Pengertian Anak TINJAUAN KEPUSTAKAAN 1. Pengertian Kriminologi

penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya.

8. Pengertian Anak

Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antar seorang perempuan dengan seorang laki – laki dengan tidak menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan Nasional. Anak merupakan aset bangsa, masa depan bangsa dan Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Pengertian anak dalam pemaknaan umum mendapat perhatian tidak saja dalam bidang ilmu pengetahuan, tetapi dapat ditelaah dari sisi pandang sentralistis kehidupan. Seperti agama, hukum, ekonomi dan sosiologi yang menjadikan pengertian semakin rasional dan actual dalam lingkungan sosial. a Pengertian Anak dari Aspek Religius atau Agama Dalam sudut pandang yang dibangun oleh agama khususnya dalam hal ini adalah agama islam, anak merupakan makhluk yang dhaif dan mulia, yang keberadaannya adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses penciptaan. Oleh karena anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam pandangan agama islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti Universitas Sumatera Utara diberi mafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa mendatang. Dalam pengertian Islam, anak adalah titipan Allah SWT kepada kedua orangtua, masyarakat, bangsa dan Negara yang kelak akan memakmurkan dunia sebagai rahmatan lila’lamin dan sebagai pewaris ajaran islam. Artinya bahwa setiap anak yang dilahirkan harus diakui, diyakini dan diamankan sebagai implementasi amalan yang diterima oleh akan dari orang tua, masyarakat bangsa dan Negara. b Pengertian Anak dari Aspek Ekonomi Dalam pengertian ekonomi, anak dikelompokkan pada golongan non produktif. Apabila terdapat kemampuan yang persuasif pada kelompok anak, hal itu disebabkan karena anak mengalami transformasi financial sebagai akibat terjadinya interaksi dalam lingkungan keluarga yang didasarkan nilai kemanusiaan. Fakta – fakta yang timbul dimasyarakat, anak seering diproses untuk melakukan kegiatan ekonomi atau produktivitas yang dapat menghasilkan nilai – nilai ekonomi. Kelompok pengertian anak dalam bidang ekonomi mengarah pada konsepsi kesejahteraan anak sebagaimana yang ditetapkan oleh UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yaitu anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan, dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara masyarakat yang dapat menghambat atau membahayakan perkembangannya, sehingga anak tidak lagi menjadi korban dari ketidakmampuan ekonomi keluarga dan masyarakat. 21 c Pengertian Anak dari Aspek Sosiologis Dalam aspek sosiologis anak diartikan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang senantiasa berinteraksi dalam lingkungan masyarakat bangsa dan Negara. Dalam hal ini anak diposisikan sebagai kelompok sosial yang mempunyai status sosial yang lebih rendah dari masyarakat dilingkungan tempat berinteraksi. Makna anak dalam aspek sosial ini lebih mengarah pada perlindungan kodrati anak itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan – keterbatasan yang dimiliki oleh sang anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa, misalnya terbatasnya kemajuan anak karena anak tersebut berada pada proses pertumbuhan, proses belajar dan proses sosialisasi dari akibat usia yang belum dewasa. d Pengertian Anak dari Aspek Hukum Dalam hukum kita terdapat pluralism mengenai pengertian anak.Hal ini diakibatkan tiap – tiap peraturan perundang – undangan yang mengatur secara tersendiri mengenai peraturan anak itu sendiri. Pengertian anak dalam kedudukan 21 Lihat rumusan Pasal 2 Undang – Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Universitas Sumatera Utara hukum meliputi pengertian anak dari pandangan system hukum atau disebut kedudukan dalam arti khusus sebagai objek hukum. Kedudukan anak dalam artian dimaksud meliputi pengelompokkan kedalam subsistem sebagai berikut : 1 Pengertian Anak Berdasarkan UUD 1945 Pengertian anak dalam pasal 34 UUD 1945 berbunyi : “Fakir miskin dan anak – anak terlantar dipelihara oleh Negara.” Hal ini mengandung makna bahwa anak adalah subjek hukum dari hukum nasional yang harus dilindungi, dipelihara dan dibina untuk mencapai kesejahteraan anak. Dengan kata lain anak tersebut merupakan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat. Irma Setyowati Soemitri, SH menjabarkan pengertian anak menurut UUD 1945 ini sebagai berikut : 22 Ketentuan UUD 1945, ditegaskan pengaturannya dengan dikeluarkannya UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, yang berarti makna anak pengertian tentang anak yaitu seorang yang harus memperoleh hak – hak yang kemudian hak – hak tersebut dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar baik secara rahasia, jasmaniah, maupun sosial.Atau anak juga berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosial.Anak juga berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesudah ia dilahirkan. 2 Pengertian Anak menurut Hukum Perdata Dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata, diberikan batasan antara orang dewasa dan anak yaitu seseorang disebut telah dewasa apabila telah 22 Irma Setyowati Soemitro, 1990, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara, Jakarta, halaman 16 Universitas Sumatera Utara mencapai umur 21 tahun, yang berarti anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum kawin. 3 Pengertian Anak menurut UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 23 Undang – Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan tidak secara langsung mengatur tentang masalah ukuran kapan seseorang digolongkan anak, tetap secara tersirat tercantum dalam pasal 6 ayat 2 yang berbunyi : “Untuk melangsungkan Perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun harus mendapat izin kedua orang tua.” Pasal 7 ayat 1 UU No. 1 Tahun1974 memuat batas minimum usia untuk dapat kawin bagi pria adalah 19 tahun, sedangkan bagi wanita adalah 16 tahun. Pasal 47 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melakukan pernikahan ada dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut kekuasaan orangtuanya. Dari pasal – pasal dalam Undang – Undang No. 1 Tahun 1974 yang telah disebutkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Undang – Undang tersebut menentukan batas belum dewasa adalah 16 tahun dan 19 tahun. 23 http:edukasi.kompasiana.com20120515definisi-anak-463129.html Universitas Sumatera Utara 4 Pengertian Anak Menurut Hukum Pidana Pasal 45 KUHP menyebutkan bahwa : Jika seorang yang belum dewasa dituntut karena perbuatan yang dikerjakannya ketika umurnya belum enam belas tahun, hakim boleh : memerintahkan supaya si tersalah itu dikembalikan kepada orang tuanya; walinya atau pemeliharaannya dengan tidak dikenakan suatu hukuman; atau memerintahkan supaya si tersalah diserahkan kepada Pemerintah dengan tidak dikenakan suatu hukuman yakni jika perbuatan itu masuk bagian kejahatan atau salah satu pelanggaran yang diterangkan dalam pasal 489, 490, 492, 496, 497, 503-505, 414, 417-419, 526, 531, 532 536 dan 540 dan perbuatan itu dilakukannya sebelum lalu dua tahun sesudah keputusan dahulu menyalahkan dia melakukan salah satu pelanggaran ini atau sesuatu kejahatan; atau menghukum anak yang tersalah itu. Jika dilihat dari bunyi pasal tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa batasan umur seseorang dikatakan belum dewasa, yaitu 17 tahun seperti yang tercantum dalam Pasal 283 KUHP ayat 1. Pasal 283 ayat 1 : Dengan hukuman penjara selama – lamanya Sembilan bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp 9.000,- dihukum barang siapa menawarkan, menyerahkan buat selama – lamanya atau buat sementara waktu, menyampaikan ditangan atau mempertunjukkan kepada orang yang belum dewasa yang diketahuinya atau patut diketahuinya bahwa orang itu belum berumur 17 tahun sesuatu tulisan, gambar, atau sesuatu barang yang menyinggung perasaan kesopanan, atau sesuatu cara yang dipergunakan untuk mencegah kehamilan, jika isi surat itu diketahuinya atau jika gambar, barang dan cara itu diketahuinya. Namun dalam Undang – Undang Nomor 3 tahun 1997 tentang Peradilan Anak disebutkan bahwa “Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin.” Dengan diundangkannya Undang – Undang ini maka Pasal 45 KUHP tidak berlaku lagi. Seperti termuat dalam Pasal 67 Undang – Undang Nomor 3 tahun 1997 tentang Peradilan Anak yang berbunyi, Universitas Sumatera Utara “..Pada saat mulai berlakunya Undang – Undang ini, maka pasal 45, pasal 46 dan pasal 47 KUHP dinyatakan tidak berlaku lagi”. 