23 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 2.27 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 10.89 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.7 Provinsi Bengkulu
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.106. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Bengkulu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restora; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Bengkulu).
b. Sektor pengangkutan dan komunikasi di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya cukup signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Bengkulu) kurang signifikan.
c. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor dan listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Bengkulu) cukup signifikan.
d. Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah
studi (Provinsi Bengkulu) pertumbuhannya kurang signifikan. Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.106. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Bengkulu
commit to user
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
3.33 +
3. Industri Pengolahan
0.85 -
0.97 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.02 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
0.84 -
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
4.8 Provinsi Lampung
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.107. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Lampung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Lampung).
b. Sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Lampung) kurang signifikan.
c. Sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Lampung) signifikan.
commit to user
d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Lampung) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Lampung menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan; hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Lampung adalah sektor industri pengolahan.
Tabel 4.107. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Lampung
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
-1.25 -
3. Industri Pengolahan
0.85 -
1.01 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.06 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.46 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 7.75 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.9 Provinsi Kep. Bangka Belitung
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.108. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kep. Bangka Belitung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kep. Bangka Belitung).
b. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kep. Bangka Belitung) kurang signifikan.
c. Sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kep. Bangka Belitung) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kep. Bangka Belitung menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Tidak ada sektor yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kep. Bangka Belitung
commit to user
Tabel 4.108. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Kep.
Bangka Belitung Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - -0.15 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.79 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 0.79 -
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.28 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 8.39 Sumber : Hasil analisis
4.10 Provinsi Kep. Riau
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.109. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kep. Riau dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kep. Riau).
b. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kep. Riau) signifikan.
commit to user
c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kep. Riau) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kep. Riau menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan. real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kep. Riau adalah sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.109. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Kep. Riau
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - -0.04 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.97 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.14 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.87 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 14.66 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.11 Provinsi DKI Jakarta
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.110. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi DKI Jakarta dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi DKI Jakarta).
b. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi DKI Jakarta) kurang signifikan.
c. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi DKI Jakarta) signifikan.
d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi DKI Jakarta) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi DKI Jakarta adalah sektor listrik, gas dan air bersih.
commit to user
Tabel 4.110. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - -0.21 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.67 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.14 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 2.57 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 8.50 Sumber : Hasil analisis
4.12 Provinsi Jawa Barat
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.111. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Jawa Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Barat).
b. Sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Barat) kurang signifikan.
c. Sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Barat) signifikan.
commit to user
d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Barat adalah sektor industri pengolahan.
Tabel 4.111. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - -0.15 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 1.10 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.22 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 0.94 -
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 8.40 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.13 Provinsi Jawa Tengah
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.112. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Tengah).
b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Tengah) kurang signifikan.
c. Sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Tengah) signifikan.
d. Sektor pertanian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Tengah) pertumbuhannya kurang signifikan. Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
commit to user
Tabel 4.112. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
1.39 +
3. Industri Pengolahan
0.85 -
1.00 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.08 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.29 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 10.08 Sumber : Hasil analisis
4.14 Provinsi DI Yogyakarta
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.113. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi DI Yogyakarta dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi DI Yogyakarta).
b. Sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi DI Yogyakarta) kurang signifikan.
c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi
commit to user
(Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi DI Yogyakarta) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi DI Yogyakarta menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Tidak ada kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi DI Yogyakarta.
Tabel 4.113. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi DI
Yogyakarta Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 0.53 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.31 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 0.90 -
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.12 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.15 Provinsi Jawa Timur
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.114. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Jawa Timur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Timur).
b. Sektor konstruksi di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Timur) kurang signifikan.
c. Sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Timur) signifikan.
d. Sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Timur) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Timur adalah sektor pertambangan dan penggalian.
commit to user
Tabel 4.114. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
Jawa Timur Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
1.62 +
3. Industri Pengolahan
0.85 -
0.79 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.25 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.95 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 9.92 Sumber : Hasil analisis
4.16 Provinsi Banten
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.115. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Banten dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Banten).
b. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Banten) signifikan.
commit to user
c. Sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Banten) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Banten menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Banten adalah sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan.
Tabel 4.115. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Banten
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
1.82 +
3. Industri Pengolahan
0.85 -
1.73 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.61 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.56 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 14.05 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.17 Provinsi Bali
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.116. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Bali dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Bali).
b. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Bali) kurang signifikan.
c. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Bali) signifikan.
d. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Bali) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Bali menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Bali adalah industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
commit to user
Tabel 4.116. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Bali
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 0.77 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 1.41 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.31 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.45 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 10.28 Sumber : Hasil analisis
4.18 Provinsi Kalimantan Barat
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.117. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Barat).
b. Sektor perdagangan, hotel dan restoran di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Barat) kurang signifikan.
commit to user
c. Sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Barat) signifikan.
d. Sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Barat adalah sektor pertambangan dan penggalian.
Tabel 4.117. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
2.28 +
3. Industri Pengolahan
0.85 -
0.37 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
0.50 -
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.98 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.19 Provinsi Kalimantan Tengah
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.118deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Tengah).
b. Sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Tengah) signifikan.
c. Sektor pertanian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Tengah) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sektor pertambangan dan penggalian.
commit to user
Tabel 4.118. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
3.52 +
3. Industri Pengolahan
0.85 -
0.53 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.15 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.25 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
Sumber : Hasil analisis
4.20 Provinsi Kalimantan Selatan
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.119. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Selatan).
b. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Selatan) signifikan.
commit to user
c. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Selatan) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.
