Kondisi Eksisting Kawasan Wisata Rawa Pening berdasarkan Analisis SWOT

Dilihat dari hasil analisis SWOT, kondisi eksisting kawasan wisata Rawa Pening saat ini walaupun masih memiliki kelemahan dan ancaman dalam usaha pengembangannya, namun dengan adanya kekuatan dan peluang yang muncul maka kelemahan dan ancaman dapat diantisipasi dan dieliminasi dampaknya. Oleh karena itu, strategi-strategi yang telah dirumuskan diatas dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengembangan atraksi wisata air di kawasan Rawa Pening agar tetap memperhatikan kendala-kendala yang ada dan memanfaatkan potensi yang dimiliki.

4.2 Analisis Situasi Awal Pengembangan Atraksi Wisata Air di Kawasan Rawa Pening

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal suatu usaha pengembangan atraksi wisata air untuk kawasan Rawa Pening dengan memperhatikan pertumbuhan produk sebagai bagian dari penawaran wisata dan keadaan pasar wisata sebagai bagian dari permintaan. Kondisi pertumbuhan produk dan pasar wisata yang dipakai untuk mengetahui situasi pariwisata kawasan Rawa Pening ditentukan oleh beberapa variabel penentu berdasarkan kajian teori yang digunakan.

4.2.1 Produk Wisata Air

Produk wisata kawasan Rawa Pening terdiri dari beberapa variabel penentu. Variabel kualitas atraksi wisata menurut hasil observasi sudah terdapat kegiatan wisata, baik pasif maupun aktif yang dapat dilakukan oleh para wisatawan. Jenis atraksi wisata yang dapat ditemukan di kawasan tersebut sebagai keunikan atau ciri khas baru sebatas menikmati pemandangan alam yaitu rawa-rawa dan perbukitan serta melakukan kegiatan wisata air yaitu memancing dan berenang. Kualitas pelayanan yang diberikan di kawasan wisata Rawa Pening masih sangat kurang dengan jumlah sumber daya manusia yang sebenarnya cukup banyak sehingga pelayanan yang diberikan tidak optimal. Ketersediaan fasilitas sebagai elemen penting untuk mendukung kegiatan pariwisata juga belum seluruhnya terpenuhi dan dapat dijangkau oleh wisatawan. Menurut hasil kuesioner, dapat diketahui bahwa promosi yang dilakukan untuk menawarkan kegiatan wisata di kawasan Rawa Pening masih sangat kurang. Hal ini disebabkan karena promosi yang dilakukan tidak sampai kepada masyarakat umum padahal sebenarnya kegiatan promosi telah dilakukan melalui media majalah pariwisata, papan reklame yang terdapat di Kota Ambarawa dan situs-situs internet. Dari 100 responden, sebagian besar mengetahui kawasan wisata Rawa Pening dari teman atau keluarga yaitu sejumlah 92 responden 92, 2 responden mengetahui dari koran atau majalah 2, dan 6 responden mengetahui kawasan tersebut dari sumber lain 6. Ketersediaan moda transportasi sudah mencukupi, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sarana angkutan umum yang melewati tiap-tiap sub-kawasan pengembangan, yaitu Bukit Cinta, Lopait dan Muncul. Kondisi sarana dan prasarana di tiap sub-kawasan masih sangat kurang terutama untuk sub-kawasan Bukit Cinta.

4.2.2 Pasar Wisata Air

Pertumbuhan pasar wisata dapat dilihat dari beberapa variabel antara lain yaitu faktor jarak. Faktor ini tidak terlalu mempengaruhi pencapaian objek wisata, karena tidak terlalu jauh dari Kota Ambarawa, yaitu sekitar 5 sampai 10 kilometer dari pusat Kota Ambarawa. Apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan pengunjung, jumlahnya mengalami kecenderungan naik selama 3 tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2000 hingga tahun 2002, seperti yang dapat dilihat dari tabel berikut ini. Sedangkan untuk obyek wisata Muncul mengalami penurunan mungkin dikarenakan oleh atraksi yang kurang beragam dan hampir sama dengan yang ada di sub-kawasan lain misalnya Lopait, yaitu kolam renang. Tabel IV.4 Jumlah kunjungan wisatawan ke beberapa obyek wisata utama di Kabupaten Semarang No. Nama Objek Wisata Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 1. Lopait Rawa Permai 8.892 33.993 36.106 2. Bukit Cinta 11.805 21.568 22.774 3. Muncul 10.072 38.225 30.281 data bulan April –Desember tahun 2000 Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang,2003 Dilihat dari tingkat perolehan pendapatan objek wisata pada tabel dibawah ini, objek wisata Bukit Cinta dan Pemandian Muncul mengalami kenaikan dan penurunan selama 3 tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 1998 hingga tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar wisata di sub kawasan wisata tersebut masih belum stabil. Tabel IV.5 Jumlah Pendapatan obyek wisata utama di Kabupaten Semarang No. Nama Objek Wisata Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000 1. Bukit Cinta 13.732.500 12.254.100 15.664.300 2. Muncul 17.978.500 15.374.000 12.879.000 Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, 2003 Ditinjau dari tingkat persaingan objek wisata, kawasan wisata Rawa Pening memiliki jenis dan kualitas atraksi wisata yang hampir sama dengan objek wisata lain di Kabupaten Semarang. Menurut hasil pengamatan langsung, jenis atraksi wisata di Kabupaten Semarang sebagian besar masih seragam dan belum dikembangkan secara optimal menurut ciri khas objek wisata masing-masing. Sebagian besar atraksi wisata yang tersedia adalah menikmati pemandangan alam. Sedangkan kualitas atraksi wisata masih sangat rendah dengan ketersediaan fasilitas wisata yang masih minim. Kondisi pasar wisata kawasan Rawa Pening apabila dilihat dari variabel perbandingan jumlah wisatawan dengan objek wisata lain di Kabupaten Semarang maka jumlah wisatawan yang datang berkunjung jauh lebih rendah dibanding objek wisata lainnya, misalnya objek wisata Kopeng, Candi Gedong Songo, dan Museum Kereta Api Ambarawa. Perbandingan ini, seperti yang diuraikan dalam tabel IV.6 menunjukkan bahwa kondisi pasar wisata kawasan Rawa Pening masih sangat rendah dibandingkan dengan objek wisata yang lainnya di Kabupaten Semarang. Tabel IV.6 Perbandingan Jumlah Wisatawan dengan obyek wisata utama di Kabupaten Semarang No. Nama Objek Wisata Tahun 2000 Tahun 2001 Tahun 2002 1. Lopait Rawa Permai 8.892 33.993 36.106 2. Bukit Cinta 11.805 21.568 22.774 3. Muncul 10.072 38.225 30.281 4. Museum KA. Ambarawa 14.586 21.521 22.201 5. Kopeng 28.644 27.578 58.585 6. Gedong Songo 37.135 73.932 75.886 data bulan April –Desember tahun 2000 Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, 2003 Variabel penentu lain yang juga menjadi penentu kondisi pasar wisata di kawasan Rawa Pening adalah partisipasi wisatawan. Tingkat partisipasi wisatawan dalam kegiatan wisata aktif di kawasan Rawa Pening tegolong masih rendah. Dari hasil kuesioner sebanyak 100 wisatawan sub kawasan Lopait, Bukit Cinta dan Pemandian Muncul, menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan yaitu sejumlah 67 wisatawan atau 67 hanya melakukan kegiatan pasif atau tidak terlibat dalam kegiatan wisata misalnya hanya menikmati pemandangan alam yang tersedia di tiap-tiap sub kawasan. Kegiatan wisata aktif hanya dilakukan oleh 32 orang wisatawan atau sebesar 32. Hasil analisis pertumbuhan produk dan pasar wisata selengkapnya dapat dilihat dalam tabel IV.7 dan gambar 4.1 berikut ini: Tabel IV.7 Daftar Variabel Penentu Pertumbuhan Produk Dan Kondisi Pasar Wisata Air di Kawasan Rawa Pening Untuk Metode BCG NO. VARIABEL PENENTU SUMBER DATA KRITERIA SKOR SKOR KETERANGAN