Teori – Teori Kriminologi TINJAUAN KEPUSTAKAAN 1. Pengertian Kriminologi

sosial masyarakat yaitu harapan masyarakat mengenai tingkah laku yang patut dari seseorang warga negaranya. 15 3 Sutherland Sutherland memberikan defenisi : “Criminal behaviour is behaviour in violation of the criminal Law.” Artinya sikap atau perbuatan kriminil adalah sikap atau perbuatan yang melanggar ketentuan – ketentuan hukum pidana. 16 4 Paul Moedikdo Moeliono Kejahatan adalah perbuatan manusia yang merupakan perbuatan pelanggaran norma hukum yang ditafsirkan atau patut ditafsirkan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang merugikan, menjengkelkan sehingga tidak boleh dibiarkan. 17

5. Teori – Teori Kriminologi

George D. Vold menyebutkan bahwa teori adalah bagian dari suatu penjelasan yang muncul manakala seseorang dihadapkan pada suatu gejala yang tidak dimengerti. 18 15 J. E. Sahetapy, B. Marjono Reksodipuro, 1982, Parados Dalam Kriminologi, Rajawali, Jakarta, halaman 53. Sejarah peradaban manusia mencatat adanya dua bentuk 16 Soedjono Dirdjosisworo, 1985, Bunga Rampai Kiriminologi Kumpulan Karangan dan Hasil Penelitian, ARMICO, Bandung, halaman 161. 17 Soedjono Dirdjosisworo, B. Simanjundtak, 1969, Doktrin – Doktrin Kriminologi, ALUMNI, Bandung, halaman 3. 18 http:www.psychologymania.com201301teoriteori-dalam-kriminologi.html Universitas Sumatera Utara pendekatan yang menjadi landasan bagi lahirnya teori–teori dalam kriminologi yaitu pendekatan Spritualisme dan pendekatan Naturalisme. 19 a Spritualisme Aliran Spriritualisme memfokuskan perhatian pada perbedaan antara kebaikan yang datangnya dari dewa atau Tuhan dan keburukan yang datangnya dari setan. Seseorang yang telah melakukan suatu kejahatan dipandang sebagai orang yang telah kena bujukan setan. Pendekatan Spritualisme ini menekankan pada kepercayaan bahwa yang benar–benar pasti menang, dengan menggunakan kepercayaan ini sehingga segala persoalan yang dihadapi dimasyarakat selalu disesuaikan dengan metode–metode yang mereka yakini sebagai sebuah kebenaran. b Naturalisme Naturalisme merupakan model pendekatan lain yang sudah ada sejak berabad– abad yang lalu. Hippocrates menyatakan “The brain is organ of the maind“, otak adalah organ untuk berfikir. Dalam aliran ini menurut “Hippocrates” 460 S.M. adalah bahwa perkembangan ilmu alam setelah abad pertengahan menyebabkan manusia mencari model yang lebih rasional dan mampu membuktikan secara Ilmiah. Dalam perkembangan lahirnya teori-teori tentang kejahatan maka aliran ini mengunakan tiga metode atau aliran yaitu : 19 http:widhangpradapa.wordpress.com20110503kriminologi-hukum.html Universitas Sumatera Utara 1 Aliran Klasik Dasar pemikiran dari aliran ini adalah bahwa manusia itu hidup memiliki suatu kehendak bebas Free Will, yang dalam bertingkah laku memiliki suatu perhitungan tertentu yang berdasarkan atas keinginanya Bedonisme, dengan kata lain menurut aliran ini manusia dalam berperilaku berdasarkan atas penderitaan dan kesenangan yang menjadi dasarnya, maka menurut aliran Klasik ini ditentukan serta dijatuhkan suatu hukuman yaitu berdasarkan dari tindakannya, bukan berdasarkan perbuatannya. Berdasarkan pemikiran tersebut maka Cesea Bonesana Marchese de Beccaria menuntut adanya persamaan di hadapan hukum bagi semua orang serta keadilan dalam penerapan sanksi dan menurut Jeremy Bentham seorang sarjana dari inggris bahwa tujuan dari pemberian sanksi semata- mata berfungsi sebagai alat preventie bagi lahirnya kejahatan. 