Pengorganisasian (Organizing)

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan proses untuk mengelompokkan pegawai, membagi tugas dan pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga dapat tercipta organisasi yang dapat digerakkan untuk bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dalam perencanaan.

Pengorganisasian berkaitan dengan tugas dan wewenang dari pejabat pemerintah agar suatu program dapat berjalan dengan baik dan mencapai sasaran yang dikehendaki. Tugas dan wewenang mengenai perumahan dan kawasan permukiman tertuang dalam UU RI No. 1 Tahun 2011 Bab IV. Tugas dan wewenang mengenai perumahan dan kawasan permukiman

commit to user

sesuai dengan kewenangan masing-masing. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa Kota Surakarta diberi kewenangan dan tanggung jawab oleh Pemerintah Kota untuk mengelola Rumah Sewa yang terdapat di Kota Surakarta termasuk Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Hal ini sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta No. 45 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta.

Dalam melakukan pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta, pihak UPTD Rumah Sewa tidak hanya berkoordinasi sendiri tetapi pihak UPTD Rumah Sewa juga berkoordinasi kepada salah satu penghuni di tiap-tiap Rusunawa yang diserahi tanggung jawab khusus oleh pihak UPTD Rumah Sewa. Koordinasi yang biasanya dilakukan biasanya berkaitan dengan kerusakan-kerusakan yang terjadi di Rusunawa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ibu Rima Melati sebagai Ibu Rukun Tetangga (RT) di Rusunawa Begalon sebagai berikut:

“..apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada rusun, warga melaporkan kepada suami saya. Misalnya keran mati atau atap

bocor itu dilaporkan ke suami saya dulu, kalau bisa ditangani sendiri sama suami saya maka akan ditangani secara langsung, tapi kalau tidak bisa ditangani maka langsung dilaporkan kepada pihak UPTD.” (Wawancara 22 Oktober 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Kirno atau Bapak Gendon yang diberi tugas untuk menjaga di Rusunawa Semanggi sebagai berikut: “..kalau ada yang bocor, lampu mati, air sering mati, kebersihan di

Rusun ini apabila saya mampu untuk mengatasinya, saya atasi sendiri. Tapi apabila saya tidak mampu mengatasinya maka saya

commit to user

kaya kanopi yang terbang diterjang hujan kemarin, karna saya tidak bisa menangani sendiri maka saya langsung lapor kepada Bapak Toto. Keesokan harinya Bapak Toto langsung meninjau ke si ni.” (Wawancara 25 Oktober 2011)

Pembagian tugas kepada setiap anggota organisasi dilakukan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi dari setiap masing-masing anggota organisasi dan setiap anggota organisasi wajib terlibat dalam koordinasi yang dilakukan. Pembagian tugas yang dilakukan dalam pengelolaan Rusunawa sebagi berikut :

1. Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai pelaksana kegiatan teknis Rumah Sewa.

2. Subbagian Tata Usaha melasanakan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala UPTD.

3. Staff yang terdiri dari 7 orang memiliki tugas:

- Pengolah Administrasi

1 orang

- Bendahara Pembantu Pengeluaran 1 orang - Bendahara Penerimaan

1 orang

- Pengawas di tiap-tiap Rusunawa

4 orang

4. Satu penghuni di tiap-tiap Rusunawa yang diberi tanggung jawab khusus untuk menangani apabila terjadi kerusakan yang harus ditangani secara langsung. Seperti Ketua RT (Rukun Tetangga) di Begalon dan Penjaga Rusunawa di Rusunawa Semanggi dan Jurug.

Sumber: Data yang diolah

commit to user

UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta berjalan dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatannya. Setiap pegawai dalam melaksanakan tugasnya bekerja secara tolong menolong dan saling melengkapi antara pegawai yang satu dengan yang lainnya.

Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta yang dilakukan oleh UPTD Rumah Sewa merupakan perintah langsung dari Walikota Surakarta kemudian disampaikan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta dan diteruskan lagi kepada Kepala UPTD Rumah Sewa. UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta lebih ke mengelola fasilitas umum yang terdapat di Rusunawa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Toto Jayanto sebagai Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut:

“untuk pembagian tugas disini sudah tidak ada masalah. Semua pegawai bekerja sesuai dengan pembagian tugas yang terdapat pada tupoksi. Dalam pengelolaan Rusunawa sudah tidak berkoordinasi lagi melainkan sudah merupakan perintah langsung dari walikota kemudian diteruskan kepada Dinas Pekerjaan Umum lalu diteruskan lagi kepada UPTD Rumah Sewa. Koordinasi yang sering dilakukan biasanya koordinasi antara petugas di Rusunawa dengan UPTD Rumah Sewa yang berkaitan dengan kerusakan- kerusakan di Rusu n.” (wawancara 6 Oktober 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Sri Ratnatiningsih sebagai Subbag Tata Usaha UPTD Rumah Sewa sebagai berikut:

“untuk pelaksanaan kerja seluruh pegawai sudah sesuai dengan tupoksi. Kami sudah bekerja cukup maksimal dalam memberikan

pelayanan yang terbaik.” (wawancara 11 Oktober 2011)

commit to user

Penggerakkan dilakukan untuk memotivasi pegawai agar melaksanakan tugasnya dan bertanggungjawab memberikan yang terbaik dalam pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta. Fungsi penggerakkan berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan agar bawahan merasa nyaman dan dihargai di lingkungan pekerjaannya sehingga bawahan menghasilkan kinerja yang baik. Sebaliknya bawahan akan menghasilkan kinerja yang tidak bail apabila berada di lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman dan tidak dihargai oleh atasan. Oleh karena itu dalam melaksanakan pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Surakarta, fungsi penggerakkan harus selalu dilaksanakan. Pemberian motivasi dan lingkungan kerja yang mendukung akan meningkatkan kinerja pegawai.

Penggerakkan yang selama ini dilakukan oleh UPTD Rumah Sewa Kota Surakarta adalah dengan memberi bimbingan, arahan dan menyadarkan pegawai akan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai. Pemberian bimbingan, arahan dan menyadarkan pegawai akan tugas pokok dan fungsinya dilakukan oleh pemimpin kepada bawahannya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi motivasi kepada pegawai agar mau menjalankan tugas pengelolaan Rusunawa dengan senang hati. Bimbingan dan pengarahan dilakukan setiap saat jika diperlukan. Bimbingan diberikan kepada bawahan apabila terjadi kendala di lapangan.

Kendala yang sering dihadapi oleh pegawai yang bertugas di lapangan misalnya mengenai perlakuan penyewa Rusunawa yang kurang baik ketika

commit to user

oleh pihak atasan maka masalah tersebut dapat diatasi bersama. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Bapak Toto Jayanto selaku Kepala UPTD Rumah sewa sebagai berikut:

“apabila ada masalah yang terjadi dalam pengelolaan Rusunawa misalnya banyak tunggakan, selaku atasan saya langsung

menanyakan permasalahan atau persoalan yang terjadi seperti apa kepada bawahan saya. Hal ini sebagai wujud kepedulian terhadap bawahan saya.” (Wawancara 6 Oktober 2011)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Tri Widodo sebagai staff lapangan UPTD Rumah Sewa di Rusunawa Semanggi sebagai berikut:

“kendala yang terjadi di lapangan sangat macam-macam mb. Khususnya kendala penghuni rusun yang sering menunggak.

Terkadang penghuni yang menunggak malah membentak-bentak. Kalau banyak terjadi tunggakan, dari pihak atasan sering menanyakan masalahnya seperti apa.Saya sering sharing kepada Pak Toto mengenai tunggakan-tunggakan yang terjadi di Rusun, semua keputusan ada di Pak Toto dlam menindaklanjuti tunggakan yang terjadi asalkan penghuni yang menunggak memiliki keterangan yang jelas” (Wawancara 11 Oktober 2011)

Dengan pemberian dorongan motivasi kepada bawahan, keberhasilan dalam pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta dapat terlihat hasilnya dan kendala yang ada dapat teratasi. Keberhasilan pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta terbukti dengan pembangunan Rusunawa yang dilakukan secara berkesinambungan dan keberhasilan Kota Solo sebagai unggulan Field Trip APMCHUD (Asia Pacific Ministerial Confrence On Housing and Urban Development) atau disebut juga dengan konfrensi negara-negara bidang pemukiman dan perkotaan se-Asia Pasifik di laksanakan pada tanggal 22-25 Juni 2010 lalu.

commit to user

semaksimal mungkin dalam menyediakan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surakarta. Namun usaha tersebut tidak lepas dari kendala yang dihadapi oleh pihak UPTD Rumah Sewa. Kendala yang dihadapi yaitu pihak UPTD Rumah Sewa tidak tahu secara pasti berapa jumlah Rusunawa yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga sulit untuk memprediksi jumlah Rusunawa yang akan dibangun kedepannya. Tetapi pihak UPTD Rumah Sewa memiliki keyakinan bahwa masih banyak masyarakat Surakarta yang membutuhkan Rusunawa. Hal ini diungkapkan juga oleh Bapak Toto Jayanto sebagai Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut:

“tingkat kebutuhan akan rusun tidak dapat dinilai secara kuantitatif karena pihak kami sangat kesulitan dalam mengumpulkan data

untuk peminat Rusunawa. Setau kami, setiap Rusun yang selesai dibangun yang mendaftar selalu melebihi dari kapasitas Rusun. Hal itu yang menjadi keyakinan kami bahwa MBR di Kota Surakarta masih banya k yang memerlukan Rusunawa.” (Wawancara 6 Oktober 2011)

Pemberian motivasi pada pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa sudah berjalan dengan baik. Meskipun ada sedikit hambatan yang terjadi yaitu adanya persoalan-persoalan yang terjadi di lapangan yang terkadang mengakibatkan staff yang berada di lapangan mengalami perlakukan yang tidak baik dari penghuni rusun. Namun dengan keyakinan bahwa masih banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memerlukan pemukiman menjadi motivasi tersendiri bagi pihak UPTD

commit to user

walaupun banyak kendala yang terjadi.