Perencanaan Anggaran dan Lahan

a. Perencanaan Anggaran dan Lahan

Perencanaan anggaran diperlukan untuk memperkirakan besarnya perkiraan dana yang diperlukan dalam pembangunan Rusunawa beserta sumber pendanaannya. Anggaran merupakan sumber utama dalam pembangunan rusunawa. Sedangkan perencanaan lahan berkaitan terhadap tempat atau daerah yang akan dibangun rusunawa. Identifikasi lahan sangat penting dilakukan karena melalui identifikasi tersebut dapat diketahui apakah lahan tersebut layak di bangun rusunawa atau tidak, dilihat dari segi sanitasi, akses ke jalan umum dan akses ke tempat kerja penghuni rusunawa.

Sumber pendanaan Rusunawa Kota Surakarta diperoleh dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) Tahun 2005- 2025 yang tertuang dalam UU No.17 Tahun 2007 Tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Propinsi Jawa Tengah, dan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Surakarta. Pendanaan pembanguna Rusunawa tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Bab X Bagian kedua Pasal 119. Sumber pendanaan yang berasal dari APBN diperoleh dari Kemenpera (Kementrian Perumahan Rakyat) dan KemenPU (Kementrian Pekerjaan Umum) berupa bentuk

commit to user

Propinsi Jawa Tengah berupa sarana-sarana pendukung seperti pagar, paving, taman bermain, musholla, dan sarana-sarana pendukung lainnya. Kemudian pendanaan yang diperoleh dari APBD Pemerintah Kota Surakarta sendiri berupa lahan, dan pemasangan listrik serta air.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Toto Jayanto selaku kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut:

“..sumber pendanaan ada 3, yang satu APBN (Kemenpera dan KemenPU) ,trus yang kedua APBD propinsi, yang ketiga ya Pemerintah Kota Surakarta. Pendanaan yang berasal dari APBN berupa fisik rusun, kalo yang APBD Propinsi sarana pendukung seperti pagar, paving dan yang lainnya berasal dari Kota

Surakarta seperti lahan, listrik, dan air.” (Wawancara 6 Oktober 2011)

Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Sri Ratnartiningsih sebagai Subbagian Tata Usaha UPTD Rumah Sewa, sebagai berikut :

“..sumber pendanaan dari Pemerintah kota Surakarta berupa tanah,listrik dan air. Anggaran pendirian bangunan dari

Kemenpera dan KemenPU, terus propinsi berupa kelengkapan berupa pagar, paving dan kelengkapan yang lain. Jadi kerja sama antara Pusat, Daerah, dan Pemkot.” (Wawancara 11

Oktober 2011)

Untuk perencanaan lahan atau penetapan lokasi yang akan dibangun Rusunawa melihat pada keadaan lahan Hak Pakai Pemerintah Kota yang tersedia. Apabila masih ada lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta yang belum dimanfaatkan dan tanah tersebut tidak dalam sengketa dalam arti tidak milik orang lain serta bebas dari bangunan apapun maka Rusunawa dapat dibangun. Dalam

commit to user

adalah mengenai struktur tanah cocok untuk dibangun Rusunawa atau tidak, sanitasi baik atau tidak, serta akses ke jalan umum mudah dan tidak jauh dari tempat kerja calon penghuni.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Bapak Toto Jayanto selaku Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut : “..lahan yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa apabila

masih ada lahan Hak Pakai Pemkot yang belum dimanfaatkan, kemudian tanah tersebut tidak berada dalam sengketa dalam arti tidak milik orang lain serta bebas dari bangunan apapun kemudian kondisi sanitasi baik dan memungkinkan untuk dibangun Rusunawa.” (Wawancara 6 Oktober 2011)

Apabila kriteria tersebut sudah memenuhi maka dari pihak UPTD Rumah Sewa langsung mengajukan anggaran pembangunan Rusunawa ke Kementrian Pekerjaan Umum dan Kementrian Perumahan Rakyat untuk diverifikasi. Sampai tahun 2011 ini lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta yang telah dibangun Rusunawa terdiri dari lahan Hak Pakai Pemkot yang berada di Begalon, Semanggi, Jurug dan Kerkop.

