HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Kontribusi Sektoral

Analisis pada penelitian ini akan membahas mengenai PDRB Provinsi di Indonesia berdasarkan harga konstan pada tahun 2004-2009.

1.1 Provinsi Aceh

Tabel 4.1. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Aceh atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 22,6%; 21%; 14%; 0,2%; 5,3%; 15,6%; 5,5%; 1,4% dan 14,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Aceh adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,

perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa. Tabel 4.1. Kontribusi Sektoral Provinsi Aceh Atas Dasar Harga Konstan

2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

22.6% 2. Pertambangan &Penggalian

30.4% 26.2% 25.1% 20.3% 15.6% 8.7% 21.0% 3. Industri Pengolahan

18.3% 15.9% 13.6% 12.5% 12.1% 11.8% 14.0% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

6.9% 5.3% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

12.0% 14.3% 15.1% 15.7% 17.4% 19.3% 15.6% 7. Pengangkutan &Komunikasi

7.1% 5.5% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.2 Provinsi Sumatera Utara

Tabel 4.2. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 24,5%; 1,2%; 23,6%; 0,8%; 6,4%; 18,3%; 8,9%; 6,6% dan 9,7%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sumatera Utara adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.2. Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

2. Pertambangan & Penggalian

3. Industri Pengolahan

24.4% 24.2% 24.1% 23.7% 22.9% 22.4% 23.6%

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.3 Provinsi Sumatera Barat

Tabel 4.3. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sumatera Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing- masing sebesar 24,6%; 3,2%; 12,9%; 1,2%; 5,0%; 18,3%; 13,5%; 5,1% dan 16,4%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sumatera Barat adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa.

Tabel 4.3. Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

3.1% 3.1% 3.2% 3. Industri Pengolahan 13.2% 13.1% 12.9% 12.8% 12.8% 12.7%

12.9% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

5.0% 5.0% 5.0% 6. Perdagangan, Hotel

12.4% 12.9% 13.4% 13.8% 14.1% 14.3% 13.5% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.4 Provinsi Riau

Tabel 4.4. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Riau atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 16,9%; 53,3%; 10,5%; 0,2%; 3,0%; 7,7%; 2,7%; 1,1% dan 4,5%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Riau adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.4. Kontribusi Sektoral Provinsi Riau Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

56.3% 55.4% 54.2% 52.3% 51.5% 50.0% 53.3% 3. Industri Pengolahan

10.0% 10.1% 10.2% 10.7% 10.9% 11.1% 10.5% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

3.3% 3.4% 3.0% 6. Perdagangan, Hotel

2.8% 3.0% 2.7% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.5 Provinsi Jambi

Tabel 4.5. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 30,8%; 11,9%; 13,7%; 0,8%; 4,4%; 17,0%; 8,0%; 4,3% dan 9,0%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jambi adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.5. Kontribusi Sektoral Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

30.8% 2. Pertambangan & Penggalian

13.2% 12.6% 11.0% 11.3% 12.1% 11.5% 11.9% 3. Industri Pengolahan

14.2% 14.0% 13.8% 13.6% 13.5% 13.1% 13.7% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

4.7% 4.8% 4.4% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

16.5% 17.0% 17.4% 17.3% 16.8% 17.0% 17.0% 7. Pengangkutan & Komunikasi

7.8% 7.8% 8.0% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.6 Provinsi Sumatera Selatan

Tabel 4.6. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sumatera Selatan atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 19,8%; 25,2%; 17,6%; 0,5%; 7,4%; 13,4%; 4,5%; 3,9% dan 7,6%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan

Tabel 4.6. Kontribusi Sektoral Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

&Penggalian 28.0% 26.9% 25.6% 24.3% 23.5% 22.9% 25.2% 3. Industri Pengolahan

17.8% 17.7% 17.8% 17.7% 17.5% 17.1% 17.6% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

7.6% 7.8% 7.4% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

12.6% 13.0% 13.3% 13.7% 13.9% 13.8% 13.4% 7. Pengangkutan & Komunikasi

3.8% 4.0% 4.2% 4.6%

5.0% 5.4% 4.5% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.7 Provinsi Bengkulu

Tabel 4.7. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 39,4%; 3,6%; 4,1%; 0,4%; 2,9%; 20,2%; 8,4%; 4,6% dan 16,2%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Bengkulu adalah sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.7. Kontribusi Sektoral Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

3.5% 5.2% 3.6% 3. Industri Pengolahan

4.1% 4.1% 4.1% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

3.0% 3.0% 2.9% 6. Perdagangan, Hotel

& Restoran 20.4% 20.1% 20.3% 20.4% 20.3% 19.9% 20.2% 7. Pengangkutan &Komunikasi

8.2% 8.0% 8.4% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.8 Provinsi Lampung

Tabel 4.8. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Lampung atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 42,0%; 2,7%; 13,3%; 0,4%; 5,0%; 15,7%; 6,2%; 7,1% dan 7,7%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Lampung adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4. 8. Kontribusi Sektoral Provinsi Lampung Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

42.0% 2. Pertambangan &Penggalian

3.6%

3.0%

2.8% 2.5% 2.4% 2.0% 2.7% 3. Industri Pengolahan 13.2% 13.2% 13.2% 13.2% 13.4% 13.5%

13.3% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

5.0% 4.9% 4.9% 4.9% 5.0% 6. Perdagangan, Hotel

& Restoran 15.5% 15.7% 15.7% 15.5% 15.7% 16.0% 15.7% 7. Pengangkutan & Komunikasi

5.9%

6.0%

6.0% 6.1% 6.3% 6.7% 6.2% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.9 Provinsi Kep. Bangka Belitung

Tabel 4.9. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kep. Bangka Belitung atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing- masing sebesar 22,6%; 16,4%; 22,3%; 0,5%; 5,8%; 19,2%; 3,3%; 3,4% dan 6,4%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kep. Bangka Belitung adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.9. Kontribusi Sektoral Provinsi Kep. Bangka Belitung Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

& Penggalian 18.7% 17.3% 16.6% 15.9% 15.0% 14.7% 16.4% 3. Industri Pengolahan

21.9% 22.4% 22.5% 22.7% 22.4% 22.2% 22.3% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

6.2% 6.5% 5.8% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

3.5% 3.6% 3.3% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.10 Provinsi Kepulauan Riau

Tabel 4.10. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kepulauan Riau atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 4,7%; 6,3%; 52,3%; 0,4%; 3,3%; 22,3%; 4,0%; 4,5% dan 2,1%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kepulauan Riau adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.10. Kontribusi Sektoral Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

4.6% 4.5% 4.7% 2. Pertambangan & Penggalian

7.4% 6.9% 6.6%

6.1%

5.6% 5.4% 6.3% 3. Industri Pengolahan

52.6% 53.1% 53.1% 52.5% 51.5% 50.9% 52.3% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

4.1% 4.5% 3.3% 6. Perdagangan, Hotel

& Restoran 22.3% 22.3% 22.1% 22.2% 22.4% 22.5% 22.3% 7. Pengangkutan

4.4% 4.5% 4.0% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.11 Provinsi DKI Jakarta

Tabel 4.11. menjelaskan. rata-rata distribusi PDRB Provinsi DKI Jakarta atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 0,1%; 0,3%; 16,9%; 0,7%; 10,1%; 21,6%; 9,0%; 29,9% dan 11,6%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi DKI Jakarta adalah sektor industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, real estate dan jasa-jasa.

