Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi yang dikutip dari lampiran v, pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,958 yang berarti
bahwa korelasi atau hubungan antara dividen kas LN_DT dengan variabel independennya LN_EAR dan LN_AKO sangat kuat karena berada diatas 0,5 dan mendekati 1. Angka
adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,918. Hal ini berarti 91,8 variasi atau perubahan dalam dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi dari laba bersih dan arus kas
operasi, sedangkan sisanya 8,2 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah 0,56604, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi
kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t t test dan
uji F F test.
1 Uji t t Test
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16 yang dikutip dari lampiran vi, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz
ed Coefficient
s
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Toleran ce
VIF 1 Constant
-3.239 1.428
-2.267 .030
LN_EAR .910
.133 .800
6.822 .000
.180 5.553
LN_AKO .179
.122 .172
1.463 .153
.180 5.553
a. Dependent Variable: LN_DT Sumber: data yang diolah SPSS, 2011.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba bersih sebesar 6,822 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah
6,822 sedangkan t tabel dikutip dari lampiran vii adalah 2,0345, sehingga t hitung t tabel 6,822 2,0345, maka laba bersih secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap
dividen kas. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima, artinya laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel arus kas
operasi sebesar 1,463 sedangkan t tabel dikutip dari lampiran vii adalah 2,0345, sehingga t hitung t tabel 1,463 2,0345, maka arus kas operasi secara parsial tidak berpengaruh
terhadap dividen kas. Signifikansi 0,153 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,153 0,05, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak, artinya arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
2 Uji F F Test
Untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan program SPSS 16 yang dikutip dari lampiran vi, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.10
Hasil Uji F ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
118.765 2
59.382 185.338 .000
a
Residual 10.573
33 .320
Total 129.338
35 a. Predictors: Constant, LN_AKO,
LN_EAR
b. Dependent Variable: LN_DT Sumber: data yang diolah SPSS, 2011.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 185,338 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F tabel dikutip dari lampiran viii sebesar 3.304817 dengan
signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima, artinya laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap dividen kas yang diterima oleh pemegang saham karena F hitung F
tabel 185,338 3.304817 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05.
Universitas Sumatera Utara
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,918. Hal ini berarti bahwa 91,8 variasi atau perubahan dalam dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi dari laba bersih dan arus kas
operasi, sedangkan sisanya sebesar 8,2 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara
parsial laba bersih mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan, tetapi arus kas yang berasal dari aktivitas operasi tidak
berpengaruh terhadap dividen kas. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Murtanto 2004, Pradhono 2004, dan Barita 2006 yang
menyimpulkan bahwa secara parsial arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas. Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Hermi 2004, Murtanto 2004, Pradhono 2004, dan Barita 2006 yang menemukan bahwa laba bersih earnings dan arus kas operasi
berpengaruh terhadap dividen kas. Ini berarti pihak manajemen dalam menentukan besarnya dividen kas yang akan ditetapkan perusahaan juga memperhatikan laba bersih dan arus kas
operasi secara bersama-sama. Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung smoothing theory yang menjelaskan bahwa jumlah dividen bergantung akan keuntungan perusahaan
sekarang dan dividen tahun sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara