pemegang saham, antara laba bersih dan arus kas. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan mengeluarkan laporan keuangan sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Penulis melakukan penelitian yang berbentuk replikasi dengan meng-update atau
memodifikasi data dari penelitian terdahulu. Penulis menggunakan teknik analisis data yang berbeda dan sampel yang lebih luas dari penelitian sebelumnya.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun secara parsial?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun secara parsial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen,
2. bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan alternatif
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi, 3.
bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Syahyunan 2004:22, ”laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan stewardship penggunaan sumber daya dan sumber dana
yang dipercayakan kepadanya”. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang- kurangnya satu tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa
diantaranya pemakai ini memerlukan dan berhak memperoleh informasi tambahan disamping yang tercakup dalam laporan keuangan namun banyak pemakai yang sangat tergantung pada
laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan tersebut, sehingga laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disisipkan dengan mempertimbangkan kebutuhan
mereka. Informasi laporan keuangan menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun yang berkepentingan stakeholders dalam mengambil keputusan bisnis. Menurut
Harahap 2004:105 laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi para analisis merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi pada kondisi ekonomis suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan sebagaimana dikemukakan dalam PSAK No.1 paragraf 05 IAI, 2004
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan mamajemen stewardship atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Para
investor dapat menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian sehingga mereka dapat membuat keputusan ekonomi yang mencakup
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Berkaitan dengan tujuannya, maka
laporan keuangan disusun atas dasar akrual yang mengharuskan pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang
mempersentasikan kas yang akan diterima di masa depan sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya
yang paling berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
c. Komponen Laporan Keuangan
Universitas Sumatera Utara
Komponen laporan keuangan sebagaimana dikemukakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1 paragraf 07, 08, dan 09 IAI, 2004
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a
Neraca, b
laporan laba rugi, c
laporan ekuitas pemilik, d
laporan arus kas, e
catatan atas laporan keuangan. Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan telaahan keuangan yang menjelaskan
karakteristik utama yang mempengaruhi kinerjakeuangan, posisi keuangan perusahaan dan kondisi ketidakpastian. Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan
penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
1 Neraca
”Neraca adalah suatu daftar aset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun” Warren, 2008:24. Bentuk neraca ada dua, yaitu:
bentuk perkiraan account form dan bentuk laporan report form. Bentuk perkiraan account form menggambarkan format dasar dari persamaan akuntansi, dimana aset
ditempatkan disebelah kiri dan kewajiban ekuitas pemilik di sebelah kanan. Bentuk laporan report form menempatkan kewajiban dan ekuitas pemilik di bawah aset. Bagian aset dalam
neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aset tersebut dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi. Kas berada diurutan pertama, diikuti oleh
piutang, perlengkapan, asuransi dibayar dimuka, dan aset lainnya. Kemudian, disajikan aset yang sifatnya tetap atau permanen, seperti tanah, bangunan, dan peralatan.
Informasi yang disajikan dalam neraca sebagaimana dikemukakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1 paragraf 49 IAI, 2004
Universitas Sumatera Utara
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang meneonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-
pos berikut:
a aktiva berwujud,
b aktiva tidak berwujud,
c aktiva keuangan,
d investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas,
e persediaan,
f piutang usaha dan piutang lainnya,
g kas dan setara kas,
h hutang usaha dan utang lainnya,
i kewajiban yang diestimasi,
j kewajiban berbunga jangka panjang,
k hak minoritas, dan
l modal saham dan pos ekuitas lainnya.
Pos, judul, dan sub-jumlah lain disajikan dalam neraca apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk
menyajikan posisi keuangan secara wajar.
2 Laporan Laba Rugi
”Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun” Warren, 2008:24. Laporan laba rugi melaporkan
pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan matching concept. Konsep ini diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan
beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi.
Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih net income atau net profit. Jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih net loss.
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi sebagaimana dikemukakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1 paragraf 56 IAI, 2004
Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang meneonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi,
minimal mencakup pos-pos berikut:
Universitas Sumatera Utara
a Pendapatan,
b laba rugi usaha,
c beban pinjaman,
d bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan
menggunakan metode ekuitas, e
beban pajak, f
laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, g
pos luar biasa, h
hak minoritas, dan i
laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pos, judul, dan sub-jumlah lain disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan perusahaan secara wajar.