Tabel 4.11. Kontribusi Sektoral Provinsi DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

0.1% 0.1% 0.1% 2. Pertambangan & Penggalian

0.3% 0.3% 0.3% 3. Industri Pengolahan

17.5% 17.3% 17.2% 16.9% 16.5% 15.7% 16.9% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

9.9% 10.0% 10.1% 10.2% 10.3% 10.1% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

8.5% 9.2% 10.0% 11.0% 9.0% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan 31.3% 30.8% 30.2% 29.6% 29.0% 28.7% 29.9% 9. Jasa-jasa

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.12 Provinsi Jawa Barat

Tabel 4.12. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Jawa Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 13,7%; 2,7%; 44,0%; 2,2%; 3,2%; 19,9%; 4,3%; 3,1% dan 6,8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jawa Barat adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.12. Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

13.7% 2. Pertambangan &Penggalian

3.4%

2.9% 2.7% 2.4% 2.4%

2.4% 2.7% 3. Industri Pengolahan

42.2% 43.4% 44.4% 44.8% 45.9% 43.3% 44.0% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

3.4% 3.2% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

19.8% 19.5% 19.7% 20.0% 19.6% 20.7% 19.9% 7. Pengangkutan & Komunikasi

4.5%

4.3% 4.3% 4.5% 4.2%

4.4% 4.3% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.13 Provinsi Jawa Tengah

Tabel 4.13. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Jawa Tengah atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 20,2%; 1,1%; 32,3%; 0,8%; 5,7%; 21,1%; 5,0%; 3,6% dan 10,1%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jawa Tengah adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.13. Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

20.2% 2. Pertambangan & Penggalian

1.0% 1.0% 1.1%

1.1%

1.1% 1.1% 1.1% 3. Industri Pengolahan

32.4% 32.2% 32.0% 32.0% 32.9% 32.5% 32.3% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

5.7% 5.8% 5.7% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

20.9% 21.0% 21.1% 21.3% 21.0% 21.4% 21.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi

4.8% 4.9% 4.9%

5.1%

5.1% 5.2% 5.0% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.14 Provinsi DI Yogyakarta

Tabel 4.14. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi DI Yogyakarta atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing- masing sebesar 18,6%; 0,7%; 14,0%; 0,9%; 9,0%; 20,5%; 10,2%; 9,3% dan 16,9%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi DI Yogyakarta adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.14. Kontribusi Sektoral Provinsi DI Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

18.6% 2. Pertambangan & Penggalian

0.7% 0.7%

0.7% 0.8% 0.7%

0.7% 0.7% 3. Industri Pengolahan 14.9% 14.6% 14.1% 13.8% 13.3% 13.0%

14.0% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

9.6% 9.0% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

20.3% 20.4% 20.4% 20.5% 20.5% 20.7% 20.5% 7. Pengangkutan

& Komunikasi 9.8% 9.9% 10.0% 10.3% 10.5% 10.6% 10.2% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.15 Provinsi Jawa Timur

Tabel 4.15. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Jawa Timur atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 16,8%; 2,1%; 26,9%; 1,6%; 3,3%; 29,6%; 6,1%; 5,1% dan 8,5%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Jawa Timur adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran .

Tabel 4.15. Kontribusi Sektoral Provinsi Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

2.1% 2.2% 2.2% 2.1% 3. Industri Pengolahan 27.9% 27.6% 26.8% 26.5% 26.5% 26.0%

26.9% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

3.2% 3.2% 3.2% 3.3% 6. Perdagangan, Hotel

& Restoran 28.2% 29.1% 30.1% 30.8% 29.8% 29.9% 29.6% 7. Pengangkutan & Komunikasi

5.7% 5.7% 5.7%

5.8% 6.6% 7.1% 6.1% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.16 Provinsi Banten

Tabel 4.16. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Banten atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 8,1%; 0,1%; 50,7%; 4,0%; 2,7%; 18,4%; 8,4%; 3,2% dan 4,4%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Banten adalah sektor industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.16. Kontribusi Sektoral Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

7.3% 7.3% 8.1% 2. Pertambangan & Penggalian

0.1% 0.1% 0.1% 3. Industri Pengolahan 50.6% 49.9% 49.8% 48.4% 53.3% 52.1%

50.7% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

2.5% 2.6% 2.7% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

17.9% 18.4% 18.7% 19.7% 17.8% 18.1% 18.4% 7. Pengangkutan & Komunikasi

7.8% 8.2% 8.4% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.17 Provinsi Bali

Tabel 4.17. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 21,3%; 0,6%; 9,8%; 1,5%; 3,9%; 31,1%; 10,7%; 7,3% dan 13,8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Bali adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.17. Kontribusi Sektoral Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha Kontribusi Sektoral

21.3% 2. Pertambangan & Penggalian

0.6% 0.6% 3. Industri Pengolahan

9.7% 10.1% 10.1% 9.8% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

3.9% 3.9% 6. Perdagangan, Hotel

& Restoran 30.6% 30.8% 30.8% 31.3% 31.4% 31.7%

31.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi

10.3% 10.4% 10.5% 11.0% 11.1% 11.1% 10.7% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.18 Provinsi Kalimantan Barat

Tabel 4.18. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kalimantan Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 25,4%; 1,4%; 18,7%; 0,4%; 7,9%; 22,8%; 7,4%; 5,1% dan 10,8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Barat adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.18. Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

25.4% 2. Pertambangan & Penggalian

1.7% 1.4% 3. Industri Pengolahan 20.1% 19.4% 18.9% 18.4% 18.0% 17.3%

18.7% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

8.2% 7.9% 6. Perdagangan, Hotel

& Restoran 23.6% 23.8% 23.7% 23.5% 21.3% 21.2% 22.8% 7. Pengangkutan & Komunikasi

8.8% 7.4% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.19 Provinsi Kalimantan Tengah

commit to user

Tabel 4.19. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kalimantan Tengah atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 35,6%; 7,5%; 8,4%; 0,5%; 5,0%; 17,8%; 7,9%; 4,8% dan 12,5%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.19. Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

35.6% 2. Pertambangan &Penggalian

8.7% 9.2% 7.5% 3. Industri Pengolahan

8.1% 8.0% 8.4% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

5.4% 5.6% 5.0% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

8.6% 8.1% 7.9% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.20 Provinsi Kalimantan Selatan

commit to user

Tabel 4.20. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kalimantan Selatan atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 22,6%; 21%; 14%; 0,2%; 5,3%; 15,6%; 5,5%; 1,4% dan 14,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.20. Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

& Penggalian 21.0% 21.6% 22.1% 21.9% 22.1% 21.8% 21.8% 3. Industri Pengolahan 13.6% 12.7% 11.9% 11.6% 11.2% 10.9%

12.0% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

5.5% 5.4% 6. Perdagangan, Hotel

& Restoran 15.0% 14.9% 15.0% 15.0% 15.2% 15.2% 15.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi

8.7% 8.5% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.21 Provinsi Kalimantan Timur

commit to user

Tabel 4.21. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Kalimantan Timur atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 6,7%; 38,8%; 33,8%; 0,3%; 3,3%; 7,7%; 4,9%; 2,6% dan

1,9%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur adalah sektor pertambangan dan penggalian dan industri pengolahan.

Tabel 4.21. Kontribusi Sektoral Provinsi Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

6.8% 6.6% 6.6% 6.7% 2. Pertambangan &Penggalian

37.6% 38.1% 38.6% 39.0% 39.3% 40.1% 38.8% 3. Industri Pengolahan 37.6% 36.3% 34.4% 32.5% 32.0% 30.1%

33.8% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

3.4% 3.5% 3.8% 3.3% 6. Perdagangan, Hotel

& Restoran

6.7% 7.0% 7.7%

8.3% 8.2% 8.4% 7.7% 7. Pengangkutan & Komunikasi

4.1% 4.5% 4.8%

5.1% 5.3% 5.6% 4.9% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.22 Provinsi Sulawesi Utara

commit to user

Tabel 4.22. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Utara atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 20,9%; 5,3%; 7,8%; 0,8%; 15,9%; 15,0%; 11,9%; 6,5% dan 15,9%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Utara adalah sektor pertanian, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.22. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

20.9% 2. Pertambangan &Penggalian

5.5% 5.2%

5.2% 5.3%

5.4% 5.2% 5.3% 3. Industri Pengolahan

7.9% 7.7%

7.9% 7.9%

7.8% 7.7% 7.8% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

15.6% 15.6% 15.8% 15.9% 16.4% 16.1% 15.9% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

14.3% 14.6% 14.8% 15.0% 15.4% 16.1% 15.0% 7. Pengangkutan &Komunikasi

11.2% 11.7% 11.7% 11.6% 12.0% 13.0% 11.9% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.23 Provinsi Sulawesi Tengah

commit to user

Tabel 4.23. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Tengah atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 43,3%; 2,8%; 6,6%; 0,8%; 6,5%; 12,8%; 7,1%; 4,6% dan 15,5%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.23. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

3.6% 3.5% 2.8% 3. Industri Pengolahan

6.9%

6.7% 6.5% 6.5%

6.4% 6.5% 6.6% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6.7% 6.7% 6.5% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

12.6% 12.7% 12.9% 12.9% 12.8% 12.9% 12.8% 7. Pengangkutan & Komunikasi

6.6%

6.7% 7.0% 7.1%

7.4% 7.6% 7.1% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.24 Provinsi Sulawesi Selatan

commit to user

Tabel 4.24. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Selatan atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 29,9 %; 9,6 %; 13,9 %; 1,0 %; 4,9 %; 15,3 %; 7,9 %; 6,2 % dan 11,3 %. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan adalah sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.24. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha Kontribusi Sektoral

29.9% 2. Pertambangan & Penggalian

10.1% 10.0% 10.0% 10.1% 9.1% 8.1% 9.6% 3. Industri Pengolahan

13.9% 14.0% 14.1% 13.9% 14.0% 13.7% 13.9% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

5.2% 5.6% 4.9% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

8.2% 8.5% 7.9% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.25 Provinsi Sulawesi Tenggara

commit to user

Tabel 4.25. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 35,7%; 5,4%; 8,2%; 0,7%; 8,0%; 15,6%; 7,8%; 5,4% dan 13,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4. 25. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Tenggara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

35.7% 2. Pertambangan & Penggalian

5.6% 5.7% 5.0%

5.8%

5.2% 5.1% 5.4% 3. Industri Pengolahan

7.5% 7.2% 8.8%

9.0%

8.9% 8.0% 8.2% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

8.1% 8.5% 8.0% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

15.3% 15.5% 15.1% 15.3% 15.8% 16.8% 15.6% 7. Pengangkutan & Komunikasi

7.3% 7.5% 7.6%

7.4%

7.9% 8.8% 7.8% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.26 Provinsi Gorontalo

commit to user

Tabel 4.26. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Gorontalo atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 30,4 %; 1,0%; 8,6 %; 0,6 %; 7,8 %; 13,9 %; 10,2 %; 8,7 % dan 18,8 %. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Gorontalo adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa.

Tabel 4.26. Kontribusi Sektoral Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

30.4% 2. Pertambangan & Penggalian

0.9%

0.9% 1.0%

1.0% 1.0% 1.1% 1.0% 3. Industri Pengolahan

9.7%

9.5% 8.3%

8.2% 8.0% 7.7% 8.6% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

7.9% 8.1% 8.6% 7.8% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

14.2% 13.9% 13.8% 13.8% 13.6% 13.8% 13.9% 7. Pengangkutan

& Komunikasi 9.9% 10.1% 10.3% 10.3% 10.3% 10.4% 10.2% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.27 Provinsi Sulawesi Barat

commit to user

Tabel 4.27. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Sulawesi Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 51,7 %; 0,7 %; 7,9 %; 0,4 %; 3,8 %; 12,7 %; 2,9 %; 5,6 % dan 14,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Sulawesi Barat adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.27. Kontribusi Sektoral Provinsi Sulawesi Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

51.7% 2. Pertambangan & Penggalian

0.6%

0.5% 0.5% 0.6%

0.9% 1.0% 0.7% 3. Industri Pengolahan

7.4%

7.8% 7.8% 7.8%

8.3% 8.5% 7.9% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

5.2% 5.4% 3.8% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

12.1% 13.0% 12.9% 13.1% 12.5% 12.5% 12.7% 7. Pengangkutan &Komunikasi

2.6%

2.7% 2.8% 3.0%

3.0% 3.2% 2.9% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat

commit to user

Tabel 4.28. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi NTB atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 25,2 %; 26,2 %; 4,6 %; 0,3 %; 7,0 %; 14,1 %; 7,5 %; 4,9 % dan 10,1 %. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi NTB adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.28. Kontribusi Sektoral Provinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

25.2% 2. Pertambangan & Penggalian

29.3% 27.7% 26.1% 25.6% 22.6% 26.0% 26.2% 3. Industri Pengolahan

4.3% 4.5% 4.5%

4.7% 5.0% 4.8% 4.6% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

7.0% 7.4% 7.7% 7.0% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

12.9% 13.5% 14.2% 14.6% 15.1% 14.6% 14.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi

6.9% 7.3% 7.6%

7.8% 7.9% 7.5% 7.5% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur

commit to user

Tabel 4.29. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi NTT atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 40,3%; 1,3%; 1,6%; 0,4%; 6,6%; 16,3%; 7,0%; 3,3% dan 23,2%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi NTT adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.29. Kontribusi Sektoral Provinsi NTT Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

40.3% 2. Pertambangan & Penggalian

1.3% 1.3% 3. Industri Pengolahan

1.5% 1.6% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

6.3% 6.6% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

16.0% 16.2% 16.3% 16.3% 16.4% 16.6% 16.3% 7. Pengangkutan & Komunikasi

7.4% 7.0% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.30 Provinsi Maluku

commit to user

Tabel 4.30. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Maluku atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 32,7%; 0,8%; 4,8%; 0,5%; 1,3%; 25,2%; 10,3%; 5,5% dan 18,8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Maluku adalah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa.

Tabel 4.30. Kontribusi Sektoral Provinsi Maluku Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

32.7% 2. Pertambangan & Penggalian

0.8%

0.8% 0.8% 0.7%

0.7% 0.7% 0.8% 3. Industri Pengolahan

4.7%

4.7% 4.7% 5.0%

5.0% 5.0% 4.8% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

1.3% 1.3% 1.3% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

24.4% 24.6% 25.1% 25.4% 25.7% 25.8% 25.2% 7. Pengangkutan & Komunikasi

9.3%

9.8% 10.3% 10.7% 10.8% 10.9% 10.3% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.31 Provinsi Maluku Utara

commit to user

Tabel 4.31. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Maluku Utara atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 35,4%; 4,7%; 14,4%; 0,5%; 1,6%; 24,7%; 7,4%; 3,4% dan 7.8%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Maluku Utara adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran.

Tabel 4.31. Kontribusi Sektoral Provinsi Maluku Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

35.4% 2. Pertambangan & Penggalian

4.9% 4.8% 4.7%

4.9%

4.8% 4.2% 4.7% 3. Industri Pengolahan 15.5% 15.3% 15.2% 14.9% 12.8% 12.5%

14.4% 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

1.8% 1.8% 1.6% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

23.8% 24.2% 24.4% 24.8% 25.2% 26.1% 24.7% 7. Pengangkutan & Komunikasi

6.9% 7.1% 7.2%

7.4%

7.9% 8.1% 7.4% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

1.32 Provinsi Papua Barat

commit to user

Tabel 4.32. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Papua Barat atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 29,2%; 18,8%; 13,9%; 0,4%; 8,2%; 10,1%; 7,1%; 2,0% dan 10,3%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Papua Barat adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa.

Tabel 4.32. Kontribusi Sektoral Provinsi Papua Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

29.2% 2. Pertambangan & Penggalian

21.0% 20.7% 19.5% 18.3% 17.2% 16.1% 18.8% 3. Industri Pengolahan 13.9% 14.1% 13.5% 13.7% 13.7% 14.7%

13.9% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

9.1% 9.6% 8.2% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

9.4%

9.6% 10.1% 10.4% 10.5% 10.4% 10.1% 7. Pengangkutan &Komunikasi

6.2%

6.5% 7.2% 7.4%

7.4% 8.1% 7.1% 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

1.33 Provinsi Papua

Tabel 4.33. menjelaskan rata-rata distribusi PDRB Provinsi Papua atas dasar harga konstan 2000 tahun 2004-2009 masing-masing sebesar 16,6%; 53,2%; 2,4%; 0,2%; 6,1%; 6,1%; 5,7%; 2,1% dan 7,6%. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Provinsi Papua adalah sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.33. Kontribusi Sektoral Provinsi Papua Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha, Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

Kontribusi Sektoral

16.6% 2. Pertambangan & Penggalian

54.5% 64.6% 53.5% 51.6% 45.3% 49.5% 53.2% 3. Industri Pengolahan

2.7% 2.0% 2.6%

2.5%

2.6% 2.2% 2.4% 4. Listrik, Gas & Air Bersih

7.7% 7.4% 6.1% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

5.8% 4.6% 6.1%

6.4%

7.2% 6.5% 6.1% 7. Pengangkutan & Komunikasi

4.8% 4.0% 5.5%

6.1%

7.1% 6.6% 5.7% 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : BPS (diolah)

commit to user

2. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share (SS) ini dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943) dan dipakai sebagai suatu alat analisis pada permulaam tahun 1960 an oleh Asbhi (1964) sampai sekarang teknik ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah atau daerah seperti kesempatan kerja, nilai tambah pendapatan jangka waktu tertentu dalam hal ini akan dipengaruhi pertumbuhan propinsi (N), bauran industri atau industri mix (M) dan keunggulan kompetitif (C). Pengaruh terhadap pertumbuhan propinsi disebut pengaruh pangsa pasar, pengaruh bauran industri disebut proporsional shift , sedangkan pengaruh keunggulan kompetitif disebut regional share atau differensial shift, sehingga analisa ini disebut analisa shift share (Soepomo, 1993 :43-45).

Analisis Shift Share dalam penelitian ini membahas mengenai sektor-sektor ekonomi provinsi dibandingkan dengan perekonomian Indonesia. Sehingga dengan alat analisis Shift Share dapat diketahui adanya perubahan struktur ekonomi provinsi terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi yaitu Indonesia sebagai referensi atau acuan.

commit to user

2.1 Provinsi Aceh

Pada Tabel 4.34. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Aceh. PDRB Provinsi Aceh selama kurun waktu 2004-2009 menurun sebesar Rp 8.495 miliar. Hal ini di sebabkan oleh bencana alam tsunami pada tahun 2004. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Aceh (Nij) sebesar Rp 111.766 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Aceh dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 101.078 miliar dan Rp 19.183 miliar.

Tabel 4.34. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Aceh Tahun 2004-2009

(Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.2 Provinsi Sumatera Utara

Pada Tabel 4.35. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sumatera Utara. PDRB Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 35.237 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sumatera Utara (Nij) sebesar Rp 301.452 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 267.892 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.677 miliar.

Tabel 4.35. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sumatera Utara Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

7. Pengangkutan & Komunikasi

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.3 Provinsi Sumatera Barat

Pada Tabel 4.36. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sumatera Barat. PDRB Provinsi Sumatera Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 16.299 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sumatera Barat (Nij) sebesar Rp 99.670 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 83.135 miliar dan Rp 235 miliar.

Tabel 4.36. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sumatera Barat Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

393 2,270 2. Pertambangan & Penggalian

3,164

-3,048

145 261 3. Industri Pengolahan

12,846

-11,683

122 1,285 4. Listrik, Gas & Air Bersih

-167 5,506 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

18,231

-15,870

-238 2,123 7. Pengangkutan & Komunikasi

13,494

-10,861

-290 2,343 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.4 Provinsi Riau

Pada Tabel 4.37. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Riau. PDRB Provinsi Riau selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 31.319 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Riau (Nij) sebesar Rp 263.57 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Riau dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar 237.364 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 5.108 miliar.

Tabel 4.37. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Riau Tahun 2004-2009

(Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.5 Provinsi Jambi

Pada Tabel 4.38. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Jambi. PDRB Provinsi Jambi selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 7.340 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Jambi (Nij) sebesar Rp 43.390 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Jambi dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 37.073 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.023 miliar.

Tabel 4.38. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Jambi Tahun 2004-2009

(Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

197 386 3. Industri Pengolahan

5,937

-5,399

-4 533 4. Listrik, Gas & Air Bersih

169 2,369 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

7,371

-6,416

44 998 7. Pengangkutan & Komunikasi

3,461

-2,786

-283 392 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.6 Provinsi Sumatera Selatan

Pada Tabel 4.39. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sumatera Selatan. PDRB Provinsi Sumatera Selatan selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 28.870 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sumatera Selatan (Nij) sebesar Rp 167.258 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 139.422 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.034 miliar.

Tabel 4.39. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sumatera Selatan Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

-856 675 3. Industri Pengolahan

29,405

-26,743

-245 2,418 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

-60 14,221 6. Perdagangan, Hotel

400 1,888 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.7 Provinsi Bengkulu

Pada Tabel 4.40. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Bengkulu. PDRB Provinsi Bengkulu selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 3.147 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Bengkulu (Nij) sebesar Rp 21.311 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 18.383 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 218 miliar.

Tabel 4.40. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Bengkulu Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

217 861 2. Pertambangan & Penggalian

782

-754

253 282 3. Industri Pengolahan

878

-798

10 89 4. Listrik, Gas & Air Bersih

91 -12 705 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

4,309

-3,751

-92 466 7. Pengangkutan & Komunikasi

1,788

-1,439

-189 160 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.8 Provinsi Lampung

Pada Tabel 4.41. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Lampung. PDRB Provinsi Lampung selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 14.779 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Lampung (Nij) sebesar Rp 99.369 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Lampung dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 84.232 miliar dan Rp 359 miliar.

Tabel 4.41. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Lampung Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

-418 -321 3. Industri Pengolahan

13,216

-12,020

199 1,396 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

-311 5,327 6. Perdagangan, Hotel

-253 947 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.9 Provinsi Kep. Bangka Belitung

Pada Tabel 4.42. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kep. Bangka Belitung. PDRB Provinsi Kep. Bangka Belitung selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 3.982 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kep. Bangka Belitung (Nij) sebesar Rp 28.901 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kep. Bangka Belitung dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 24.450 miliar dan Rp 469 miliar.

Tabel 4.42. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kep. Bangka Belitung Tahun 2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.10 Provinsi Kepulauan Riau

Pada Tabel 4.43. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kepulauan Riau. PDRB Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 16.048 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kepulauan Riau (Nij) sebesar Rp 104.288 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 90.016 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.776 miliar.

Tabel 4.43. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kepulauan Riau Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

47 424 2. Pertambangan & Penggalian

6,534

-6,295

-266 -27 3. Industri Pengolahan

54,438

-49,509

759 5,688 4. Listrik, Gas & Air Bersih

761 4,806 6. Perdagangan, Hotel

40 866 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.11 Provinsi DKI Jakarta

Pada Tabel 4.44. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi DKI Jakarta. PDRB Provinsi DKI Jakarta selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 217.762 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi DKI Jakarta (Nij) sebesar Rp 1.007.147 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 780.666 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 8.719 miliar.

Tabel 4.44. Hasil Analisis Shift Share Provinsi DKI Jakarta Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.12 Provinsi Jawa Barat

Pada Tabel 4.45. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Jawa Barat. PDRB Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 119.663 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Jawa Barat (Nij) sebesar Rp 828.167 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Jawa Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 715.096 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 6.591 miliar.

Tabel 4.45. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Jawa Barat Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.13 Provinsi Jawa Tengah

Pada Tabel 4.46. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Jawa Tengah. PDRB Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 77.963 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Jawa Tengah (Nij) sebesar Rp 483.350 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 403.753 miliar dan Rp 1.634 miliar.

