Pengawasan (Controlling)

4. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan (Controlling) merupakan fungsi terakhir dalam fungsi manajemen yang dibahas pada penelitian ini. Fungsi pengawasan pada suatu organisasi sangat penting agar suatu kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu pengawasan harus dilakukan secara rutin agar kegiatan yang dikerjakan dapat lebih maksimal lagi. Pengawasan berarti mengawasi dengan seksama apa yang terjadi di lapangan apakah kegiatan tersebut sudah sesuai dengan rencana atau belum. Kemudian hasil dari pengawasan tersebut dievaluasi secara bersama-sama oleh seluruh pegawai apakah sudah mencapai tujuan yang diharapkan apa belum, atau malah banyak kendala sehingga tujuan yang diharapkan sulit tercapai. Dengan pengawasan membantu kegiatan berjalan sesuai dengan prosedur. Fungsi pengawasan pada pengelolaan Rusunawa tertuang dalam Keputusan Menteri Perumahan Rakyat No.14/PERMEN/M/2007 Bab IX.

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sewa sendiri melakukan pengawasan untuk menjamin bahwa pelaksanaan pengelolaan Rusunawa yang dilakukan telah sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada sehingga kegiatan pengelolaan Rusunawa berjalan dengan baik dan tidak ada penyimpangan.

commit to user

Rusunawa dilakukan langsung oleh pegawai UPTD Rumah Sewa yang ditugaskan di tiap-tiap Rusunawa. Pengawasan yang dilakukan pegawai UPTD Rumah Sewa di Rusunawa dilakukan setiap hari pada jam kerja. Sedangkan diluar jam kerja pengawasan dilakukan oleh salah satu warga penghuni Rusun yang diserahi tanggung jawab oleh pihak UPTD Rumah Sewa sebagai koordinator di Rusunawa. Koordinator pada Rusunawa merupakan penanggungjawab kemasyarakatan dalam Rusunawa. Koordinator tersebut merupakan mitra UPTD Rumah Sewa yang diberi tanggung jawab langsung apabila ada permasalahan-permasalan yang terjadi di Rusunawa agar dapat ditangani sesegera mungkin. Hal ini diungkapkan juga oleh Bapak Toto Jayanto sebagai Kepala UPTD Rumah Sewa sebagai berikut:

“pengawasan dalam pengelolaan Rusunawa dilakukan secara langsung oleh petugas UPTD Rumah Sewa dan pengawasan dilakukan setiap hari. Namun dalam tiap-tiap Rusunawa ada penanggungjawab kemasyarakatan yang kemudian menjadi mitra UPTD dalam membantu mengelola Rusunawa. Mitra tersebut bertanggung jawab terhadap permasalahan-permaslahan yang terjadi di Rusun yang sifatnya harus ditangani secara sesegera

mungkin.” (Wawancara 6 Oktober 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Tri Widodo selaku staff UPTD Rumah Sewa sebagai pengawas yang mengawasi Rusunawa Semanggi sebagai berikut:

“monitoring ke Rusunawa dilakukan setiap hari. Biasanya saya ke Rusun Semanggi setiap sore saya selalu mengontrol kesana sebelum pulang kerumah. Selain mengontrol keadaan di sana, keberadaan saya disana untuk mempermudah penghuni rusun dalam hal pembayaran sewa. Jadi penghuni yang tidak memiliki

commit to user

uang sewa ke saya. Terkadang di luar jam kerja seperti hari minggu, saya juga sering datang ke rusun siapa tau penyewa ada yang ingin membayar.” (Wawancara 11 Oktober 2011)

Hasil dari pengawasan yang dilakukan oleh petugas UPTD Rumah Sewa ke tiap-tiap rusun, salah satunya berupa laporan mengenai tunggakan penyewa rusunawa. Hasil tersebut kemudian di evaluasi pada evaluasi keuangan yang dilakukan setiap bulannya berdasarkan uang sewa yang didapat. Evaluasi keuangan melibatkan seluruh staff UPTD Rumah Sewa dan tim ekspektorat BKP ( Badan Keuangan Pemerintah ). Setelah di evaluasi hasil dari sewa Rusunawa langsung di setorkan ke kas daerah setiap bulannya. Laporan pengawasan dilaporkan secara tertulis maupun secara lisan. Laporan keuangan dilaporkan secara tertulis sedangkan laporan diluar laporan keuangan seperti laporan kerusakan dalam Rusun dilaporkan secara lisan.

Selain pengawasan yang dilakukan setiap hari, UPTD Rumah Sewa juga melakukan pengawasan setiap bulannya. Pengawasan yang dilakukan setiap bulan yaitu pengawasan air dan listrik. Pengawasan ini dilakukan untuk menentukan besarnya pemakaian air dan listrik oleh masing-masing penghuni Rusunawa untuk dibayarkan setiap bulannya.

Dalam melakukan pengawasan atau controlling tidak terlepas dari kendala yang sering dihadapi oleh petugas UPTD yang mengontrol di Rusunawa. Kendala yang sering dihadapi yaitu berkaitan dengan perilaku penyewa Rusun yang seenaknya sendiri, khususnya dalam hal pembayaran uang sewa Rusunawa. Oleh karena itu solusi dari kendala yang terjadi

commit to user

petugas dari UPTD Rumah Sewa untuk mengawasi setiap harinya agar tidak terjadi hal yang merugikan seperti penghuni meninggalkan rusun secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Untuk pengawasan air, listrik dan kerusakan-kerusakan lain dilakukan setiap satu bulan sekali pada akhir bulan. Hal ini diungkapkan oleh Ibu (NN) penghuni Rusunawa Semanggi sebagai berikut:

“pengecekan air, listrik dan kerusakan-kerusakan dalam Rusun dilakukan setiap satu bulan sekali oleh pihak UPTD. Pengecekan air dan listrik dilakukan untuk menentukan besarnya biaya sewa

yang dibayarkan setiap bulannya.” (Wawancara 25 Oktober 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Eko sebagai penghuni Rusunawa Semanggi sebagai berikut: “dari pihak UPTD setiap bulan selalu melakukan kontrol,

khususnya kontrol terhadap penggunaan air dan listrik.” (Wawancara 22 Oktober 2011)

Selain kendala diatas kendala lain yang sering terjadi dilapangan adalah penghuni rusunawa yang tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh UPTD Rumah Sewa. Ada beberapa unit satuan Rusunawa yang diperjualbelikan kembali atau dipindahtangankan oleh penyewa- penyewa yang ingin mencari keuntungan secara pribadi dan akhirnya Rusunawa menjadi kurang tepat sasaran. Dalam hal ini, pengawasan terhadap penyewa rusun yang mencari keuntungan secara pribadi masih sangat lemah. Pengawasan yang dilakukan setiap hari tidak diimbangi dengan pendataan penghuni Rusun. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Rima Melati penghuni Rusunawa Begalon sebagai berikut:

commit to user

“pengawasan mengenai pendataan di Rusun ini masih sangat kurang mb. Ada beberapa warga Rusun yang nakal menjual atau

menyewakan Rusun mereka untuk keuntungan pribadi.” (Wawancara 22 Oktober 2011)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Indri penghuni Rusunawa Jurug sebagai berikut: “pihak UPTD mengawasi rusun setiap hari. Sedangkan untuk

pengawasan terhadap air dan listrik dilakukan setiap satu bulan sekali pada akhir bulan. Selama saya menghuni Rusun ini, pengawasan yang dilakukan cukup baik, tetapi pengawasan terhadap penghuni Rusunawa sangat kurang yaitu adanya pemindahtanganan kepenghunian. Beberapa dari penghuni rusun ini tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dari pihak UPTD. Dari antara mereka ada yang mahasiswa, ada juga yang menggunakan mobil pribadi padahal ketentuannya yang menghuni Rusunawa adalah yang berkeluarga dan memiliki penghasilan rendah. Seharusnya setiap beberapa bulan sekali, pihak UPTD melakukan survey atau pendataan terhadap penghuni Rusun, mencocokka n data di UPTD dengan data penghuni dilapangan.” (Wawancara 10 November 2011)