Penjualan bersih disajikan pada bagian atas dari setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk pajak, dikurangi untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang
saham biasa. Laporan laba dan dividen per saham diberikan pada bagian bawah laporan ini. Laba per saham earning per share = EPS disebut ”bottom line”, menunjukkan bahwa
diantara semua akun pada laporan laba rugi, EPS adalah yang paling penting. Laporan laba rugi dapat mencakup setiap periode waktu, tetapi laporan ini biasanya dibuat secara bulanan,
kuartalan, atau tahunan. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, manajemen biasanya meramalkan laporan laba rugi secara bulanan atau mungkin secara kuartalan dan kemudian
membandingkan hasil aktual dengan laporan yang dianggarkan.
3 Laporan Ekuitas Pemilik
”Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun” Warren, 2008:24. Metode
untuk melaporkan ekuitas pemilik bervariasi sesuai dengan bentuk usaha perusahaan. Bentuk usaha biasanya dibagi menjadi tiga kategori, yaitu perorangan proprietorships, persekutuan
patnerships, dan perseroan corporations. Dalam kasus usaha perseroan, ekuitas pemilik pada aktiva disajikan pada sebuah perkiraan modal tunggal. Saldo perkiraan ini adalah hasil
akumulasi dari investasi pemilik, penarikan oleh pemilik, dan laba atau rugi masa lalu. Di
Universitas Sumatera Utara
dalam persekutuan, perkiraan modal dibentuk untuk masing-masing sekutu partner. Saldo perkiraan modal mengikhtisarkan jumlah investasi, penarikan, dan bagian dari laba atau rugi
masa lalu untuk masing-masing sekutu dan perkiraan ini mengukur ekuitas masing-masing sekutu dalam aktiva persekutuan.
Dalam sebuah perseroan, selisih antara aktiva dan kewajiban disebut sebagai ekuitas pemegang saham stockholders’ atau shareholders’ equity atau ekuitas pemilik. Dalam
menyajikan ekuitas pemilik pada neraca, terdapat perbedaan antara ekuitas yang berasal dari investasi pemegang saham yang disebut modal kontribusi contributed capital atau modal
disetor paid-in capital dan ekuitas yang berasal dari laba disebut sebagai laba ditahan atau saldo laba retained earnings. Perubahan laba ditahan terjadi karena pemegang saham biasa
mengijinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali dana yang tidak didistribusikan sebagai dividen.
4 Laporan Arus Kas
”Laporan arus kas statement of cash flow menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas cash equivalent dalam periode tertentu” Stice, 2004:319. Setara kas adalah investasi
jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama, yaitu
aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas
pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pnjaman perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan informasi arus kas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 2 paragraf 3 IAI, 2004 dijelaskan bahwa laporan arus kas dapat memberikan informasi
yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan future
cash flow dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh
penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Wild 2004:5 menyatakan bahwa laporan arus kas menyediakan informasi untuk
menjawab pertanyaan pengguna laporan seperti: a
berapa banyak kas yang dihasilkan dari atau digunakan untuk operasi? b
pengeluaran apakah dibayar dengan kas dari operasi? c
bagaimana dividen dibayar saat perusahaan mengalami kerugian operasi? d
berasal darimanakah kas untuk pembayaran utang? e
berasal darimanakah kas untuk pembayaran saham preferen? f
bagaimanakah kenaikan investasi didanai? g
berasal darimanakah kas untuk pembelian aktiva tetap yang baru? h
mengapa kas lebih rendah saat laba meningkat? i
bagaimana penggunaan kas yang berasal dari pendanaan baru? Secara rinci, Horngern 1998: 845 menjelaskan bahwa laporan arus kas dirancang untuk
memperkirakan arus kas masa mendatang, untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen, untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang
saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman kepada kreditur dan untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
a Untuk memperkirakan arus kas masa datang. Kas, dan bukan laba akuntansi yang
digunakan untuk membayar tagihan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan
Universitas Sumatera Utara
kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Karena itu penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk
memperkirakan penerimaan dan pengeluaran di masa yang datang.
b Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Jika manager membuat
keputusan investasi yang bijaksana maka perusahaannya akan sejahtera. Tetapi jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka perusahaan akan menderita
lainnya. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditur untuk mengevaluasi
keputusan manajer.
c Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman kepada kreditur.
