PERENCANAAN PARTISIPATIF
Oleh: Tim Dosen Universitas Esa Unggul 2014
A. KONSEP PERENCANAAN
“Planning as a process for determining appropriate future action through a sequence of choices” Faludi, 1973:11.
Planning a continuous process: Perencanaan menekankan tidak saja “produk”
melainkan juga “proses”. Penilaian atas sukses tidaknya satu kegiatan perencanaan diukur baik dari proses maupun outputnya. Sebagian perencana lebih
konsern pada proses, sementara sebagian lain konsern pada outputhasil. Proses yang baik belum tentu menjamin output yang baik dan begitu sebaliknya. Sebagai
proses, planning, dengan demikian, terkait erat dengan siklus management.
To plan means to choose, to decide: Merencanakan berarti melakukan pilihan-
pilihan dan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat dilakukan apabila terdapat berbagai alternatif, masing-masing dengan kelebihan dan
kekurangannya. Proses pengambilan keputusan ini bisa sangat ‘akademik- scientifik’ bisa juga sangat’politis’ ataupun ‘intuitif’.
Planning as a means of allocating resources: Planning diperlukan karena
persediaan sumberdaya terbatas, sementara peruntukan dan kebutuhannya sangat beragam.
Planning as a means of achieving goals: Planning merupakan alat untuk
mencapai tujuan, sehingga planning berorientasi pada actiontindakan.
Planning for the future: Perencanaan cenderung berorientasi ke masa depan,
baik jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Cakupan Perencanaan
1. National security planning; 2. Economic planning trade policy, development planning, income redistribution,
employment planning, sectoral planning; 3. Social Planning community participation, empowerment, development, resettlement,
social welfare services; 4. Environmental planning water resources, resource conservation;
5. City Planning land use, zoning, transport, housing, urban park, urban design; 6. Regional planning regional economic, regional transportation, natural resource
planning.
Pendekatan Perencanaan
1. Top Down
Ciri-Ciri: Dilakukan oleh sekelompok elit politik, melibatkan lebih banyak teknokrat, mengandalkan otorias dan diskresi, argumentasi Efisiensi,
penegakan aturan enforcement, konsistensi input-target-output, publikmasyarakat masih sulit dilibatkan.
2. Bottom Up
Ciri-Ciri: Dilaksanakan secara kolektif, melibatkan undur-unsur governance, mengandalkan persuasi, co-production, argumentasi efektivitas, kinerja
performance, outcome, bukan sekedar hasil seketika, social virtue kearifan sosial, masyarakat diasumsikan sudah paham hak-hak dan apa yang mereka
butuhkan.
B. KONSEP PARTISIPATIF