atau cinta yang paling tinngi yaitu cinta kepada Allah. Intinya, apapun bentuk cinta yang digambarkan akan bermuara cintanya kepada Allah. Gambaran
mencari cinta sejati, tidak semu dan abadi, atau mengisahkan setumpuk mudharat yang akan diperoleh dari pacaran hasil cinta nafsu. Hal ini untuk menekankan
penceritaan secara vulgar tentang pacaran itu sendiri, dan lain sebagainya.
18
C. Pengertian Cerpen
Cerpen adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal peristiwa, kejadian, dan sebagainya; karangan yang menuturkan perbuatan,
pengalaman, atau penderitaan orang baik yang sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka; lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan di gambar
hidup sandiwara, wayang. Jadi, cerita pendek cerpen adalah kisahan pendek kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan, dan
memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi.
19
Cerpen adalah salah satu karya sastra selain novel, puisi, dan lain sebagainya. Menurut Panuti Sujiman, ”sastra adalah karya lisan dan tulisan yang
memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, karakteristik, keindahan dalam isi dan ungkapannya.
20
M. Atar Semi mengemukakan bahwa sastra adalah bentuk seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan
menggunakan bahasa sebagai medianya.
21
Jan Van Luxemburg dalam bukunya, mengungkapkan bahwa pada dasarnya sastra adalah seni kreatif. Hal ini karena
18
Kamelia, www.kafemuslimah.com 4 April 2010, di akses pada jam 23.05 Wib.
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Balai Pustaka 1998, h 165.
20
Panuti Sujiman, Kamus Istilah Sastra, Jakarta: UI Press, 1990 cet ke-1, h 71.
21
M. Atar Semi, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, 1988 cet ke-1, h 8.
adanya objek peristiwa dari kegiatan manusia itu sendiri. Dan sastra merupakan citraan sebuah kreasi.
22
Menurut Jakob Sumarjo, dalam wujud fisiknya cerpen adalah cerita yang pendek. Tapi tentang panjang pendeknya orang bisa berdebat. Pendek disini bisa
berarti cerita yang habis dibaca selama sekitar sepuluh menit, atau sekitar setengah jam. Cerita yang dibaca sekali duduk, atau cerita yang terdiri dari sekitar
500 kata atau bahkan yang terdiri dari 30.000 kata. Ellwry Sedwick, menyatakan bahwa cerpen adalah penyajian suatu
keadaan tersendiri atau suatu kelompok yang memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca.
Nugroho Noto Susanto menyatakan cerpen adalah cerita yang panjangnya sekitar 50.000 kata atau 17 hal kuarto spasi rangkap yang berpusat dan lengkap
pada dirinya sendiri. Menurut Richard Summers, sebagaimana Anita K. Rustapa bahwa cerita tentang suatu kejadian kecil dalam kehidupan dapat atau sering
dimasukkan ke dalam golongan cerita pendek.
23
Ajip Rosidi member batasan dan keterangan bahwa cerpen adalah cerita yang pendek dan merupakan suatu kebetulan ide, sebuah cerpen adalah lengkap,
bulat, dan singkat.
24
Beberapa buku uraian yang layak dijadikan pedoman, diantaranya adalah buku “Yuk, nulis cerpen yuk” karya Muhammad Diponegoro yang
disederhanakan sebagai berikut:
22
Jan Van Luxemburg, Pengantar Ilmu Sastra, Terjemahan Dick Hartoko, Jakarta:PT. Gramedia, 1989 cet ke-3, h 112.
23
Anita K. Rustapa, Tema Cerita Pendek Indonesia Jakarta: Pusat Pembinaan Pembangunan Bahasa, 1986, h. 3
24
Henry Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Padang: Angkasa, 1993, Cet ke- 10, h 17.
1. Cerita pendek haruslah pendek 2. Cerita pendek mengalir dalam arus untuk menciptakan efek tunggal
dan unik 3. Cerita pendek harus ketat dan padat
4. Cerita pendek harus mampu meyakinkan pembacanya bahwa ceritanya benar-benar terjadi, bukan suatu bikinan atau rekaan
5. Cerita pendek harus menimbulkan kesan yang selesai, tidak lagi mengusik dan menggoda, karena ceritanya seperti masih berlanjut.
Agar pembaca merasa tertarik, maka pengarangnya seyogyanya meyajikan bahasa yang persuasif, untuk dibutuhkan prinsip-prinsip dalam membuat karangan
tersebut. Karya sastra merupakan gambaran kehidupan yang diungkapkan melalui bahasa. Problematika kehidupan merupakan suatu kenyataan sosial yang dijadikan
inspirasi oleh pengarang dalam menciptakan sebuah karya sastra. Karya sastra adalah karya yang kreatif, sehingga ada hal baru yang muncul, serta mempunyai
realitas bukan sekedar meletakkan kembali realitas tersebut.
25
Unsur-unsur cerpen diantaranya: 1. Tema, Gagasan inti yang menjadi premis utama cerita atau ide yang
akan diuraikan dalam cerita 2. Alur, seringkali disebut plot. Merupakan unsur fiksi yang paling
penting sebuah karya sastra atau cerpen, karena kejelasan plot merupakan kejelasan tentang kaitan antar peristiwa yang dikisahkan
secara linear, sehingga akan mempermudah pemahaman pembaca terhadap cerita yang akan ditampilkan. Menurut Josip Navakovich,
25
Goenawan Muhammad, Sejarah Sastra Indonesia, Perkembangan yang tak Pernah Menggaetkan, Prisma No.8 Tahun 1998, h 53.
plot adalah peristiwa kunci dalam sebuah cerita serta logika yang menghubungkan peristiwa lainnya yang berfungsi untuk memperkuat
peristiwa tersebut. 3. Penokohan. Istilah tokoh merujuk pada orang yang berperan, perilaku
cerita. Sedangkan penokohan menunjukkan pada penempatan tokoh- tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita.
Tokoh itu sendiri dapat dibedakan, diantaranya yaitu: a. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam
sebuah cerpen, ia yang paling banyak diceritakan dalam cerpen tersebut.
b. Tokoh protagonist adalah tokoh yang dikagumi oleh pembaca, yaitu tokoh yang merupakan pengejawatan norma-norma yang
ideal bagi pembacanya. c. Tokoh antagonis adalah tokoh yang bertentangan dengan tokoh
protagonist, sehingga muncullah konflik dalam cerita tersebut. d. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang menjadi pelerai bagi tokoh
protagonist dan tokoh antagonis. e. Tokoh pembantu adalah tokoh yang bertugas membantu tokoh
utama dalam rangkaian sebuah cerita. 4. Latar atau setting. Menjelaskan mengenai dimensi ruang-ruang dan
waktu. Latar atau setting ialah landasan yang menyarankan pada tempat, hubungan waktu, lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Sedangkan latar atau tempat
menyarankan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah fiksi.
5. Sudut pandang, merupakan posisi penulis atau pengarang cerita. Menurur Robert Stanton yang dikutip oleh Adip Sofia dan Sugihastuti,
sudut pandang diartikan sebagai posisi yang merupakan dasar berpijak seseorang untuk melihat secara hati-hati, agar ceritanya memiliki hasil
yang memadai.
26
6. Gaya, cara khas pengungkapan seseorang. 7. Suasana atau rasa, dapat dibangun pengarang lewat karakter setting
atau simbol tertentu.
D. Cerpen Sebagai Media Dakwah