Tabel 4.46. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Jawa Tengah Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

619 809 3. Industri Pengolahan

156,373

-142,214

2,429 16,588 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

-444 30,916 6. Perdagangan, Hotel

-1,385 3,343 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.14 Provinsi DI Yogyakarta

Pada Tabel 4.47. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi DI Yogyakarta. PDRB Provinsi DI Yogyakarta selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 9.897 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi DI Yogyakarta (Nij) sebesar Rp 56.014 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi DI Yogyakarta dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 44.295 miliar dan Rp 1.821 miliar.

Tabel 4.47. Hasil Analisis Shift Share Provinsi DI Yogyakarta Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.15 Provinsi Jawa Timur

Pada Tabel 4.48. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Jawa Timur. PDRB Provinsi Jawa Timur selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 127.408 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Jawa Timur (Nij) sebesar Rp 872.128 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 746.407 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.686 miliar.

Tabel 4.48. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Jawa Timur Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

-2,760 8,420 2. Pertambangan & Penggalian

18,048

-17,388

2,515 3,175 3. Industri Pengolahan

233,788

-212,619

-1,766 19,402 4. Listrik, Gas & Air Bersih

-2,140 31,007 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

258,948

-225,412

1,847 35,382 7. Pengangkutan & Komunikasi

53,606

-43,145

551 11,012 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.16 Provinsi Banten

Pada Tabel 4.49. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Banten. PDRB Provinsi Banten selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 42.240 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Banten (Nij) sebesar Rp 208.451 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Banten dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 180.157 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 13.946 miliar.

Tabel 4.49. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Banten Tahun 2004-2009

(Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

33 41 3. Industri Pengolahan

106,006

-96,407

10,902 20,500 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

144 6,540 6. Perdagangan, Hotel

-484 2,924 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.17 Provinsi Bali

Pada Tabel 4.50. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Bali. PDRB Provinsi Bali selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 11.921 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Bali (Nij) sebesar Rp 72.460 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Bali dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 60.984 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 446 miliar.

Tabel 4.50. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Bali Tahun 2004-2009

(Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

1,515 2. Pertambangan & Penggalian

440

-424

19 35 3. Industri Pengolahan

1,061 4. Listrik, Gas & Air Bersih

3,209 6. Perdagangan, Hotel

-310 1,209 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.18 Provinsi Kalimantan Barat

Pada Tabel 4.51. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kalimantan Barat. PDRB Provinsi Kalimantan Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 14.115 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Barat (Nij) sebesar Rp 79.360 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 64.168 miliar dan Rp 1.078 miliar.

Tabel 4.51. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kalimantan Barat Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.19 Provinsi Kalimantan Tengah

Pada Tabel 4.52. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kalimantan Tengah. PDRB Provinsi Kalimantan Tengah selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 8.457 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah (Nij) sebesar Rp 47.784 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 40.374 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.047 miliar.

Tabel 4.52. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

-799 499 2. Pertambangan & Penggalian

3,672

-3,538

1,847 1,981 3. Industri Pengolahan

4,015

-3,651

-140 223 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

136 2,883 6. Perdagangan, Hotel & Restoran

8,489

-7,390

-82 1,017 7. Pengangkutan & Komunikasi

3,792

-3,052

-219 521 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.20 Provinsi Kalimantan Selatan

Pada Tabel 4.53. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kalimantan Selatan. PDRB Provinsi Kalimantan Selatan selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 12.839 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Selatan (Nij) sebesar Rp 78.967 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 67.005 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 877 miliar.

Tabel 4.53. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

1,482 2,111 3. Industri Pengolahan

9,387

-8,537

-684 166 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

-66 4,859 6. Perdagangan, Hotel

-413 895 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.21 Provinsi Kalimantan Timur

Pada Tabel 4.54. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Kalimantan Timur. PDRB Provinsi Kalimantan Timur selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 28.051 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Timur (Nij) sebesar Rp 304.799 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 270.488 miliar dan Rp 6.261 miliar.

Tabel 4.54. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Kalimantan Timur Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.22 Provinsi Sulawesi Utara

Pada Tabel 4.55. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Utara. PDRB Provinsi Sulawesi Utara selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 13.309 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Utara (Nij) sebesar Rp 44.387 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 32.045 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 967 miliar.

Tabel 4.55. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sulawesi Utara Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.23 Provinsi Sulawesi Tengah

Pada Tabel 4.56. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Tengah. PDRB Provinsi Sulawesi Tengah selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 9.385 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Tengah (Nij) sebesar Rp 41.563 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 34.458 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 2.280 miliar.

Tabel 4.56. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sulawesi Tengah Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.24 Provinsi Sulawesi Selatan

Pada Tabel 4.57. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Selatan. PDRB Provinsi Sulawesi Selatan selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 22.372 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan (Nij) sebesar Rp 125.761 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 106.512 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 3.123 miliar.

Tabel 4.57. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.25 Provinsi Sulawesi Tenggara

Pada Tabel 4.58. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Tenggara. PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 7.120 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara (Nij) sebesar Rp 28.633 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 23.275 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 1.763 miliar.

Tabel 4.58. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.26 Provinsi Gorontalo

Pada Tabel 4.59. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Gorontalo. PDRB Provinsi Gorontalo selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 1.589 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Gorontalo (Nij) sebesar Rp 7.077 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 5.707 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 219 miliar.

Tabel 4.59. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Gorontalo Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.27 Provinsi Sulawesi Barat

Pada Tabel 4.60. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Sulawesi Barat. PDRB Provinsi Sulawesi Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 2.122 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Sulawesi Barat (Nij) sebesar Rp 10.956 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 9.435 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 601 miliar.

Tabel 4.60. Hasil Analisis Shift Share Sulawesi Barat Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pada Tabel 4.61. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi NTB. PDRB Provinsi NTB selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 8.544 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi NTB (Nij) sebesar Rp 50.640 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi NTB dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 42.280 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 184 miliar.

Tabel 4.61. Hasil Analisis Shift Share Provinsi NTB Tahun 2004-2009

(Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pada Tabel 4.62. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi NTT. PDRB Provinsi NTT selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 5.119 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi NTT (Nij) sebesar Rp 33.157 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi NTT dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 27.323 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 716 miliar.

Tabel 4.62. Hasil Analisis Shift Share Provinsi NTT Tahun 2004-2009

(Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.30 Provinsi Maluku

Pada Tabel 4.63. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Maluku. PDRB Provinsi Maluku selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 1.249 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Maluku (Nij) sebesar Rp 10.987 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Maluku dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) dan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 9.584 miliar dan Rp 153 miliar.

Tabel 4.63. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Maluku Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.31 Provinsi Maluku Utara

Pada Tabel 4.64. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Maluku Utara. PDRB Provinsi Maluku Utara selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 973 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Maluku Utara (Nij) sebesar Rp 7.607 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Maluku Utara dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 6.683 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 49 miliar.

Tabel 4.64. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Maluku Utara Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.32 Provinsi Papua Barat

Pada Tabel 4.65. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Papua Barat. PDRB Provinsi Papua Barat selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 3.874 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Papua Barat (Nij) sebesar Rp 18.130 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Papua Barat dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 14.872 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 617 miliar.

Tabel 4.65. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Papua Barat Tahun

2004-2009 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah) Nij

-56 68 3. Industri Pengolahan

2,529

-2,300

157 386 4. Listrik, Gas

& Air Bersih

174 1,901 6. Perdagangan, Hotel

61 315 8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

2.33 Provinsi Papua

Pada Tabel 4.66. merupakan hasil analisis Shift Share pada tahun 2004-2009 di Provinsi Papua. PDRB Provinsi Papua selama kurun waktu 2004-2009 meningkat sebesar Rp 15.692 miliar. Hal ini dapat dilihat dari (Dij) yang positif. Besarnya pertumbuhan PDB Indonesia mempengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Papua (Nij) sebesar Rp 61.245 miliar. Kegiatan ekonomi di Provinsi Papua dalam kurun waktu tahun 2004-2009 mengalami penurunan bauran industri (Mij) sebesar Rp 52.948 miliar dan peningkatan keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp 7.395 miliar.

