STRUKTUR PERKERASAN LENTUR FLEXIBLE PAVEMENT

Penurunan nilai fungsional diindikasikan dengan penurunan tingkat keamanan dan kenyamanan berkendaraan karena kondisi performansi hasil pemeliharaan berkala maupun peningkatan jalan kurang memenuhi standar indek performansi yang disyaratkan 23 . Selain dari dua jenis perkerasan tersebut, sekarang telah banyak digunakan jenis gabungan composite pavement, yaitu perpaduan antara perkerasan lentur dan kaku. Dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur. Dalam tugas akhir ini membahas mengenai quality control pada perkerasan lentur flexible pavement khususnya untuk lapisan pondasi atas base course.

II.2. STRUKTUR PERKERASAN LENTUR FLEXIBLE PAVEMENT

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya 6 . Konstruksi perkerasan lentur flexible pavement terdiri dari 6 : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3. Lapisan-lapisan Pada Perkerasan Lentur FlexiblePavement 1. Lapisan permukaan surface course Lapisan yang terletak paling atas disebut lapis permukaan, dimana lapis permukaan ini memiliki fungsi sebagai berikut : a. Lapis perkerasan penahan beban roda, lapisan mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan beban roda selama masa pelayanan. b. Lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak meresap kelapisan di bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut. c. Lapisan aus wearing course, lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem kendaraan sehingga mudah menjadi aus. d. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung yang lebih jelek. Guna dapat memenuhi fungsi tersebut diatas, pada umumnya lapisan permukaan dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama. Bahan yang umum yang digunakan untuk lapisan permukan surface course ialah : • Aspal campuran panas Hot Mix Universitas Sumatera Utara • Aspal campuran dingin Cold Mix • Lapisan Penetrasi Macadam Lapen • Labur aspal satu lapis Burtu • Labur aspal dua lapis Burda • Laburan Aspal Buras • Lapisan tipis as buton murni Latasbum • Lapisan as buton agregat Lasbutag • Lapisan tipis aspal pasir Latasir 2. Lapisan pondasi atas base course Lapisan pondasi atas base course merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan. Fungsi dari lapisan pondasi atas ini antara lain sebagai berikut : a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya. b. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. c. Bantalan terhadap lapisan permukaan. Material yang digunakan untuk lapisan pondasi atas adalah material yang cukup kuat. Untuk lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya Universitas Sumatera Utara menggunakan material dengan CBR 50 dan Plastisitas Index PI 4. Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas. Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis lapis pondasi atas yang umum digunakan, antara lain : 1. Agregat bergaradasi baik,yaitu : batu pecah kelas A, batu pecah kelas B, batu pecah kelas C. Batu pecah kelas A mempunyai gradasi yang lebih kasar dari pada batu pecah kelas B, batu pecah kelas B lebih kasar dari pada batu pecah kelas C. Kriteria dari masing-masing jenis lapisan di atas dapat diperoleh pada spesifikasi yang diberikan. 2. Pondasi Macadam 3. Pondasi Telford 4. Penetrasi Macadam Lapen 5. Aspal beton pondasi Asphalt Concrete BaseAsphalt Treated Base 6. Stabilisasi yang terdiri dari : a. Stabilisasi agregat dengan semen Cemen Treated Base b. Stabilisasi agregat dengan kapur Lime Treated Base c. Stabilisasi agregat dengan aspal Asphalt Treated Base 3. Lapisan pondasi bawah subbase course Universitas Sumatera Utara Lapisan pondasi bawah subbase course merupakan lapisan lapis permukaan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar. Lapisan pondasi bawah ini memiliki berbagai macam fungsi, yaitu : 1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Lapisan ini harus cukup kuat, mempunyai CBR 20 dan Plastisitas Index PI ≤10. 2. Effisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relative murah dibandingkan dengan lapisan perkerasan diatasnya. 3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal. 4. Lapisan peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi. 5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar. Hal ini dikarenakan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar menahan roda-roda alat besar. 6. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas. Untuk itu lapisan pondasi bawah harus memenuhi syarat filter, yaitu : subgrade D subbase D 15 15 ≥ 5 subgrade D subbase D 15 15 ≤ 5 Universitas Sumatera Utara Dimana : D15 = diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 15 D85 = diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 85 Jenis lapisan pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia, antara lain : 1. Agregat bergradasi baik, yaitu : sirtupitrun kelas A, sirtupitrun kelas B, sirtupitrun kelas C. Sirtu kelas A bergradasi lebih kasar dari sirtu kelas B, sesuai dengan spesifikasi yang ada. 2. Stabilisasi a. Stabilisasi agregat denagn semen Cemen Treated Base b. Stabilisasi agregat dengan kapur Lime Treated Base c. Stabilisasi tanah dengan semen Soil Cement Stabilization d. Stabilisasi tanah dengan kapur Soil Lime Stabilization 4. Lapisan tanah dasar subgrade Subgrade ialah lapisan tanah dasar dibawah perkerasan. Kekuatan dan keawetan maupun tebal dari lapisan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar ini. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan atau tanah yang distabilisasi Universitas Sumatera Utara dengan kapur atau bahan lainnya. Subgrade berfungsi untuk mendukung perkerasan. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas : a. Lapisan tanah dasar, tanah galian. b. Lapisan tanah dasar, tanah timbunan. c. Lapisan tanah dasar, tanah asli. Gambar 2.4. Jenis Tanah Dasar Ditinjau Dari Muka Tanah Asli Tanah-tanah subgrade menjadi lebih kokoh dibandingkan dengan tanah aslinya dikarenakan adanya pemadatan atau karena adanya tanah urug dengan material yang lebih baik yang biasa disebut dengan “ Improved Subgrade “. Universitas Sumatera Utara Material tanah sebagai pembentuk tanah dasar ini memiliki persyaratan teknik sebagai berikut Joni Harianto,2003 : • Bukan tanah organis. • Sebaiknya tidak termasuk tanah yang plastisitasnya. • Bahan yang mempunyai plastisitas tinggi hanya boleh digunakan pada daerahlapisan dibawah 80cm dari tanah dasar ataupun pada bagian dasar urugan. Ataupun urugan kembali yang tidak memerlukan daya dukung yang tinggi. • Memiliki harga CBR tidak kurang dari 6 setelah perendaman 4 hari dan dipadatkan 100 dari kepadatan kering maksimum. Dimana peryaratan kepadatan yaitu : a. Harus dipadatkan sampai dengan 95 dari kepadatan kering maksimum pada lapisan 30cm ke bawah dari subgrade. b. 30cm ke atas harus dipadatkan 100 dari kepadatan kering maksimum Penggunaan tanah sebagai bahan untuk pembuatan jalan umumnya hanya terbatas pada penyiapan badan jalan yaitu untuk membentuk lapisan pendasar subgrade pada daerah timbunan ataupun pada daerah yang kondisi tanah aslinya tidak memenuhi spesifikasi sehingga memerlukan penggantian tanah. Dalam perencanaan dan pelaksanaan perkerasan lentur jalan terdapat berbagai hal penting yang harus diperhatikan, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Perencanaan tebal lapisan masing-masing perkerasan. Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban lalu lintas yang akan dipikulnya, keadaan lingkungan dan jenis lapisan yang dipilih, dapatlah ditentukan tebal masing-masing lapisan berdasarkan beberapa metoda yang ada. 2. Analisa campuran bahan. Dengan memperhatikan mutu dan jumlah bahan yang tersedia, maka direncanakan suatu susunan campuran tertentu sehingga memenuhi spesifikasi dari jenis lapisan yang dipilih. 3. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan. Perencanaan tebal pekerasan yang baik, susunan campuran yang memenuhi syarat, belum dapat menjamin menghasilkan lapisan perkerasan sesuai dengan apa yang diinginkan. Jika tidak dilakukan pengawasan dengan cermat dari mulai tahap penyiapan lokasi dan material sampai tahap pencampuran atau penghamparan dan akhirnya pada tahap pemadatan dan pemeliharaan. Menurut Sukirman 1995, konstruksi perkerasan lentur dipandang dari keamanan dan kenyamanan berlalu lintas haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Permukaan yang tidak merata, tidak bergelombang dan tidak melendut. 2. Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban yang bekerja diatasnya. Universitas Sumatera Utara 3. Permukaan cukup kesat, memberikan gesekkan yang baik antara ban dengan permukaan jalan sehingga tidak mudah selip. 4. Permukaan tidak mengkilap dan tidak silau jika terkena sinar matahari. Gambar 2.4. Model-model Lapisan Perkerasan Lentur 22 . Universitas Sumatera Utara

II.3. QUALITY CONTROL TERHADAP KINERJA PERKERASAN