BAB IV PRIORITAS PENGEMBANGAN OBYEK-OBYEK WISATA AIR
DI KAWASAN RAWA PENING
4.1 Analisis Kondisi Eksisting Kawasan Wisata Rawa Pening Kabupaten Semarang
Tujuan analisis ini untuk mengetahui kondisi eksisting dari kawasan wisata Rawa Pening sehingga dapat diketahui arahan pengembangan kawasan tersebut. Metode analisis yang digunakan
adalah teknik analisis SWOT, yaitu analisis dengan memperhatikan potensi berupa kekuatan dan peluang tanpa mengabaikan kelemahan dan ancaman sebagai acuan usaha pengembangan kawasan
lebih lanjut. Dengan mengetahui kekuatan dan peluang yang dimiliki sebagai faktor pendukung usaha pengembangan kegiatan wisata di Rawa Pening serta dengan memperhatikan kelemahan dan
ancaman yang dapat menghambat usaha pengembangan tersebut diharapkan nantinya langkah atau usaha pengembangan yang akan direncanakan merupakan rencana yang tepat guna dan
berkelanjutan.
4.1.1 Analisis Variabel Internal
Input analisis variabel internal ini adalah faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan kawasan yang lebih banyak terjadi atau berasal dari dalam lingkungannya. Dibawah ini
diuraikan mengenai kondisi eksisting kawasan Rawa Pening berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dari hasil survai primer maupun sekunder.
1. Kondisi Eksisting Kawasan Wisata Rawa Pening Berdasarkan Kekuatan yang Dimiliki
Kawasan wisata Rawa Pening memiliki beberapa kondisi eksisting yang menjadi kekuatan dalam usaha pengembangan wisata yaitu keindahan alam serta memiliki keunikan berupa
pemandangan telaga alam mencapai seluas 2.770 Ha pada musim hujan dan di musim kemarau luas permukaannya dapat menyusut hingga mencapai 1.300 Ha. Kawasan wisata Rawa Pening dengan
daya tarik kawasan wisata pada keindahan alamnya yaitu telaga atau rawa yang sangat luas dengan latar belakang pemandangan perbukitan menjadi salah satu kekuatan bagi kawasan Rawa Pening
sebagai satu-satunya kawasan wisata di Kabupaten Semarang dengan daya tarik pemandangan telaga.
Ketersediaan moda transportasi yang cukup banyak dan mudah ditemui juga memberikan kekuatan kawasan wisata Rawa Pening karena dapat mempermudah para wisatawan dalam
menjangkau objek-objek wisata tersebut. Objek wisata yang luas dan terdiri dari beberapa sub- kawasan juga memberikan kekuatan bagi kondisi eksisting kawasan. Kawasan Rawa Pening
memiliki beberapa sub-kawasan wisata, yaitu Sub-Kawasan Tlogo, Sub-Kawasan Lopait, Sub- Kawasan Bukit Cinta Brawijaya, Sub-Kawasan Muncul, Sub-Kawasan Asinan, dan Sub-Kawasan
Benteng Pendem. Banyaknya sub-kawasan dapat mendukung usaha pengembangan, karena berarti wisatawan memiliki banyak pilihan objek wisata yang dapat dikunjungi dalam satu perjalanan
wisata mereka, sehingga usaha pengembangan salah satu sub-kawasan dapat didukung oleh sub- kawasan yang telah lebih dulu dikembangkan. Sumber daya manusia yang cukup banyak, antara
lain adalah masyarakat setempat juga menjadi kekuatan kondisi eksisting kawasan wisaata Rawa Pening. Masyarakat setempat dapat dilibatkan secara langsung dalam usaha pengembangan
kawasan Rawa Pening sebagai kekuatan kawasan.
2. Kondisi Eksisting Kawasan Wisata Rawa Pening Berdasarkan Kelemahan yang Dimiliki
Kondisi eksisting kawasan wisata Rawa Pening juga memiliki beberapa kelemahan yang berpengaruh terhadap usaha pengembangan pariwisata kawasan tersebut. Salah satu masalah yang
menjadi kelemahan kawasan tersebut karena penanganannya yang cukup sulit serta membutuhkan biaya yang sangat tinggi adalah masalah tanaman enceng gondok yang hampir memenuhi
permukaan telaga. Enceng gondok disamping memberi keuntungan bagi petani karena dapat dijadikan pupuk bila dibalik dan dapat dijadikan sebagai hasil kerajinan tangan seperti tas, sandal,
dan lain-lain, ternyata menimbulkan kerugian yang lebih besar yaitu membatasi kegiatan wisata air di kawasan tersebut, menyebabkan evapotranspirasi yang besar 9,7 mmhari, penurunan