Pemegang saham tertarik pada penerimaan dividen dari investasinya dalam saham perusahaan. Kreditur ingin menerima bunga dan pokok pinjamannya tepat waktu.
Laporan arus kas membantu investor dan kreditur untuk mengetahui apakah perusahaan mampu melakukan pembayaran-pembayaran ini.
d Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba
cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi, nilai sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika laba bersih
rendah. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah, menyebabkan diperlukannya informasi arus
kas. Biasanya kas dan laba bersih bergerak sama.
5 Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan sebagaimana dikemukakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.1 paragraf 69 IAI, 2004
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus saling berkaitan dengan informasi yang
terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting, b
informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan lapran perubahan ekuitas,
c informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secara wajar.
2. Laba Bersih
Laba bersih adalah bersih sebelum akun-akun luar biasa selama tahun buku sebagaimana tercantum dalam Laporan Laba Rugi Pradhono: 2004. Laba bersih net income atau
Universitas Sumatera Utara
earnings dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kinerja perusahaan selama 1 periode tertentu. Laba bersih merupakan suatu ukuran berapa besar harta yang masuk pendapatan dan
keuntungan melebihi harta yang keluar beban dan kerugian. Baik pendapatan maupun beban dicatat atas dasar akrual, yaitu pada saat terjadinya, tidak
peduli apakah sudah ada kas yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh perusahaan. Pada kenyataannya, laba yang tinggi akibat penjualan yang baik belum menjamin penerimaan yang
baik juga pada perusahaan. Piutang yang terjadi akibat penjualan kredit belum tentu dapat ditagih di kemudian hari, atau dapat juga ditagih tetapi tidak tepat pada waktu perusahaan
membutuhkan dana untuk kegiatan usahanya akibatnya kegiatan perusahaan dapat terhambat dan justru memperburuk kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode
mendatang, maka diperlukan informasi yang lebih dapat menyajikan informasi tentang laba dan kondisi kas perusahaan. Informasi tersebut ditemukan pada laporan arus kas.
3. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi operating activities merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas
operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan
perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dengan beberapa pengecualian kecil dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya
pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka prepayment, utang, dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok untuk
dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan. Arus kas operasi adalah selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar yang berasal
dari aktivitas operasi perusahaan. Stice 2004:320 mengikhtisarkan jenis-jenis utama dari
Universitas Sumatera Utara
penerimaan dan pengeluaran kas yang termasuk dalam kategori aktivitas operasi dan memasukkan akun-akun neraca dan laba rugi yang berhubungan dengan aktivitas operasi
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Kas Diterima dari: Kas dikeluarkan untuk:
1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan,
2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah,
3. pendapatan bunga, 3. pajak,
4. pendapatan dividen. 4. beban bunga,
5. beban lainnya, 6. pembelian efek.
Sumber: Stice, Stice, Skousen Arus kas dari aktivitas operasi sebagaimana dikemukakan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan PSAK No.2 paragraf 12 IAI, 2004 Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pandanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain,
berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak lansung.
Kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan dalam
Universitas Sumatera Utara
metode langsung, sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penagguhan deferral atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Metode tidak langsung lebih disukai dan digunakan
oleh kebanyakan perusahaan karena relatif mudah digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Pemakai laporan
keuangan juga banyak yang menyukai metode langsung karena metode ini melaporkan secara langsung sumber dari arus kas masuk dan keluar tanpa harus dibingungkan dengan
penyesuain-penyesuaian dengan laba bersih. Menurut Stice 2004:331 kedua metode tersebut memiliki kelebihan masing-masing.
”Kelebihan utama dari metode langsung adalah sangat mudah dipahami dan intuitif. Sementara kelebihan utama dari metode tidak langsung adalah metode ini menandai faktor-
faktor yang menyebabkan perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi”. Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan dividen yang
diterima dan dibayarkan, sebagaimana dikemukakan dalam PSAK No. 2 paragraf 32-33 IAI, 2004
Bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan
lain belum ada kesepakatan mengenai kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena
mempengaruhi laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas
pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi return on investment. Dividen yang dibayar dapat
diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas
operasi.
4. Return yang Diterima oleh Pemegang Saham
Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian return yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa
berupa:
a. dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa earning available for common stockholders yang dibagikan kepada para pemegang saham
biasa dalam bentuk tunai. Stice 2004:902 menyatakan bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik”. Pembagian dividen dapat berupa kas, aktiva lain, wesel pada intinya, disebut dividen tunai ditangguhkan, dan dividen saham.
Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen kas cash dividend. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 tiga
kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen kas, yaitu: 1
laba ditahan yang mencukupi, 2
kas yang memadai, 3
tindakan formal dari dewan komisaris.
b. capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham yang diperdagangkan dalam pasar sekunder. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek
mengejar keuntungan melalui capital gain, misalnya seorang pemodal membeli saham pada
Universitas Sumatera Utara
pagi hari kemudian menjualnya kembali pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Saham dikenal dengan high risk – high return, artinya saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan tinggi juga berpotensi resiko tinggi.
5. Kebijakan Deviden a. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Atmaja 1994:351 menyatakan:
manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak EAT perusahaan: 1 dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk
dividen, dan 2 diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan retained earning. Pada umumnya sebagai EAT earning after tax dibagi dalam bentuk dividen
dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen dividend policy.
b. Kebijakan Dividen bagi Perusahan
Kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital budgeting korporasi, cash
flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan Tampubolon, 2005:183. 1
Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang saham tidak mempunyai opini yang negatif tentang korporasi, seandainya dividen
dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak
manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham. Apabila pemegang saham dikecewakan, maka
pemegang saham akan melepaskan saham-sahamnya dengan menjual yang pada gilirannya harga saham di pasar bursa akan menurun. Ketidakpuasan pemegang
saham akan menimbulkan kemungkinan pengendalian korporasi akan dilakukan orang-orang diluar korporasi.
2 Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting
korporasi tersebut. 3
Kebijakan dividen akan mempengaruhi cash flow korporasi. Suatu korporasi dengan likuiditas rendah akan dipaksa untuk membatasi pembayaran dividen.
Universitas Sumatera Utara
4 Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena dividen
akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utangmodal debtequity rasio korporasi.
c. Jenis Kebijakan Dividen
Menurut Gitosudarmo 2002:231, secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating
dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan fluctuating dividend policy. 1
Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin
menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi
perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.
2 Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang
dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi,
dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat
keuntungannya.
3 Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada
kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan
yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil
operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan
fluktuatif.
d. Teori Kebijakan Deviden
Beberapa teori yang relevan dikemukakan oleh Harahap 2004:230 yang telah teruji secara empiris, yaitu:
a. Smoothing Theory
Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Lintner mengatakan bahwa jumlah dividen bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan dividen tahun sebelumnya.
b. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini diperkenalkan oleh Miller dan Modigliani dalam papernya Dividend Irrelevance Preposition. Paper tersebut menjelaskan bahwa dalam dunia tanpa pajak,
Universitas Sumatera Utara
dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalam kondisi pasar yang sempurna, maka kebijakan dividen tidak akan memberikan pengaruh apa pun
terhadap harga pasar saham tersebut.
c. Bird In Hand Theory
Gordon mengatakan bahwa dengan mendapatkan dividen a bird in hand adalah lebih baik daripada saldo laba a bird in the bush karena pada akhirnya saldo laba
tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud di masa depan it can fly away.
d. Tax Preference Theory
Teori ini diungkapkan oleh Bhattacharya yang menjelaskan bahwa berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran dividen rendah dibandingkan dengan
dividen yang tinggi.
e. Clientele Effect Theory
Teori ini diungkapkan oleh Black dan Scholes yang mengasumsikan jika perusahaan membayar dividen, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari dividen
tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak.
e. Keputusan Dividen Dalam Praktek
Pada prakteknya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Menurut Keown 2000: 621 antara lain faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan adalah pembatasan hukum, posisi likuiditas, tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain, kemungkinan pendapatan diramalkan, kontrol
kepemilikan, inflasi.
1 Pembatasan hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan perusahaan. Batasan hukum ini ada dua kategori. Pertama, pembatasan menurut
undang-undang. Kedua, unik untuk setiap perusahaan dan hasil dari batasan dalam kontrak utang dan saham preferen. Untuk meminimumkan resiko, investor sering kali
menerapkan aturan pembatasan atas manajemen sebagai syarat investasi mereka dalam perusahaan. Batasan ini meliputi aturan bahwa dividen takkan diumumkan
sebelum utang dibayar kembali. Perusahaan juga mungkin disyaratkan mempertahankan jumlah modal tertentu. Pemegang saham preferen bisa menuntut
agar dividen biasa takkan dibayar jika saham preferen tidak dibayarkan.
