31 Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecermatan studi dapat dikategorikan cermat, untuk
tingkat kepercayaan 90. Dalam studi penelitian ini, sesuai dengan hasil perhitungan dengan rumus tersebut diatas,
maka besar sampel yang dibutuhkan adalah 100, dengan pendistribusian untuk Sub-kawasan Lopait sebanyak 34 responden, untuk Sub-kawasan Muncul dan Bukit Cinta-Brawijaya adalah masing-
masing sebanyak 33 responden. Pendistribusian ini dibagi secara proporsional dan sesuai dengan jumlah wisatawan yang berkunjung di tiap-tiap sub kawasan tersebut. Cara pengambilan sampel
sebaiknya dilakukan pada saat para responden telah selesai melakukan kegiatan berwisata di tiap- tiap sub-kawasan. Hal ini dilakukan berdasarkan prosedur penggunaan metode A Priori
Segmentation untuk analisis permintaan wisata sehingga dapat diketahui lama berkunjung dari tiap-
tiap responden sebagai ukuran dalam menentukan nilai median yang akan membagi responden dalam dua bagian, yaitu paruh berat heavy half dan paruh ringan light half.
Metode Purposive Sampling merupakan metode dengan pengambilan sampel bertujuan yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan strata, random, atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu Arikunto 1997: 127. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan bahwa hanya yang dianggap ahli yang layak untuk dijadikan sebagai
responden Sudjana, 1996:168. Teknik sampling ini digunakan untuk menentukan responden yang berkaitan dengan aspek penawaran pariwisata. Adapun ukuran sampel yang diambil, dengan
mangacu kepada pendapat Robert maka untuk mengatasi keterbatasan waktu, jumlah sampel yang diambil minimal sebanyak 10 responden Robert dalam Fitriani, 2001:61.
1.8 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan tugas akhir ini dibagi dalam 5 lima bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan yang akan dikaji, perumusan masalah dari tema yang diambil, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,
ruang lingkup baik ruang lingkup substansial atau materi pembahasan maupun spasial atau wilayah studi, keaslian penelitian, kerangka pikir, metodologi studi, serta
sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA AIR
Bab ini menjelaskan mengenai kajian teori yang digunakan sebagai acuan dalam pembahasan tema yang dipilih. Teori-teori yang digunakan antara lain yaitu
pengertian pariwisata secara umum dan pariwisata air, kawasan pariwisata air, dasar
32 perencanaan pariwisata air dan elemen-elemennya, pengembangan pariwisata secara
umum dan pengembangan atraksi wisata, khususnya atraksi wisata air.
BAB III
TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG
Berisi mengenai tinjauan umum wilayah studi yaitu Kawasan Rawa Pening Kabupaten Semarang, untuk mengetahui kondisi eksisting, baik kondisi fisik alam
maupun potensi-potensi yang terdapat di kawasan tersebut. Selain itu juga diuraikan mengenai kondisi pariwisata di kawasan Rawa Pening yang berguna sebagai
masukan dalam usaha pengembangan atraksi wisata air.
BAB IV STUDI PENGEMBANGAN OBYEK-OBYEK WISATA AIR DI KAWASAN
RAWA PENING
Bab ini mengemukakan tentang analisis yang dilakukan dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata air, khususnya atraksi wisata air dan fasilitas
pendukung, serta temuan studi dari hasil analisis tersebut. Analisis yang terdapat dalam bab ini yaitu analisis SWOT, analisis Boston Consulting Group, analisis
permintaan pariwisata, analisis penawaran pariwisata, dan analisis penilaian atraksi wisata air berdasarkan permintaan dan penawaran wisata di Kawasan Rawa Pening
Kabupaten Semarang.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini berisi mengenai temuan studi, kesimpulan dari hasil studi, keterbatasan studi, dan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai studi lanjutan.
33
BAB II KAJIAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA AIR