Tabel 4.66. Hasil Analisis Shift Share Provinsi Papua Tahun 2004-2009

(Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Komponen (Miliar Rupiah)

3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas

& Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel

8. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

3. Tipologi Klassen

Alat analisis Klassen Typology (Tipologi Klassen) digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah.

Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu: daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth ), daerah berkembang cepat (high growth but low income ), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Kuncoro, 2002: 27-45) dan (Radianto, 2003: 479-499). Analisis ini mendasarkan pengelompokan suatu sektor dengan melihat pertumbuhan dan kontribusi sektor tertentu terhadap total PDRB suatu daerah.

commit to user

3.1 Provinsi Aceh

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Aceh sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Sementara yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor pertanian. Yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sedangkan sektor industri berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.67. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Aceh

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air

bersih 2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &

Restoran 4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 6. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertambangan & penggalian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Industri

commit to user

3.2 Provinsi Sumatera Utara

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sumatera Utara sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu pertambangan dan penggalian; konstruksi; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, real estate dan

jasa perusahaan dan jasa-jasa . Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertanian dan industri, sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.68. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian 2. Industri

Sektor Relatif Tertinggal

1. Listrik, Gas & air bersih

commit to user

3.3 Provinsi Sumatera Barat

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sumatera Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; industri dan jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.69. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian

2. Industri 3. Jasa-jasa

commit to user

3.4 Provinsi Riau

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Riau sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor pertanian. Yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi besar bagi negara.

Tabel 4.70. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Riau

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian

Sektor Berkembang

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &

Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 7. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertambangan & penggalian

Sektor Relatif Tertinggal

commit to user

3.5 Provinsi Jambi

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Jambi sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; industri dan jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.71. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jambi

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian

2. Industri 3. Jasa-jasa

commit to user

3.6 Provinsi Sumatera Selatan

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang potensial.

Tabel 4.72. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &

Restoran 4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 6. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertambangan & penggalian

2. Industri

Sektor Relatif Tertinggal

commit to user

3.7 Provinsi Bengkulu

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Bengkulu sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor potensial yaitu sektor pertanian, sedangkan sektor industri dan sektor pengangkutan dan komunikasi berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.73. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Bengkulu

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian 2. Listrik, Gas & air bersih

3. Konstruksi 4. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Industri 2. Pengangkutan &

Komunikasi

commit to user

3.8 Provinsi Lampung

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Lampung sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian dan industri, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.74. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Lampung

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Perdagangan, Hotel & Restoran 3. Pengangkutan & Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian 2. Industri

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Jasa-jasa

commit to user

3.9 Provinsi Kep. Bangka Belitung

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kep. Bangka Belitung sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian; industri dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.75. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kep. Bangka

Belitung Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian 2. Industri 3. Perdagangan, Hotel &

Restoran

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian

commit to user

3.10 Provinsi Kepulauan Riau

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu industri, sedangkan sektor pertanian dan pertambangan dan penggalian, industri dan jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.76. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Industri

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertanian 2. Pertambangan &

penggalian

commit to user

3.11 Provinsi DKI Jakarta

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi DKI Jakarta sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa- jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi Potensial yaitu sektor industri dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, sedangkan sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.77. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Industri 2. Keuangan, Real Estate &

Jasa Perusahaan

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertanian 2. Pertambangan &

penggalian

commit to user

3.12 Provinsi Jawa Barat

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Jawa Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi belum berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor pengangkutan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu industri dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor konstruksi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang berkembang.

Tabel 4.78. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Barat

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Industri 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran

Sektor Berkembang

1. Konstruksi 2. Keuangan, Real Estate

& Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertanian 2. Pertambangan &

penggalian 3. Listrik, Gas & air bersih

4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Jasa-jasa

commit to user

3.13 Provinsi Jawa Tengah

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Jawa Tengah sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu industri dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor pertanian berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang potensial.

Tabel 4.79. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Industri 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran Jasa-jasa

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian 2. Listrik, Gas & air bersih

3. Konstruksi 4. Pengangkutan &

Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 6. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

commit to user

3.14 Provinsi DI Yogyakarta

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi DI Yogyakarta sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian; perdagangan, hotel dan restoran dan jasa-jasa, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.80. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi DI Yogyakarta

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran

3. Jasa-jasa

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian

2. Industri

commit to user

3.15 Provinsi Jawa Timur

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Jawa Timur sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian dan industri, sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor konstruksi berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.81. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Jawa Timur

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian 2. Pengangkutan & Komunikasi 3. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 4. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian 2. Industri

Sektor Relatif Tertinggal

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi

commit to user

3.16 Provinsi Banten

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Banten sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor pertanian, dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.82. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Banten

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Industri 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertanian 2. Listrik, Gas & air

bersih

commit to user

3.17 Provinsi Bali

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Bali sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.83. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Bali

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor Berkembang

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

3. Konstruksi 4. Pengangkutan &

Komunikasi

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian 2. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 3. Jasa-jasa

commit to user

3.18 Provinsi Kalimantan Barat

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertanian. Sektor ekonomi potensial yaitu sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.84. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Barat

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Industri 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran

Sektor Relatif Tertinggal

1. Listrik, Gas & air bersih

commit to user

3.19 Provinsi Kalimantan Tengah

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.85. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

commit to user

3.20 Provinsi Kalimantan Selatan

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian, sedangkan sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.86. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian 2. Pertambangan &

penggalian

Sektor Berkembang

1. Konstruksi 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran 3. Pengangkutan & Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

Sektor Relatif Tertinggal

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

commit to user

3.21 Provinsi Kalimantan Timur

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertambangan dan penggalian. Sektor ekonomi potensial yaitu industri, sedangkan sektor pertanian berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.87. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertambangan & penggalian

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &

Restoran 4. Perdagangan, Hotel & Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 7. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Industri

Sektor Tertinggal

1. Pertanian

commit to user

3.22 Provinsi Sulawesi Utara

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri, sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.88. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &

Restoran

5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian

2. Jasa-jasa

commit to user

3.23 Provinsi Sulawesi Tengah

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.89. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Tengah

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian

2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &

Restoran

4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

6. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

commit to user

3.24 Provinsi Sulawesi Selatan

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.90. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &

Restoran 4. Pengangkutan & Komunikasi 5. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 6. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian

2. Industri

commit to user

3.25 Provinsi Sulawesi Tenggara

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor jasa-jasa berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.91. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &

Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian 2. Jasa-jasa

commit to user

3.26 Provinsi Gorontalo

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Gorontalo sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian dan industri, sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor konstruksi berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.92. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Gorontalo

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r

PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian

2. Konstruksi 3. Perdagangan, Hotel &

Restoran

4. Pengangkutan & Komunikasi

5. Jasa-jasa

r sektor <r

PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Tertinggal

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

3. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

commit to user

3.27 Provinsi Sulawesi Barat

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Sulawesi Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu pertanian.