2 Aliran Neo Klasik Dasar dalam pemikiran ini bertolak belakang dengan aliran klasik biarpun tidak disertai dan tidak dilandaskan pada pemikiran ilmiah namun aspek-aspek kondisi pelakulah dan lingkungannya mulai diperhatikan, karena menurut aliran Neo Klasik aliran klasik malah tidak menimbulkan keadilan karena pemberlakuan dari aliran klasik tersebut terlihat kaku, dalam memberi hukuman atau sanksi terhadap pelaku aliran klasik tidak ada pembedaan umur. Maka ini dinilai sebagai suatu ketidakadilan, karena dari aspek mental dan kesalahan serta umur tidak diperhitungkan. Universitas Sumatera Utara 3 Aliran Positifisme Dalam aliran Positifis ini dibagi menjadi dua pandangan : a Determinisme Biologis. Dasar dalam pemikiran ini adalah bahwa perilaku manusia sepenuhnya tergantung pada pengaruh biologis dalam dirinya atau perilaku seorang anak itu tidak akan jauh dengan perilaku orangtuanya. b Determinisme Cultural. Dasar dalam pemikiran aliran ini adalah bahwa perilaku seorang manusia justru yang mendasarinya yaitu pengaruh sosial, budaya serta lingkungan dari mereka itu berasal dan hidup. Teori – teori dalam kriminologi difokuskan pada beberapa teori yang dapat dibagi dalam tiga perspektif : a Teori Biologi Kriminal Usaha untuk mencari sebab – sebab kejahatan dari ciri – ciri biologis, dengan mendasar pada pendapat Aristoteles yang menyatakan bahwa otak merupakan organ dari akal, maka para ahli frenologi antara lain yaitu : 1 Gall 1758 – 1828 dan Surzuheim 1776 – 1832 Gall dan Surzuheim mencari hubungan antara bentuk tengkorak kepala dengan tingkah laku, hasil penelitian tersebut menghasilkan dalil – dalil dasar yaitu : Universitas Sumatera Utara Bentuk luar tengkorak kepala sesuai dengan apa yang ada didalamnya dan bentuk dari otak. a Akal terdiri atas kemampuan dan kecakapan. b Kemampuan dan kecakapan berhubungan dengan bentuk otak dan tengkorak kepala. 2 Cessare Lombroso 1835 – 1909 Lombroso mengadakan penelitian mengenai penjahat – penjahat yang terdapat di dalam rumah penjara dan terutama mengenai tengkoraknya. Kesimpulan dari penelitiannya adalah bahwa penjahat jika dipandang dari sudut anthropologi mempunyai tanda – tanda tertentu misalnya isi tengkoraknya kurang jika dibandingkan dengan yang lain dan memiliki kelainan – kelainan tertentu. Ajaran – ajaran yang dikemukakan Lombrosso adalah : a Penjahat adalah orang yang memiliki bakat jahat. b Bakat jahat tersebut diperoleh karena kelahiran yaitu diwariskan dari nenek moyang Born Criminal. c Bakat jahat tersebut dapat dilihat dari ciri – ciri biologis tertentu, seperti memiliki muka yang tidak simetris, bibir tebal hidung pesek dan lain – lain. d Bakat jahat tidak dapat diubah, artinya bakat jahat tersebut tidak dapat dipengaruhi. Universitas Sumatera Utara 3 Ernst Kretchmer 1988 – 1964 Ernst mengadakan penelitian terhadap 260 orang gila di Swabia, sebuah kota di Barat daya Jerman. Tujuannya untuk mencari hubungan antara tipe – tipe fisik yang beraneka ragam dengan karakter dan mental yang abnormal. Ia mendapatkan fakta, orang gila tersebut memiliki tipe – tipe tubuh tertentu dari kecenderungan fisik dengan membedakan tipe dasar manusia dalam empat tipe yaitu : a Tipe Lepsotome, yang mempunyai bentuk jasmani tinggi, kurus dengan sifatnya pendiam dan dingin, bersifat tertutup dan selalu menjaga jarak, biasanya kejahatan pemalsuan. b Tipe Piknis, yang mempunyai bentuk tubuh pendek kegemukan dengan sifat ramah dan riang, biasanya