Lahan yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta dahulu merupakan pemukiman kumuh dan hunian tidak berijin. Tetapi setelah dibangunnya Rusunawa saat ini menjadi pemukiman yang layak huni, sehat dan tertata rapi. Hal ini dapat dilihat melalui gambar 4.1 yaitu lahan Rusunawa Begalon dan Rusunawa Semanggi :

Gambar 4.1

commit to user

Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

Sebelum Tahun 2003

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa Gambar diatas adalah lahan atau wilayah sebelum dibangunnya

Rusunawa Begalon. Rusunawa Begalon terletak di Kelurahan Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Lahan tempat dibangunnya Rusunawa Begalon dahulu adalah pemukiman padat penduduk yang kumuh dan jauh dari lingkungan hidup yang baik, sehat, bersih, rapi dan indah. Tetapi dengan program dari Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat yang merupakan kebutuhan dasar manusia maka Pemerintah berperan untuk menyediakan dan memberi kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan pemukiman khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

commit to user

wajib memfasilitasi penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat khususnya MBR termasuk menetapkan Kasiba (Kawasan siap bangun) dan Lisiba (Lingkungan siap bangun) sesuai dengan UU RI No.1 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Paragraf 3 Pasal 15. Untuk mengubah wilayah tersebut menjadi pemukiman yang layak huni maka Pemerintah Kota Surakarta membangun Rusunawa Begalon dan Rusunawa lainnya yang tersebar di wilayah Rurakarta Gambar dibawah ini menunjukkan Rusunawa Begalon yang telah dibangun.

Gambar 4.2

Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Begalon II Kel. Panularan Kec. Laweyan Kota Surakarta Pada Tahun 2006

Foto 1

Foto 2 Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (22 Oktober 2011)

commit to user

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (22 Oktober 2011) Gambar diatas merupakan Rusunawa Begalon yang dibangun

diatas lahan yang awalnya merupakan pemukiman kumuh. Tampak pada gambar bahwa kondisi pemukiman saat ini lebih baik dari sebelumnya. Kondisi pemukiman berubah menjadi rumah tinggal yang bersih, sehat, rapi, indah dan tertata dengan baik. Lahan yang dibangun Rusunawa Begalon bukan hanya satuan unit rumah tinggal saja tetapi terdapat fasilitas taman bermain anak (Foto 2), tempat menjemur pakaian (Foto 3), tempat parkir (Foto 5) dan papan baca (Foto 6). Lahan yang sebelumnya kumuh saat ini menjadi wilayah pemukiman yang tertata rapi, bersih, dan indah.

commit to user

Dibangun oleh

: Kementrian Pekerjaan Umum

Sumber Dana

: APBN

No. IMB

: No. 601/0877.1/L-04/IMB/VII/2008

Type

: 21/ 1 blok

Jumlah Unit

: 96 Unit/ 21 m²

Pemilik Tanah

: Pemerintah Kota Surakarta

Sertifikat Hak

: Pakai HP.12

Tgl Penerbitan

: 5 Desember 2006 No.11.02.01.04.4.001.2

Dihuni

: Tahun 2009

Setelah pembangunan Rusunawa Begalon II kemudian pada tahun 2010 dibangun Rusunawa Semanggi yang terletak di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Tidak jauh berbeda dengan kondisi wilayah sebelum dibangunnya Rusunawa Begalon, Rusunawa Semanggi dahulu juga merupakan wilayah kumuh yang tidak tertata. Dapat dilihat pada Gambar 4.3 :

commit to user

Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Semanggi Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Sebelum Tahun

2010

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa

Sama halnya dengan Lahan Rusunawa Begalon. Dahulu lahan Rusunawa Semanggi juga merupakan pemukiman kumuh yang terletak di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Lahan tempat dibangunnya Rusunawa Begalon dahulu adalah pemukiman padat penduduk yang kumuh dan jauh dari lingkungan hidup yang baik, sehat, bersih, rapi dan indah. Tetapi dengan program dari Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

commit to user

Pemerintah berperan untuk menyediakan dan memberi kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan pemukiman khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Untuk mendukung program Pemerintah tersebut Kota Surakarta wajib memfasilitasi penyediaan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat khususnya MBR termasuk menetapkan Kasiba (Kawasan siap bangun) dan Lisiba (Lingkungan siap bangun) sesuai dengan UU RI No.1 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Paragraf 3 Pasal 15. Untuk mengubah wilayah tersebut menjadi pemukiman yang layak huni maka Pemerintah Kota Surakarta membangun Rusunawa Semanggi. Gambar dibawah ini menunjukkan Rusunawa Begalon. Gambar dibawah ini merupakan Rusunawa Semanggi yang telah dibangun.

Gambar 4.4

Kondisi Lahan/Wilayah Rusunawa Semanggi Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2010

Foto 7

Foto 8

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (25 Oktober 2011)

commit to user

Foto 9

Foto 10

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (25 Oktober 2011)

Gambar diatas merupakan Rusunawa Semanggi yang dibangun diatas lahan yang awalnya merupakan pemukiman kumuh. Tampak pada gambar bahwa kondisi pemukiman saat ini lebih baik dari sebelumnya. Kondisi pemukiman berubah menjadi rumah tinggal yang bersih, sehat, rapi, indah dan tertata dengan baik. Lahan yang dibangun Rusunawa Semanggi bukan hanya satuan unit rumah tinggal saja tetapi terdapat fasilitas taman hijau (Foto 9), tempat menjemur pakaian yang dilindungi oleh tralis dan tempat parkir motor yang tertata rapi. Lahan yang sebelumnya kumuh saat ini menjadi wilayah pemukiman yang tertata rapi, bersih, dan indah.

Identifikasi Rusunawa Semanggi, yaitu : Dibangun oleh : Kementrian Pekerjaan Umum Sumber Dana : APBN DIPA

: Tahun Anggaran 2008 No. 0624/033-05.01-

/2007

Luas

: 8.000 m²

commit to user

Type

: 24/ 2 blok

Jumlah lantai : 5 lantai Jumlah Unit

: 192 Unit/ 24 m²

Jumlah Difabel : 14 unit/ 24 m² Pemilik Tanah : Pemerintah Kota Surakarta Sertifikat Hak : Pakai HP.36 Tgl Penerbitan

: 29 Agustus 2005 No.11.02.03.02.4.00036

Dihuni

: Tahun 2010

Setelah Rusunawa Semanggi, pembangunan Rusunawa selanjutnya adalah Rusunawa Jurug. Rusunawa Jurug terletak di Jl. KH. Maskyur Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

Identifikasi Rusunawa Jurug, yaitu : Dibangun oleh

: Kementrian Negara Perumahan Rakyat

Sumber Dana

: APBN

DIPA

: Tahun Anggaran 2009

: Dalam Proses

Type

: 29/ 3 blok

Jumlah lantai

: 5 lantai

Jumlah Unit

: 74 Unit/ 27 m²

Pemilik Tanah

: Pemerintah Kota Surakarta

Sertifikat Hak

: Pakai HP.30

commit to user

Rusunawa Jurug Jl. KH. Maskyur Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 2011

Foto 11

Foto 12 Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011)

Foto 13

Foto 14 Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011)

Pada gambar dapat dilihat bahwa pembangunan Rusunawa Jurug masih dalam tahap penyelesaian. Diharapkan akhir tahun 2011 ini pembangunan Rusunawa Jurug sudah selesai. Walaupun pembangunan Rusunawa Jurug belum selesai sepenuhnya, Rusunawa ini sudah mulai ditempati pada bulan Juli tahun 2011 lalu.

commit to user

yang terletak di dekat stasiun Jebres. Rusunawa Kerkop ini akan mulai di huni tahun 2012 mendatang.

Gambar 4.6

Rusunawa Kerkop Kelurahan Purwodiningratan Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun 2011 Foto 15

Sumber : Observasi Pribadi Peneliti (10 November 2011)

Pembangunan Rusunawa selanjutnya direncanakan di daerah Mojosongo yang merupakan lahan Hak Pakai Pemerintah Kota Surakarta Nomor 24 Mojosongo, Jebres dengan perkiraan anggaran pembangunan sebesar 13 miliar per twin block yang dapat menampung 90 Kepala Keluarga per twin block. Saat ini ada 500 Kepala Keluarga yang masuk kedalam daftar antrean calon penghuni. Proyek pembangunan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan

commit to user

Oleh karena itu Pemerintah Kota Solo terus berupaya mencari lahan kosong untuk didirikan Rusunawa sampai tahun 2015.