Tabel 4.93. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Sulawesi Barat

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Pertambangan & penggalian

2. Industri 3. Listrik, Gas & air

bersih

4. Konstruksi 5. Perdagangan, Hotel &

Restoran 6. Pengangkutan & Komunikasi 7. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 8. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

commit to user

3.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi NTB sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.94. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi NTB

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &

Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 7. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian 2. Pertambangan &

penggalian

Sektor Relatif Tertinggal

commit to user

3.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi NTT sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor listrik, gas dan air bersih; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu jasa-jasa. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri dan sektor konstruksi berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.95. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi NTT

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Jasa-jasa

Sektor Berkembang

1. Listrik, Gas & air bersih

2. Perdagangan, Hotel & Restoran 3. Pengangkutan & Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian

2. Industri 3. Konstruksi

commit to user

3.30 Provinsi Maluku

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Maluku sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.96. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Maluku

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Perdagangan, Hotel & Restoran

2. Jasa-jasa

Sektor Berkembang

1. Industri 2. Konstruksi 3. Pengangkutan &

Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian 2. Listrik, Gas & air bersih

commit to user

3.31 Provinsi Maluku Utara

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Maluku Utara sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi terbelakang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan sektor konstruksi; sektor perdagangan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.97. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Maluku Utara

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertanian 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran

Sektor Berkembang

1. Konstruksi 2. Pengangkutan &

Komunikasi 3. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

Sektor Relatif Tertinggal

1. Pertambangan & penggalian

2. Industri 3. Listrik, Gas & air

bersih

4. Jasa-jasa

commit to user

3.32 Provinsi Papua Barat

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Papua Barat sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor industri; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor ekonomi potensial yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.98. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Papua Barat

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

Sektor Berkembang

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

3. Konstruksi 4. Perdagangan, Hotel &

Restoran 5. Pengangkutan & Komunikasi 6. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 7. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian 2. Pertambangan &

penggalian

Sektor Relatif Tertinggal

commit to user

3.33 Provinsi Papua

Selama periode pengamatan tahun 2004-2009, pengelompokkan sektor ekonomi yang didasarkan pada pola pertumbuhan relatif dan besarnya kontribusi relatif masing-masing sektor ekonomi di Provinsi Papua sebagian besar dikelompokkan dalam sektor ekonomi berkembang. Sektor ekonomi tersebut diantaranya yaitu sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kemudian yang termasuk dalam sektor ekonomi prima yaitu pertambangan dan penggalian. Sektor ekonomi potensial yaitu pertanian, sedangkan sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih berdasarkan analisis Tipologi Klassen dikategorikan sebagai sektor ekonomi yang belum berkembang.

Tabel 4.99. Hasil Analisis Tipologi Klassen Provinsi Papua

Tahun 2004-2009

Sumber : Hasil analisis

Y sektor ≥Y PDRB

Y sektor <Y PDRB

r sektor ≥r PDRB

Sektor Prima

1. Pertambangan & penggalian

Sektor Berkembang

1. Konstruksi 2. Perdagangan, Hotel &

Restoran 3. Pengangkutan & Komunikasi 4. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 5. Jasa-jasa

r sektor <r PDRB

Sektor Potensial

1. Pertanian

Sektor Relatif Tertinggal

1. Industri 2. Listrik, Gas & air

bersih

commit to user

4. Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

4.1 Provinsi Aceh

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.100. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Aceh dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

e. Sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Aceh).

f. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya yang cukup signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Aceh) kurang signifikan.

g. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Aceh) cukup signifikan.

h. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Aceh) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Aceh menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa- jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Aceh adalah sektor listrik, gas dan air bersih.

commit to user

Tabel 4.100. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Aceh

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

-4.60 -

3. Industri Pengolahan

0.85 -

-2.66 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

0.91 -

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.46 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

4.2 Provinsi Sumatera Utara

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.101. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Utara).

b. Sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sumatera Utara) cukup signifikan.

commit to user

c. Sektor pertanian; sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Utara) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan; hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sumatera Utara adalah sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.101. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 1.00 +

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.76 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.13 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.70 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.3 Provinsi Sumatera Barat

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.102. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sumatera Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Barat).

b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya cukup signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sumatera Barat) kurang signifikan.

c. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sumatera Barat) cukup signifikan.

d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sumatera Barat adalah sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.102. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

commit to user

Sumatera Barat Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

0.79 -

3. Industri Pengolahan

0.85 -

0.95 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.09 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.59 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

4.4 Provinsi Riau

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.103. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Riau dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Riau).

b. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Riau) cukup signifikan.

commit to user

c. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Riau menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Riau adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.103. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

Riau Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 0.38 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 1.20 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.74 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.64 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.5 Provinsi Jambi

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.104. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Jambi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Jambi).

b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya cukup signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jambi) kurang signifikan.

c. Sektor pertanian dan listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jambi) cukup signifikan.

d. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Jambi) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Jambi menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Jambi adalah sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.104. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Jambi

commit to user

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 0.68 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.85 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.26 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.06 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 11.92 Sumber : Hasil analisis

4.6 Provinsi Sumatera Selatan

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.105. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Sumatera Selatan).

b. Sektor pertanian dan listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sumatera Selatan) cukup signifikan.

commit to user

c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhannya adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.105. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 0.16 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.77 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.23 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 2.27 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 10.89 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.7 Provinsi Bengkulu

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.106. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Bengkulu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restora; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Bengkulu).

b. Sektor pengangkutan dan komunikasi di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya cukup signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Bengkulu) kurang signifikan.

c. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor dan listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Bengkulu) cukup signifikan.

d. Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah

studi (Provinsi Bengkulu) pertumbuhannya kurang signifikan. Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.106. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Bengkulu

commit to user

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

3.33 +

3. Industri Pengolahan

0.85 -

0.97 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.02 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

0.84 -

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

4.8 Provinsi Lampung

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.107. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Lampung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun wilayah studi (Provinsi Lampung).

b. Sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Lampung) kurang signifikan.

c. Sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Lampung) signifikan.

commit to user

d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Lampung) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Lampung menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan; hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Lampung adalah sektor industri pengolahan.

Tabel 4.107. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Lampung

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

-1.25 -

3. Industri Pengolahan

0.85 -

1.01 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.06 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.46 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 7.75 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.9 Provinsi Kep. Bangka Belitung

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.108. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kep. Bangka Belitung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kep. Bangka Belitung).

b. Sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kep. Bangka Belitung) kurang signifikan.

c. Sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kep. Bangka Belitung) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kep. Bangka Belitung menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Tidak ada sektor yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kep. Bangka Belitung

commit to user

Tabel 4.108. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Kep.

Bangka Belitung Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - -0.15 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.79 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 0.79 -

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.28 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 8.39 Sumber : Hasil analisis

4.10 Provinsi Kep. Riau

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.109. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kep. Riau dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kep. Riau).

b. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kep. Riau) signifikan.

commit to user

c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kep. Riau) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kep. Riau menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan. real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kep. Riau adalah sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.109. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Kep. Riau

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - -0.04 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.97 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.14 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.87 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 14.66 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.11 Provinsi DKI Jakarta

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.110. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi DKI Jakarta dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi DKI Jakarta).

b. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi DKI Jakarta) kurang signifikan.

c. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi DKI Jakarta) signifikan.

d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi DKI Jakarta) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi DKI Jakarta adalah sektor listrik, gas dan air bersih.

commit to user

Tabel 4.110. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi DKI

Jakarta Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - -0.21 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.67 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.14 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 2.57 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 8.50 Sumber : Hasil analisis

4.12 Provinsi Jawa Barat

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.111. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Jawa Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Barat).

b. Sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Barat) kurang signifikan.

c. Sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Barat) signifikan.

commit to user

d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Barat adalah sektor industri pengolahan.

Tabel 4.111. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - -0.15 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 1.10 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.22 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 0.94 -

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 8.40 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.13 Provinsi Jawa Tengah

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.112. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Tengah).

b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Tengah) kurang signifikan.

c. Sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Tengah) signifikan.

d. Sektor pertanian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Tengah) pertumbuhannya kurang signifikan. Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

commit to user

Tabel 4.112. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

1.39 +

3. Industri Pengolahan

0.85 -

1.00 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.08 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.29 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 10.08 Sumber : Hasil analisis

4.14 Provinsi DI Yogyakarta

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.113. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi DI Yogyakarta dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi DI Yogyakarta).

b. Sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi DI Yogyakarta) kurang signifikan.

c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi

commit to user

(Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi DI Yogyakarta) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi DI Yogyakarta menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Tidak ada kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi DI Yogyakarta.