Tabel 4.119. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
1.14 +
3. Industri Pengolahan
0.85 -
0.17 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.08 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.25 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 9.13 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.21 Provinsi Kalimantan Timur
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.120. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Timur).
b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Timur) kurang signifikan.
c. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Timur) signifikan.
d. Sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Timur) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa
commit to user
perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Timur adalah sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.120. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
0.79 -
3. Industri Pengolahan
0.85 -
-0.30 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.37 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.66 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 9.56 Sumber : Hasil analisis
4.22 Provinsi Sulawesi Utara
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.121. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Utara).
b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Utara) kurang signifikan.
commit to user
c. Sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Utara) signifikan.
d. Sektor pertanian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Utara) pertumbuhannya kurang signifikan. Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Utara adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.121. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 1.15 +
3. Industri Pengolahan
0.85 - 1.26 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.78 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.91 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 12.63 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.23 Provinsi Sulawesi Tengah
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.122. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Tengah).
b. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Tengah) signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Tengah adalah sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
commit to user
Tabel 4.122. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
3.58 +
3. Industri Pengolahan
0.85 -
1.22 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.54 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
2.00 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 15.97 Sumber : Hasil analisis
4.24 Provinsi Sulawesi Selatan
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.123. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Selatan).
b. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Selatan) signifikan.
commit to user
c. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Selatan) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.123. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 0.36 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 1.14 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.64 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.72 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 12.23 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.25 Provinsi Sulawesi Tenggara
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.124. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Tenggara).
b. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Tenggara) signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
commit to user
Tabel 4.124. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 1.18 +
3. Industri Pengolahan
0.85 - 1.69 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.95 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 2.30 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 15.92 Sumber : Hasil analisis
4.26 Provinsi Gorontalo
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.125. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Gorontalo dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Gorontalo).
b. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Gorontalo) signifikan.
commit to user
c. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Gorontalo) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Gorontalo menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Gorontalo adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.
Tabel 4.125. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Gorontalo
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 2.05 +
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.48 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.25 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.53 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 12.27 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.27 Provinsi Sulawesi Barat
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.126. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Barat).
b. Sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Barat) signifikan.
c. Sektor pertanian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Barat) pertumbuhannya kurang signifikan. Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Barat adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
commit to user
Tabel 4.126. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sulawesi
Barat Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 4.00 +
3. Industri Pengolahan
0.85 - 1.93 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.46 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 2.08 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 21.83 Sumber : Hasil analisis
4.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.127. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Barat).
b. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Barat) signifikan.
commit to user
c. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Lampung) di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.127. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
0.47 -
3. Industri Pengolahan
0.85 -
1.37 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.33 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.15 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 10.84 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.129. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Timur).
b. Sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Timur) kurang signifikan.
c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Timur) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
commit to user
Tabel 4.129. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Nusa
Tenggara Timur Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 0.61 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 0.55 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 0.97 -
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.25 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 8.09 Sumber : Hasil analisis
4.30 Provinsi Maluku
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.129. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Maluku dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Maluku).
b. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Maluku) kurang signifikan.
c. Sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Maluku) signifikan.
commit to user
d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Maluku) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Maluku menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Maluku adalah sektor industri pengolahan.
Tabel 4.129. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Maluku
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 - 0.33 -
3. Industri Pengolahan
0.85 - 1.19 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 + 1.15 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 + 1.52 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 7.76 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.31 Provinsi Maluku Utara
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.130. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Maluku Utara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Maluku Utara).
b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Maluku Utara) kurang signifikan.
c. Sektor pertanian di wilayah referensi (Indonesia) kurang menonjol namun di wilayah studi (Provinsi Maluku Utara) signifikan.
d. Sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Maluku Utara) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Maluku Utara menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Maluku Utara adalah sektor pertanian.
commit to user
Tabel 4.130. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Maluku
Utara Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
0.41 -
3. Industri Pengolahan
0.85 -
0.24 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.41 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
1.69 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 9.69 Sumber : Hasil analisis
4.32 Provinsi Papua Barat
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.131. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Papua Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Papua Barat).
b. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Papua Barat) signifikan.
commit to user
c. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Papua Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Papua Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Papua Barat adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Tabel 4.131. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Papua
Barat Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
0.19 -
3. Industri Pengolahan
0.85 -
1.45 +
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.58 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
2.20 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 14.01 Sumber : Hasil analisis
commit to user
4.33 Provinsi Papua
Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.132. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Papua dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Papua).
b. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Papua) cukup signifikan.
c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Papua) pertumbuhannya kurang signifikan.
Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Papua menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Papua adalah sektor listrik, gas dan air bersih.
commit to user
Tabel 4.132. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Papua
Tahun 2004-2009
Lapangan Usaha
2. Pertambangan dan Penggalian
0.35 -
0.94 -
3. Industri Pengolahan
0.85 -
0.63 -
4. Listrik, Gas & Air Bersih
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1.21 +
1.80 +
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1.82 +
2.52 +
8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
9.40 17.44 Sumber : Hasil analisis
commit to user