kejahatan penipuan dan pencurian. c Tipe Athletis, mempunyai bentuk tubuh dengan tulang otot yang kuat, dada lebar, dagunya kuat dan rahang menonjol. Sifatnya eksplosif dan agresif, biasanya kejahatan kekerasan dan seks. d Tipe Campuran dari tipe 1,2 dan 3. b Teori Psikologi Kriminal Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia ditingkat individu dalam melakukan kejahatan. Hal tersebut terjadi karena pada diri individu menimbulkan suatu perasaan tidak puas yang didasari keyakinan bahwa lingkungan dan masyarakat telah bertindak tidak adil kepada diri individu, sehingga ia melakukan tindak pidana atau pelanggaran hukum yang menurut Universitas Sumatera Utara mereka yang melakukan tindak pidana tersebut bukan untuk melakukan tindak pidana tetapi pelampiasan dirinya yang diperlakukan tidak adil. 1 Psikoses Terdiri dari psikoses organis dan psikoses fungsional : a Psikoses Organis bentuk - bentuknya terdiri dari : kelumpuhan umum dari otak yang ditandai dengan kemerosotan yang terus menerus dari seluruh kepribadian. Pada tingkat permulaan bisa melakukan tindak pencurian secara terang – terangan. Traumatic psikoses, yang diakibatkan oleh luka pada otak, penderita mudah gugup dan cenderung melakukan kejahatan kekerasan. Encephalis lethargic, biasanya diderita oleh anak – anak. Sering melakukan tindakan yang anti sosial. Senile dementia, diderita umumnya para pria yang sudah lanjut usia, biasanya melakukan tindakan pelanggaran seksual terhadap anak – anak. Pnerperal insanity, penderitanya adalah wanita yang sedang hamil, kejahatan yang dilakukannya biasanya aborsi. Dan psikoses yang diakibatkan alkohol. b Psikoses Fungsional, bentuk – bentuknya terdiri dari : Paranoid, penderitanya antara lain diliputi oleh khayalan. Maniac deprressive psikoses, penderitanya menunjukkan tanda – tanda perubahan dari kegembiraan yang berlebihan ke kesedihan. Universitas Sumatera Utara 2 Neuroses Terdiri dari : Anxiety neuroses dan phobia, keadaannya ditandai dengan ketakutan yang tidak wajar dan berlebihan terhadap adanya bahaya dari sesuatu atau pada sesuatu yang tidak ada sama sekali. Hysteria, terdapat disosiasi antara dirinya dengan lingkungannya dalam berbagai bentuk. Pada umumnya sangat egosentris, emosional dan suka bohong. Obsesional dan compulsive neuroses, penderitanya memiliki keinginan dan ide – ide yang tidak rasional dan tidak dapat ditahan. 3 Cacat Mental Cacat mental lebih ditekankan pada kekurangan intelegensia daripada karakter atau kepribadiannya, yaitu dilihat dari tinggi rendahnya IQ dan tingkat kedewasaannya. c Teori Sosiologi Kriminal Dalam teori ini mempelajari, meneliti, membahas hubungan antara masyarakat dengan anggotanya, antara kelompok baik karena hubungan tempat maupun etnis dengan anggotanya, antara kelompok dengan kelompok, sepanjang hubungan tersebut dapat menimbulkan kejahatan. Secara umum setiap masyarakat memiliki tipe kejahatan dan penjahat sesuai dengan budayanya, moralnya, kepercayaannya serta struktur – struktur yang ada. Universitas Sumatera Utara Dalam mempelajari, meneliti tindak penyimpangan sosial kejahatan melalui dua pendekatan : 1 Melihat penyimpangan sebagai kenyataan obyektif, dalam pendekatan ini didasarkan pada gambar tentang norma dan nilai – nilai yang berlaku di masyarakat dengan mendasarkan pada asumsi – asumsi tertentu. 