Masyarakat Rusunawa ikut berperan aktif dalam fungsi pengawasan di Rusunawa. Masyarakat penghuni Rusunawa membantu UPTD Rumah Sewa untuk melaporkan apabila ada penyewa Rusunawa yang tidak tertib. Contohnya penyewa yang tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh UPTD Rumah Sewa. Ketidaktertiban yang terjadi yaitu Rusunawa yang dipindahtangankan atau diperjualbelikan oleh penyewa untuk mencari keuntungan pribadi dan akhirnya Rusunawa menjadi tidak tepat sasaran.

Selain hal diatas peneliti juga menemukan bahwa ada beberapa satuan unit Rusunawa yang data penghuni di lapangan tidak sesuai dengan data

commit to user

yang dilakukan di Rusunawa Begalon.

Gambar 4.7

Data Pemghuni Di Lapangan Dengan Data UPTD Rumah Sewa Pada Rusunawa Begalon Kota Surakarta Tahun 2011

Foto 19

Sumber : Observasi di Rusunawa Begalon

Pada foto 19 diatas terdata bahwa penghuni Rusunawa Begalon Lantai

II No. 16 adalah Prayitno Sumanto, No. 17 yang tertera pada data adalah Sutimin. Namun fakta di lapangan membuktikan bahwa Prayitno Sumanto menyewa satuan Rusunawa Begalon lantai II No. 11 sedangkan Sutimin menyewa satuan Rusunawa Begalon lantai II No. 10.

commit to user

Data Penghuni Di Lapangan Dengan Data UPTD Rumah Sewa Pada Rusunawa Begalon Kota Surakarta Tahun 2011

Foto 20

Sumber : Observasi di Rusunawa Begalon

Pada foto 20 diatas merupakan data penghuni Rusunawa Begalon Lantai IV. Data pihak UPTD Rumah Sewa terdapat ketidaksesuaian. Data yang tidak sesuai terdapat pada satuan Rusunawa No.10 atas nama Agus Tulus Suwito, namun faktanya Agus Tulus Suwito adalah penyewa satuan Rusunawa No. 4. Data yang tidak sesuai lagi terdapat pada satuan unit Rusunawa No. 18 atas nama penyewa Mudjiarto, tetapi faktanya penyewa No. 18 atas nama Wito. Data yang tidak sesuai terdapat pada penyewa satuan unit Rusunawa dengan No. 20, pada data UPTD Rumah Sewa tertera dengan nama Munarsih. Tetapi faktanya satuan unit Rusunawa Begalon lantai IV, No. 20 adalah atas nama Teguh.

commit to user

Pengelolaan Rusunawa di Kota Surakarta yang sudah dikemukakan diatas menjadi dasar untuk pencapaian program Rusunawa. Pencapaian Program Rusunawa di Kota Surakarta dapat dilihat pada Gambar di bawah ini:

Gambar 4.9 Perubahan Lingkungan

PEMENUHAN KEBUTUHAN TEMPAT TINGGAL YANG SEHAT

PEMENUHAN KEBUTUHAN TEMPAT TINGGAL YANG SEHAT

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa Pada gambar diatas merupakan pencapaian program Rusunawa di

Kota Surakarta. Pencapaian program Rusunawa di Kota Surakarta yang pertama adalah pemenuhan kebutuhan tempat tinggal yang sehat. Kondisi

commit to user

tidak sehat, tidak indah dan tidak bersih kemudian terjadi perubahan menjadi pemukiman yang sehat, indah, tertata, rapi dan bersih. Dokumentasi diatas merupakan Lokasi lahan Rusunawa Semanggi yang terletak di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta pada saat sebelum dan sesudah dibangunnya Rusunawa Semanggi.