5 Pengertian Anak Menurut Undang – Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Perlindungan anak dalam Undang – Undang ini memiliki makna yang lebih luas dibandingkan Undang – Undang yang ada pada sekarang ini. Pengertian anak dalam Undang – Undang ini diatur dalam ketentuan umum Pasal 1 point 1 : “Anak adalah seorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun termasuk yang masih dalam kandungan”. Undang – Undang ini menegaskan bahwa pertanggungjawaban orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara, merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terus – menerus demi terlindungnya hak – hak anak. 6 Pengertian Anak Menurut Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Dalam Undang – Undang ini memperoleh pengertian bahwa yang dimaksud dengan anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 delapan belas tahun Pasal 1 angka 26 24 24 Lihat rumusan Pasal 1 angka 26 Undang – Undang Ketenagakerjaan. . Undang – Undang ini memberikan perlindungan terhadap Universitas Sumatera Utara anak, dimana dalam Pasal 68 disebutkan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Sedangkan menurut Pasal 69 adalah sebagai berikut : 1 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 dapat dikecualikan bagi anak yang berumur antara 13 tiga belas tahun sampai dengan 15 lima belas tahun anak untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial. 2 Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus memenuhi persyaratan : a. Izin tertulis dari orang tua atau wali b. Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali c. Waktu kerja maksimum 3 tiga jam d. Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah e. Keselamatan dan kesehatan kerja f. Adanya hubungan kerja yang jelas g. Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku 3 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 huruf a, b, f dan g dikecualikan bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya. Pasal 71 ayat 2 menyebutkan bahwa anak dapat melakukan pekerjaan untuk bakat dan minatnya. Lebih lanjut disebutkan dalam ayat 2 nya bahwa pengusaha yang mempekerjakan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib memenuhi syarat : 25 a. Dibawah pengawasan langsung dari orang tua atau wali b. Waktu kerja paling lama 3 jam sehari c. Kondisi dan lingkungan kerja tidak mengganggu perkembangan fisik,mental, sosial dan waktu sekolah. Selanjutnya pasal 72 mengatur bahwa bahwa dalam hal anak dipekerjakan bersama – sama dengan pekerjaburuh dewasa, maka tempat kerja anak harus dipisahkan dari tempat kerja pekerjaburuh dewasa. Pasal 74 menyebutkan tentang pelarangan terhadap siapapun yang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan – pekerjaan terburuk. Adapun yang dimaksud dengan pekerjaan – pekerjaan terburuk itu antara lain : 25 Lihat Pasal 72 Undang – Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara a Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya. b Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno atau perjudian. c Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau melibatkan anak untuk produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya dan atau ; d Semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak.

9. Hak dan Kewajiban Anak

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Analisis Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan Orangtua Terhadap Anak Kandungnya

10 164 160

Analisis Kriminologi Dan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Penggelapan Mobil Rental (Analisis 4 Putusan Hakim Pengadilan Negeri)

13 165 94

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

Persepektif Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Tentang Tindak Pidana Kekerasan Atau Penganiayaan Yang Mengakibatkan Cacat Permanen

0 8 89

Analisis Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Dalam Perspektif Kriminologi (Studi Kasus Putusan No.21/Pid.Sus-Anak/2014/PN.MDN)

0 3 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan Orangtua Terhadap Anak Kandungnya

1 2 31

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9

Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan)

0 11 90