Tabel 4.113. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi DI

Yogyakarta Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 0.53 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.31 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 0.90 -

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.12 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.15 Provinsi Jawa Timur

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.114. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Jawa Timur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Timur).

b. Sektor konstruksi di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Timur) kurang signifikan.

c. Sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Jawa Timur) signifikan.

d. Sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Jawa Timur) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Timur adalah sektor pertambangan dan penggalian.

commit to user

Tabel 4.114. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

Jawa Timur Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

1.62 +

3. Industri Pengolahan

0.85 -

0.79 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.25 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.95 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 9.92 Sumber : Hasil analisis

4.16 Provinsi Banten

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.115. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Banten dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Banten).

b. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Banten) signifikan.

commit to user

c. Sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Banten) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Banten menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Banten adalah sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan.

Tabel 4.115. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Banten

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

1.82 +

3. Industri Pengolahan

0.85 -

1.73 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.61 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.56 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 14.05 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.17 Provinsi Bali

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.116. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Bali dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Bali).

b. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Bali) kurang signifikan.

c. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Bali) signifikan.

d. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Bali) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Bali menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Bali adalah industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

commit to user

Tabel 4.116. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Bali

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 0.77 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 1.41 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.31 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.45 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 10.28 Sumber : Hasil analisis

4.18 Provinsi Kalimantan Barat

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.117. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Barat).

b. Sektor perdagangan, hotel dan restoran di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Barat) kurang signifikan.

commit to user

c. Sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Barat) signifikan.

d. Sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Barat adalah sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.117. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

Kalimantan Barat Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

2.28 +

3. Industri Pengolahan

0.85 -

0.37 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

0.50 -

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.98 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.19 Provinsi Kalimantan Tengah

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.118deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Tengah).

b. Sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Tengah) signifikan.

c. Sektor pertanian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Tengah) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sektor pertambangan dan penggalian.

commit to user

Tabel 4.118. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

3.52 +

3. Industri Pengolahan

0.85 -

0.53 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.15 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.25 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

Sumber : Hasil analisis

4.20 Provinsi Kalimantan Selatan

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.119. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Selatan).

b. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Selatan) signifikan.

commit to user

c. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Selatan) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.119. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

Kalimantan Selatan Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

1.14 +

3. Industri Pengolahan

0.85 -

0.17 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.08 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.25 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 9.13 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.21 Provinsi Kalimantan Timur

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.120. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Timur).

b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Timur) kurang signifikan.

c. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Timur) signifikan.

d. Sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Kalimantan Timur) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa

commit to user

perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Kalimantan Timur adalah sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.120. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

Kalimantan Timur Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

0.79 -

3. Industri Pengolahan

0.85 -

-0.30 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.37 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.66 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 9.56 Sumber : Hasil analisis

4.22 Provinsi Sulawesi Utara

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.121. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Utara).

b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Utara) kurang signifikan.

commit to user

c. Sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Utara) signifikan.

d. Sektor pertanian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Utara) pertumbuhannya kurang signifikan. Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Utara menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Utara adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.121. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 1.15 +

3. Industri Pengolahan

0.85 - 1.26 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.78 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.91 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 12.63 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.23 Provinsi Sulawesi Tengah

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.122. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Tengah).

b. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Tengah) signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Tengah adalah sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

commit to user

Tabel 4.122. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

3.58 +

3. Industri Pengolahan

0.85 -

1.22 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.54 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

2.00 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 15.97 Sumber : Hasil analisis

4.24 Provinsi Sulawesi Selatan

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.123. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Selatan).

b. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Selatan) signifikan.

commit to user

c. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Selatan) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.123. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 0.36 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 1.14 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.64 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.72 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 12.23 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.25 Provinsi Sulawesi Tenggara

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.124. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Tenggara).

b. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Tenggara) signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

commit to user

Tabel 4.124. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 1.18 +

3. Industri Pengolahan

0.85 - 1.69 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.95 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 2.30 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 15.92 Sumber : Hasil analisis

4.26 Provinsi Gorontalo

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.125. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Gorontalo dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Gorontalo).

b. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Gorontalo) signifikan.

commit to user

c. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Gorontalo) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Gorontalo menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Gorontalo adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 4.125. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Gorontalo

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 2.05 +

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.48 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.25 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.53 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 12.27 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.27 Provinsi Sulawesi Barat

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.126. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Barat).

b. Sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Barat) signifikan.

c. Sektor pertanian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Sulawesi Barat) pertumbuhannya kurang signifikan. Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Sulawesi Barat adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

commit to user

Tabel 4.126. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Sulawesi

Barat Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 4.00 +

3. Industri Pengolahan

0.85 - 1.93 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.46 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 2.08 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 21.83 Sumber : Hasil analisis

4.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.127. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Barat).

b. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Barat) signifikan.

commit to user

c. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Lampung) di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.127. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Nusa

Tenggara Barat Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

0.47 -

3. Industri Pengolahan

0.85 -

1.37 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.33 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.15 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 10.84 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.129. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Timur).

b. Sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Timur) kurang signifikan.

c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Nusa Tenggara Timur) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

commit to user

Tabel 4.129. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Nusa

Tenggara Timur Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 0.61 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 0.55 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 0.97 -

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.25 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 8.09 Sumber : Hasil analisis

4.30 Provinsi Maluku

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.129. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Maluku dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Maluku).

b. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Maluku) kurang signifikan.

c. Sektor industri pengolahan di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Maluku) signifikan.

commit to user

d. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Maluku) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Maluku menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Maluku adalah sektor industri pengolahan.

Tabel 4.129. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Maluku

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 - 0.33 -

3. Industri Pengolahan

0.85 - 1.19 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 + 1.15 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 + 1.52 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 7.76 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.31 Provinsi Maluku Utara

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.130. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Maluku Utara dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Maluku Utara).

b. Sektor jasa-jasa di wilayah referensi (Indonesia) pertumbuhannya signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Maluku Utara) kurang signifikan.

c. Sektor pertanian di wilayah referensi (Indonesia) kurang menonjol namun di wilayah studi (Provinsi Maluku Utara) signifikan.

d. Sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Maluku Utara) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Maluku Utara menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Maluku Utara adalah sektor pertanian.

commit to user

Tabel 4.130. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Maluku

Utara Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

0.41 -

3. Industri Pengolahan

0.85 -

0.24 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.41 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

1.69 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 9.69 Sumber : Hasil analisis

4.32 Provinsi Papua Barat

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.131. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Papua Barat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Papua Barat).

b. Sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Papua Barat) signifikan.

commit to user

c. Sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Papua Barat) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Papua Barat menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Papua Barat adalah sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.

Tabel 4.131. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Papua

Barat Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

0.19 -

3. Industri Pengolahan

0.85 -

1.45 +

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.58 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

2.20 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 14.01 Sumber : Hasil analisis

commit to user

4.33 Provinsi Papua

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.132. deskripsi kegiatan ekonomi Provinsi Papua dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan mempunyai pertumbuhan yang cukup signifikan di wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Papua).

b. Sektor listrik, gas dan air bersih di wilayah referensi (Indonesia) kurang signifikan namun di wilayah studi (Provinsi Papua) cukup signifikan.

c. Sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan wilayah referensi (Indonesia) maupun di wilayah studi (Provinsi Papua) pertumbuhannya kurang signifikan.

Dari hasil analisis MRP dalam konteks Provinsi Papua menunjukkan bahwa yang merupakan dominan pertumbuhan adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa dan sektor jasa-jasa perusahaan. Kegiatan yang potensial untuk dikembangkan di Provinsi Papua adalah sektor listrik, gas dan air bersih.

commit to user

Tabel 4.132. Hasil Analisis Model Rasio Pertumbuhan Provinsi Papua

Tahun 2004-2009

Lapangan Usaha

2. Pertambangan dan Penggalian

0.35 -

0.94 -

3. Industri Pengolahan

0.85 -

0.63 -

4. Listrik, Gas & Air Bersih

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

1.21 +

1.80 +

7. Pengangkutan dan Komunikasi

1.82 +

2.52 +

8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan

9.40 17.44 Sumber : Hasil analisis

commit to user