pemadatan. Alat pemadat roda besi dengan penggetar hanya boleh digunakan pada awal pemadatan.
3. Alat Pengangkut
Dump truk dengan penutup terpal harus digunakan untuk pengangkutan bahan ke lokasi pekerjaan. Bahan harus digelar dalam dalam keadaan
kadar air optimum untuk pemadatan dengan penggilas.
4. Peralatan Lain
Mistar pengecek kerataan manual dan alat perata dengan manual merupakan peralatan yang harus disediakan dengan jumlah yang cukup.
Permukaan lapis pondasi yang telah dipadatkan biasanya harus dibentuk dan siratakan sehingga mempunyai kemiringan melintang dan kerataan
yang ditetapkan. Peralatan spesifikasi yang biasa ditetapkan untuk mengukur kemiringan melintang dan kerataan adalah mal template dan
mistar 3 meter. Apabila mal tidak tersedia, maka sebagai alternative dapat digunakan segitiga mal.
II.5.2. Perencanaan Campuran Lapis Pondasi Agregat
A. Pembuatan Formula Campuran Rancangan FCR
Sebelum pembuatan campuran rancangan, terlebih dahulu agregat yang akan digunakan harus sudah diuji dan hasilnya memenuhi
persyaratan. Prosedur FCR yaitu
4
:
Universitas Sumatera Utara
1. Siapkan contoh uji agregat yang direncanakan akan digunakan
sebagai bahan lapis pondasi agregat dan contoh uji agregat tersebut diiambil dari stockpile.
2. Lakukan pengujian kualitas agregat termasuk analisa ukuran butir
pada masing-masing fraksi agregat. 3.
Evaluasi hasil pengujian kualitas dan penggabungan beberapa fraksi apakah memenuhi persyaratan. Bila kualitas agregat tidak
memenuhi persyaratan harus diganti dan bila memenuhi persyaratan tetapi hasil penggabungan beberapa agregat tidak
memenuhi persyaratan maka untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan agregat atau fraksi baru sebagai
agregat tambahan. 4.
Bila kualitas agregat dan gradasi agregat campuran sudah memenuhi persyaratan maka langkah selanjutnya adalah pengujian
kepadatan dengan tahapan sebagai berikut : a.
Siapkan contoh-contoh uji dengan variasi kadar air 4, 6, 8, 10 dan 12 terhadap berat kering agregat.
b. Lakukan percobaan pemadatan berat modified sesuai SNI
03-1743-1989 pada setiap variasi kadar air. c.
Tentukan hubungan antara kadar air dengan kepadatan dan dapatkan kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum,
yaitu puncak dari garis lengkung grafik darri hubungan kadar air dan kepdatan kering maksimum.
Universitas Sumatera Utara
d. Berdasarkan hasil pengujian pemadatan, yaitu untuk kepadatan
kering maksimum dan kadar air optimum, langkah selanjutnya buatkan benda uji untuk pengujian CBR sesuai dengan SNI 03-
1744-1989 dan hasilnya harus sesuai dengan tabel persyaratan lapis pondasi agregat.
e. Bila memenuhi persyaratan maka bahan, gradasi agregat
campuran dan kadar air optimum dan hasil uji pemadatan tersebut adalah merupakan formula campuran rancangan
sehingga nilai kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum ini dapat menentukan angka kepadatan maksimum.
Apabila tidak memenuhi maka harus mengganti atau menambah agregat atau fraksi baru.
B. Pembuatan Formula Campuran Kerja FCK Untuk memperoleh homogenitas campuran dan memenuhi ketentuan
yang disyaratkan harus langsung dari instalansi pemecah batu atau alat pencampur yang disetujui dengan menggunakan pemasok mekanis
yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerus dan komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam
keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran dilapangan dengan grader, loader atau backhoe kecuali dengan alat khusu yaitu
pulvi mixer
4
. 1.
Setelah FCR diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat FCK. 2.
Selanjutnya lakukan pembuatan campuran melalui pulvi mixer tersebut dan kemudian campuran tersebut di uji coba di lapangan
Universitas Sumatera Utara
dengan luas 150 m2 dengan tebal sesuai rencana dan lokasi uji coba lapangan harus dilakukan diluar lokasi pekerjaan.
3. Ambil contoh campuran yang dihasilkan oleh pulvimixer tersebut
selanjutnya lakukan pengujian analisa saringan untuk memperoleh agregat gradasi campuran yang dihasilkan. Kemudian lakukan
pengujian hingga diperoleh kadar air dan kepadatan optimum serta nilai daya dukung yang dicerminkan dengan nilai CBR.
4. Percobaan lapangan, sebagai berikut :
a. Penghamparan dilakukan dengan menggunakan alat peralatan
mekanis yang mampu menyebarkan bahan lapis pondasi agregat dengan lebar dan toleransi permukaan yang diinginkan serta
tidak menimbulkan segregasi. b.
Langkah berikutnya adalah pemadatan dan alat pemadat untuk pemadatan pondasi agregat yang sudah dalam keadaan kadar air
optimum untuk pemadatan adalah pemadat roda besi dengan penggetar, pemadat roda besi tanpa penggetar atau pemadat
roda karet. Alat pemadat roda besi dengan penggetar hanya boleh digunakan pada awal pemadatan.
c. Percobaan lapangan dilakukan sesuai SNI 03-2827-1992.
d. Bila kepadatan belum tercapai, tambahkan lintasan pemadatan
dan test kembali kepadatan lapangan dan kadar air. 5.
Berdasarkan hasil coba lapangan ditetapkan menjadi FCK, berlaku untuk agregat yang digunakan memiliki kualitas dan gradasi yang
sama serta sumber agregat yang sama.
Universitas Sumatera Utara
II.5.3. Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat