Pengembangan Pariwisata KAJIAN PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA AIR

42 kepariwisataan yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan memberi manfaat baik bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang Puslitbang BP. Budpar, 2003.

2.2 Pengembangan Pariwisata

Air Pengertian pengembangan telah diartikan kedalam berbagai pengertian tergantung dari sisi mana pengembangan development tersebut digunakan. Dalam Pearce 1989, Goulet 1968:388 menyebutkan bahwa pengembangan sebagai suatu proses yang biasanya berupa perubahan sosial. Selanjutnya disebutkan bahwa jika suatu masyarakat dikatakan developed atau undeveloped ini ditujukan pada kondisi saat ini present condition. Pengembangan pariwisata merupakan suatu usaha untuk memajukan kegiatan pariwisata sehingga tercipta suatu usaha kondisi pariwisata yang dapat menghasilkan devisa. Pengembangan pariwisata, khususnya pengembangan pariwisata air, tidak hanya membenahi obyek wisata alam dan perairan atau hanya melakukan pengembangan akomodasi dan restoran, tetapi jauh lebih luas dari itu. Wisatawan yang datang tetap memerlukan fasilitas, angkutan, atraksi wisata air yang menarik, pelayanan, cinderamata, suasana aman, dan lain-lain. Ditinjau secara nasional, menurut Soekadijo 1996:10 tujuan pengembangan pariwisata diantaranya adalah untuk mendorong perkembangan beberapa sektor, antara lain: - Mengubah atau menciptakan usaha-usaha baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata misalnya: usaha transportasi, akomodasi hotel, motel, pondok wisata, perkemahan, dan lain- lain yang memerlukan perluasan beberapa industri kecil seperti industri kerajinan tangan. - Memperluas pasar barang-barang lokal. - Memberi dampak positif pada tenaga kerja, karena pariwisata dapat memperluas lapangan kerja baru tugas baru di hotel atau tempat penginapan, usaha perjalanan, industri kerajinan tangan dan cinderamata serta tempat-tempat penjualan lainnya. - Mempercepat sirkulasi ekonomi dalam usaha negara kunjungan dengan demikian akan memperbesar multiplier effect. Pada pengembangan pariwisata air dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jumlah pengunjung, kemudahan transportasi, ketersediaan fasilitas pendukung seperti hotel, restoran, sarana hiburan, adanya promosi dan daya tarik dari atraksi wisata air yang ada. Dalam rangka pengembangan pariwisata air, terdapat komponen-komponen pembentuk lain yang termasuk dalam sistem pariwisata, seperti wisatawan, atraksi wisata, fasilitas pelayanan, transportasi, informasi, dan promosi. Atraksi wisata dan fasilitas atau kenikmatan merupakan dasar utama dari pariwisata. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka wisatawan tidak akan mempunyai motivasi atau 43 keinginan untuk mengunjungi obyek wisata tersebut Robinson, 1976:38. Robinson mengemukakan bahwa terdapat enam elemen utama pembentuk daya tarik wisata dalam pengembangan pariwisata, termasuk pariwisata air, yaitu: • Cuaca, merupakan ciri khusus pada pariwisata yang menyebabkan suatu lokasi menjadi potensial bagi pariwisata. • Pemandangan, atraksi berupa pemandangan menarik. • Fasilitas, terdiri dari dua jenis yaitu alam dan buatan. • Sejarah dan budaya, peninggalan sejarah atau seni budaya suatu daerah. • Aksesibilitas, semakin mudah mencapai lokasi wisata maka semakin tinggi pula kemungkinan untuk dikunjungi. • Akomodasi, menyangkut tempat penginapan dan tempat makan. Elemen-elemen utama pembentuk daya tarik wisata tersebut juga berlaku untuk pengembangan pariwisata air. Tanpa adanya pemandangan alam khususnya pemandangan perairan danau, rawa, pantai, dan lain-lain yang menarik dan didukung oleh cuaca yang bagus tidak memberikan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi kawasan wisata air tersebut. Ditambah dengan ketersediaan akomodasi dan fasilitas yang baik serta aksesibilitas untuk mencapai lokasi yang mudah dan nilai-nilai sejarah atau budaya yang terdapat pada kawasan wisata air akan semakin menarik minat pasar untuk mengunjungi obyek wisata air tersebut. Sedangkan menurut Mc Intosh dikatakan bahwa faktor pembentuk daya tarik wisata diklasifikasikan sebagai berikut: • Sumber Alam, merupakan faktor penilaian utama bagi suatu lokasi daya tarik wisata. • Prasarana yang terdiri dari semua jenis pembangunan. • Transportasi, termasuk di dalamnya kapal, kereta api, bus dan fasilitas transportasi lainnya. • Sarana, berupa fasilitas seperti hotel, bangunan pelabuhan, restoran, pusat belanja dan tempat hiburan. • Keramahtamahan, mencakup sikap dari penduduk yang juga dapat sebagai sumber budaya. Faktor penting dalam pembentukan daya tarik wisata tersebut juga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan kawasan pariwisata air seperti yang telah dikemukakan oleh Robinson sebelumnya, tetapi ditambah dengan keramahtamahan penduduk sekitar yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata air tersebut. Sedangkan menurut Gunn 1988, terdapat konsep zona tujuan wisata yang terdiri dari empat komponen, yaitu kelompok atraksi wisata, termasuk didalamnya apa yang dapat dilihat, dilakukan, dan dibeli di lokasi wisata; masyarakat yang memberikan pelayanan dan fasilitas; koridor sirkulasi, dan koridor penghubung. 44 Dari uraian di atas dapat dirumuskan faktor penentu dalam pengembangan pariwisata air antara lain: a Daya tarik obyek wisata air yang meliputi elemen-elemen antara lain keanekaragaman atraksi wisata air, keunikan atau ciri khas kawasan wisata air, keramahtamahan penduduk sekitar, pemandangan alam dan perairan serta cuaca yang mendukung untuk melakukan kegiatan wisata air. b Fasilitas penunjang, meliputi elemen-elemen: prasarana dan sarana, fasilitas, transportasi, dan akomodasi.

2.3 Segmentasi Pasar Wisata Air