Gambar 4.10 Perubahan Tata

Ruang Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa dan Observasi Peneliti

Pencapaian program Rusunawa di Kota Surakarta yang selanjutnya adalah tata ruang lebih sehat di bandingkan dengan tata ruang sebelumnya. Pada pemukiman sebelumnya yang belum di bangun Rusunawa tampak bahwa ruang yang terdapat di pemukiman tersebut tidak tertata dengan baik dan tidak sehat karena pemukiman terbuat dari bahan seadanya. Namun setelah di bangun Rusunawa kondisi satuan unit

commit to user

terbuat dari bahan yang sesuai dengan pemukiman yang layak. Gambar 4.11

Perubahan Perilaku

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa dan Observasi Peneliti

Pencapaian program selanjutnya dari Pembangunan Rusunawa adalah MCK di dalam lebih nyaman dari sebelumnya. Kalau sebelumnya MCK berada diluar dan penggunaannya bersama dengan masyarakat yang lain, dengan pembangunan Rusunawa masyarakat memiliki MCK sendiri dalam Satuan Unit Rusunawa. MCK yang terdapat di Rusunawa lebih nyaman dan sehat. Kebersihannya juga dapat diatasi sendiri karena merupakan tanggung jawab dari penghuni satuan unit Rusunawa.

Gambar 4.12

commit to user

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa dan Observasi

Peneliti

Gambar diatas merupakan pencapaian program Rusunawa pada aspek tempat parkir. Lahan pemukiman sebelum dibangun Rusunawa berupa pemukiman sempit yang tidak memiliki area parkir kendaraan. Tetapi setelah dibangun Rusunawa kondisi lahan parkir berubah menjadi lebih tertata rapi dan baik sehingga kendaraan yang di parkir lebih terlindungi dari hujan dan panas.

Gambar 4.13 Perubahan Dalam Area Hijau

commit to user

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa dan Observasi Peneliti

Gambar dokumentasi diatas merupakan Area hijau dari Rusunawa Semanggi yang tertata rapi. Kalau sebelum di bangunnya Rusunawa, lahan Rusunawa semanggi adalah kampung pemukiman kumuh yang tidak tertata dan tidak memiliki area hijau. Sekarang lahan tersebut memiliki area hijau yang tertata rapi dan memperindah Rusunawa. Rusunawa menjadi lebih sehat dan nyaman.

Gambar 4.14

Perubahan Dalam Membuang Sampah

commit to user

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa

Pencapaian program Rusunawa di Kota Surakarta selanjutnya yaitu tersedianya tempat pembuangan sampah yang baik dan tidak menggangu kesehatan. Tempat pembuangan sampah dilakukan pada cerobong sampah yang tertutup rapat. Kemudian setiap harinya ada petugas yang mengambil sampah tersebut. Kalau sebelum masyarakat tinggal di rusun sampah yang mereka buang tidak ada tempatnya, atau dibuang pada saluran air kotor (got) setelah tinggal di Rusun kehidupan menjadi lebih tertib dan teratur termasuk dalam membuang sampah.

Gambar 4.15 Perubahan Dalam Bermasyarakat

commit to user

Sumber : Dokumentasi UPTD Rumah Sewa

Pencapaian dari program pembangunan Rusunawa di Kota Surakarta yaitu terciptnya kerukunan antar warga Rusunawa. Karena sebelum tinggal di Rusun rumah yang mereka tempati berbeda dengan rumah sebelumnya. Kalau dahulu tempat tinggal cenderung sempit dan tidak memiliki tempat yang layak untuk melakukan pertemuan antar, sekarang setelah tinggal di Rusunawa terdapat fasilitas aula untuk melakukan pertemuan antar warga yang gunanya untuk mempererat tali persaudaraan antar warga yang tinggal di Rusun tersebut. Untuk menjalin kerukunan antar warga maka setiap satu bulan sekali diadakan pertemuan antar warga Rusunawa.

commit to user