2 Penyimpangan sebagai problematik subyektif, pendekatan ini mempelajari dan meneliti pada batasan sosial dari pelaku kejahatan, untuk mengetahui bagaiman perspektif dari orang – orang yang memberikan batasan kepada seseorang yang melakukan penyimpangan sosial. Manheim, membedakan teori – teori sosiologis criminal ke dalam teori yang berorientasi pada kelas menengah. 1 Teori yang Tidak Berorientasi Pada Kelas Sosial Teori ini melihat dari aspek seperti lingkungannya, kependudukan, kemiskinan, dan sebagainya termasuk teori ekologis, teori factor ekomomi dan teori differential association. a Teori Ekologis Teori ini mengadakan penelitian sebab – sebab kejahatan dari aspek baik lingkungan manusia maupun sosial seperti kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, hubungan desa dan kota khususnya urbanisasi, daerah kejahatan dan perumahan kuno. Universitas Sumatera Utara b Teori Konflik Budaya T. Sellin dalam buku Culture Conflict and Crime bahwa semua konflik kebudayaan adalah konflik dalam nilai sosial, kepentingan dan norma – norma. Konflik norma – norma tingkah laku dapat timbul dalam berbagai cara seperti adanya perbedaan – perbedaan dalam cara hidup dan nilai sosial yang berlaku diantara kelompok – kelompok yang ada. c Teori Faktor Ekonomi Kehidupan ekonomi merupakan hal yang fundamental bagi seluruh struktur sosial dan kultur dan karenanya menentukan semua urusan dalam struktur tersebut. Pandangan kriminologi kuno menyatakan kejahatan sebagai akibat yang wajar dari kesengsaraan yang meluas, sehingga mereka percaya bahwa dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat luas maka akan dapat mengurangi kejahatan, khususnya kejahatan dalam bidang ekonomi. d Teori Differential Association Sutherland menghipotesakan bahwa perilaku kriminal itu dipelajari melalui asosiasi yang dilakukan dengan mereka yang melanggar norma – norma masyarakat termasuk norma hukum. Proses mempelajari tadi meliputi tidak hanya teknik kejahatan sesungguhnya, namun juga motif, dorongan, sikap dan rasionalisasi yang nyaman yang memuaskan bagi dilakukannya perbuatan – perbuatan anti sosial. Universitas Sumatera Utara 2 Teori yang Berorientasi Pada Kelas Sosial Teori ini dipandang sebagai pendewasaan teori – teori sebelumnya yang mencari sebab – sebab kejahatan dari ciri – ciri yang terdapat atau yang melekat pada orang atau pelakunya. Teori kelas mencari di luar pelakunya khususnya pada struktur sosial yang ada. Tokoh pada teori ini Robert Merton dikenal dengan teori anomic. Secara harafiah anomic berarti tanpa norma. Merton berusaha untuk menunjukkan bahwa beberapa struktur sosial dalam kenyataannya telah membuat orang – orang tertentu dalam masyarakat untuk bertindak menyimpang daripada mematuhi norma – norma sosial.

6. Tindak Pidana Penganiayaan dalam KUHP

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Analisis Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan Orangtua Terhadap Anak Kandungnya

10 164 160

Analisis Kriminologi Dan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Penggelapan Mobil Rental (Analisis 4 Putusan Hakim Pengadilan Negeri)

13 165 94

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Persepektif Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Tentang Tindak Pidana Kekerasan Atau Penganiayaan Yang Mengakibatkan Cacat Permanen

0 8 89

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 3 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan Orangtua Terhadap Anak Kandungnya

1 2 31

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9

Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

0 11 90