2 Posisi likuiditas
Terbalik dengan pendapat umum, fakta bahwa perusahaan menunjukkan jumlah laba ditahan yang besar dalam neraca tak berarti kas tersedia untuk pembayaran dividen.
Universitas Sumatera Utara
Posisi perusahaan saat ini dalam aset lancar, termasuk kas, pada dasarnya independen atas pos laba ditahan. Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar
sukses dalam mengumpulkan kas dari operasi. Kalau dana ini tidak diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk periode pendek atau digunakan untuk membayar
utang yang jatuh tempo biasanya perusahaan dapat sangat untung dan tetap tidak memiliki kas. Dividen kas dibayarkan dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan,
perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuannya membayar dividen.
3 Tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain.
Perusahaan bisa menahan laba untuk tujuan investasi atau membayar dividen dan menerbitkan utang baru atau sekuritas modal untuk mendanai investasi. Untuk
sebagian besar perusahaan kecil atau baru, pilihan kedua ini realistis. Perusahaan ini tak memiliki akses ke pasar modal, jadi mereka harus sangat bergantung pada dana
internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen biasanya jauh lebih rendah untuk perusahaankecil atau baru daripada perusahaan besar dan milik publik.
4 Kemungkinan pendapatan diramalkan.
Rasio pembayaran dividen perusahaan hingga suatu titik tergantung pada kemungkinan diramalkannya laba perusahaan sepanjang waktu. Jika pendapatan
berfluktuasi jelas, manajemen tak dapat bergantung pada dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Jika laba tak dihasilkan, perusahaan bisa
menahan jumlah yang lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia saat dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan tren pendapatan yang stabil biasanya
akan membayar bagian yang besar dari pendapatannya dalam bentuk dividen. Perusahaan ini tak terlalu memerlukan ketersediaan laba untuk memenuhi kebutuhan
modal di masa depan.
5 Kontrol kepemilikan
Untuk banyak perusahaan besar, kontrol melalui pemilikan saham biasa bukan masalah tetapi bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol
suara merupakan prioritas utama. Jika pemegang saham sekarang tak bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, menerbitkan saham baru tak menarik, dalam arti
bahwa kontrol pemegang saham yang sekarang tak berarti. Pemilik mungkin lebih suka manajemen mendanai investasi baru dengan utang dan melalui laba daripada
melalui penerbitan saham biasa baru. Pertumbuhan perusahaan ini karenanya dibatasi dengan jumlah modal utang yang tersedia dan oleh kemampuan perusahaan
menghasilkan laba.
6 Inflasi.
Dalam periode inflasi, idealnya setelah aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresi digunakan untuk mendanai penggantian karena harga peralatan
Universitas Sumatera Utara
pengganti terus naik, dana depresiasi tak cukup. Ini membutuhkan retensi laba yang lebih besar, yang berarti bahwa dividen harus terpengaruh secara tak menguntungkan.
Tampubolon 2005:186 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut:
1 tingkat pertumbuhan korporasi company grow rate,
2 keterikatan dalam rapat restrictive convenant,
3 profitability,
4 stabilitas laba earning stability,
5 kontrol perbaikan maintenance control,
6 memahami pengungkit keuangan degrre of financial leverage,
7 kemampuan untuk kondisi eksternal ability to finance externally,
8 keadaan tak terduga uncertainity,
9 ukuran dan umur korporasi age and size.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan laba bersih, arus kas operasi dan dividen kas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Hasil Penelitian terdahulu
Nama Judul
Variabel yang digunakan
Uraian
Hermi 2004
Hubungan Laba Bersih
dan Arus kas Operasi
Terhadap Dividen Kas
pada Perusahaan
Perdagangan Besar Barang
Produksi di Bursa Efek
Independen: - laba bersih,
- arus kas operasi.
Dependen:
- dividen Periode penelitian adalah tahun
1999-2002.
Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 20
perusahaan.
Analisis data yang digunakan adalah Spearman Rank
Correlation Coefficient.
Hasil penelitian:
Universitas Sumatera Utara
Jakarta Periode 1999-
2002. kas.
terdapat hubungan yang signifikan antara laba bersih
dan arus kas operasi terhadap dividen kas.
Murtanto dan Febby
2004 Analisis
Hubungan antara Laba
Akuntansi dan Laba Tunai
dengan Dividen Kas
Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur
Barang Konsumsi
yang GO Publik di
Bursa Efek Jakarta
periode 1999- 2001
Independen: - laba
akuntansi, - laba tunai.
Dependen: - dividen
kas. Periode penelitian adalah tahun
2000-2001.
Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 20
perusahaan.
Analisis data yang digunakan adalah Spearman Rank
Correlation Coefficient.
Hasil penelitian: ada hubungan yang positif dan
kuat antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas.
Namun laba akuntansi memiliki hubungan yang lebih
signifikan terhadap dividen kas dibandingkan dengan laba
tunai karena laba akuntansi tidak dipengaruhi oleh
deprestasi dan amortisasi.
Pradhono dan Yulius
Jogi Christiawan
2004 Pengaruh
Economic Value Added,
Residual Income,
Earnings, dan Arus Kas
Operasi terhadap
Return yang diterima oleh
Pemegang Saham Studi
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Independen: - economic
value added,
- residual income,
- earnings, - arus kas
operasi.
Dependen: - return yang
Periode penelitian adalah tahun 2000-2002.
Jumlah populasi penelitian adalah sebanyak 34 saham
perusahaan. Penelitian yang dilakukan menggunakan
seluruh elemen populasi
penelitian sensus. Hasil penelitian:
arus kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh paling
signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang
saham, kemudian diikuti
Universitas Sumatera Utara
Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta diterima
oleh pemegang
saham. variabel earnings yang
berpengaruh signifikan. EVA dan RI tidak mempunyai
pengaruh terhadap return yang diterima pemegang saham.
Barita Stepanus
Sihombing 2006
Analisis Hubungan
antara Laba Akuntansi dan
Laba Tunai dengan
Dividen Kas Studi Kasus
pada Industri Makanan dan
Minuman yang Go
Public di Bursa Efek
Jakarta Independen:
- laba akuntansi,
- laba tunai.
Dependen: - dividen
kas. Periode penelitian adalah tahun
2003-2005.
Analisis data yang digunakan adalah Spearman Rank
Correlation Coefficient.
Jumlah populasi penelitian adalah sebanyak 17 perusahaan
dan sampel sebanyak 8 perusahaan.
Hasil penelitian: ada hubungan yang positif dan
kuat antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas.
Laba akuntansi lebih besar kuat hubungannya terhadap
dividen kas dibandingkan hubungan laba tunai dengan
dividen kas hanya pada tahun 2005, sedangkan pada tahun
2003 dan 2004 laba tunai lebih besar kuat hubungannya
terhadap dividen kas dibandingkan hubungan laba
akuntansi dengan dividen kas.
Reagen Pangaribuan
2007 Analisis
Hubungan antara Laba
Akuntansi dan Kas dengan
Dividen Kas Studi Kasus
pada Perusahaan
Industri Manufaktur
Independen: - laba
akuntansi, - kas.
Dependen: - dividen
Periode penelitian adalah tahun 2002-2004.
Analisis data yang digunakan adalah Spearman Rank
Correlation Coefficient.
Jumlah populasi penelitian adalah sebanyak 141
perusahaan dan sampel sebanyak 25 perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta
kas. Hasil penelitian:
laba akuntansi dan kas mempunyai hubungan yang
positif dan kuat terhadap pembagian dividen kas. Laba
akuntansi merupakan variabel yang memiliki hubungan yang
paling kuat dibandingkan jumlah kas perusahaan, artinya
laba akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pembagian dividen kas.
Ahmad Bachtiar
2007 Analisis Free
Cash Flow dan
Pengaruhnya terhadap
Pembayaran Dividen Tunai
dan Kebijakan Hutang studi
Kasus pada Perusahaan-
perusahaan Perseroan
Terbatas Terbuka
Indonesia Independen:
- free cash flow.
Dependen: - dividen
kas, - kebijakan
hutang. Periode penelitian adalah tahun
2005.
Jumlah populasi penelitian adalah sebanyak 335
perusahaan dan sampel sebanyak 70 perusahaan.
Hasil penelitian: ada pengaruh signifikan antara
free cash flow dengan kebijakan utang dan antara free
cash flow dengan pembayaran dividen tunai.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual