Selain hadiah dan penghargaan sastra atas karya fiksinya itu, Asma Nadia juga pernah mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darusalam,
workshop kepenulisan novel yang diadakan Majelis Sastra Asia Tenggara MASTERA. Sebagai anggota ICMI, Asma Nadia juga pernah diundang untuk
mengisi acara worlshop kepenulisan yang diadakan ICMI orsat Cairo. Pada tahun 2006 Asma Nadia terpilih untuk mengikuti program writers in residence dan
tinggal di Korea Selatan selama 6 bulan. Masih di tahun yang sama Asma Nadia diundang untuk menjadi pembicara dalam Seoul Young Writers’s Festival dan
The 2
nd
Asia Literature Forum di Gwangju.
32
C. Seputar Tentang Cerpen “Emak Ingin Naik Haji”
Cerpen “Emak Ingin Naik Haji” bermula dari permintaan sebuah majalah kepadanya yang ingin dibuatkan cerita tentang haji. Awalnya Asma Nadia enggan
membuatnya, lantaran cerita tentang haji sudah dibuat oleh penulis lain, yaitu “Juragan Haji”, karya Helvy Triana Rosa.
Asma Nadia sudah sejak lama menginginkan sebuah karya tulis yang bertema haji. Lama keinginan itu terpendam hingga pada tahun 2007 majalah
Noor memintanya menulis sebuah cerpen tentang haji. Permintaan itu datang sekitar satu bulan sebelum Asma benar-benar naik
haji. Dia diberikan waktu lima hari untuk menyelesaikan cerpen tersebut. Namun, karena merasa kurang cocok dengan hasil yang dia buat, Asma meminta tambahan
waktu lagi. Segala upaya dia curahkan untuk membuat satu cerpen itu.
33
Penjualan cerpen tersebut seluruh royalti diberikan untuk sosial kemanusiaan
32
Dikutip dari profil Asma Nadia pada bukunya yang berjudul “Catatan Hati Setiap Sujudku”
33
Komentar Asma Nadia pada cerpen “Emak Ingin Naik Haji”, hal 164
khususnya membantu mewujudkan mimpi mereka yang salih dan salihat, yang rindu tanah suci tapi kurang mampu.
Cerita Emak Ingin Naik Haji adalah berdasarkan pengalaman pribadi Asma Nadia ketika ia beribadah Haji. Pada saat itu Asma Nadia berniat untuk
melaksanakan ibadah rukun Islam yang kelima itu. Pada awalnya dia hendak naik haji sendiri, namun sang suami kemudian terdorong untuk ikut naik haji. Tapi,
uang yang mereka miliki belum cukup. Asma sempat menawarkan bantuan kepada biro perjalanan haji untuk membuatkan leaflet, brosur atau foto-foto cantik
asalkan dia bisa mendapatkan potongan harga untuk naik haji. Namun, biaya naik haji makin membumbung tinggi sehingga sulit untuk
dijangkau. Tapi, berkat Allah ia dan suaminya bisa juga naik haji sampai suaminya bilang kita kira haji itu kita yang bayar tapi ternyata Allah yang bayar.
Pokoknya nabung dan diniatin untuk haji meski cuma seribu perak per hari. Ketika berada di Tanah Suci Asma bertemu dengan sepasang kakek-nenek
yang usianya sudah mendekati 80 tahun. Mereka sudah berada di Tanah Suci sejak bulan Ramadhan. Untuk bertahan hingga bulan Haji mereka memasang
tenda kecil sekadar untuk berteduh. Mereka berangkat dengan usaha sendiri tanpa menggunakan paket ONH karena tidak bisa menunggu lagi karena sudah uzur.
34
Cerpen “Emak Ingin Naik Haji” tersebut menceritakan seorang Emak ibu yang saking cintanya kepada Allah, ia berniat untuk menunaikan ibadah rukun
Islam yang kelima yaitu pergi haji. Dalam cerpen ini, diceritakan bahwa emak hanya berjualan kue keliling dan Zein, anaknya yang duda, adalah seorang penjual
lukisan keliling dan kaligrafi. Dengan hanya pekerjaan tersebut, apa mungkin
34
Komentar Asma Nadia pada cerpen “Emak Ingin Naik Haji”, hal 165
emak berhasil mewujudkan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji? Walaupun emak tahu bahwa pergi haji adalah hal yang sulit diraih, emak tak putus asa, dia
dan Zein tetap mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk disetorkan ke tabungan haji di bank.
Ironis sekali kehidupan yang Emak dan Zein alami. Di depan rumah mereka berdiri sebuah bangunan yang mewah dan megah, rumah dari seorang
juragan besi tua yang mendapatkan julukan ”Juragan Haji”, karena hampir setiap tahun ia menunaikan ibadah haji. Sedangkan Emak, sampai usianya yang sudah
40 tahun, ia belum mampu untuk pergi haji, karena ada kendala dalam hal keuangan.
Zein sebagai anak, bukan tidak melakukan apapun untuk sang ibu demi mewujudkan cita-cita Emak. Berbagai usaha telah Zein lakukan, berharap
mendapatkan penghasilan yang besar agar mendapatkan banyak uang. Mulai dari membuka bimbingan belajar yang akhirnya bangkrut karena
kalah saing. Berjualan sepatu di pasar dan akhirnya tidak berkembang malah meninggalkan hutang yang harus dicicilnya setiap bulan, sementara sisa sepatu
terpaksa dia jual dengan harga yang asangat murah kepada tetangga. Lalu usaha warnet warung internet, usaha yang sangat menggiurkan tapi butuh modal yang
besar, alih-alih jadi pengusaha dia malah menjadi penjaga warnet, dan akhirnya penyakit paru-parunya kambuh, dan meninggalkan deret resep yang tidak bisa
ditebusnya. Sempat terbesit dalam otak Zein, bahwa ia berencana ingin merampok
uang Juragan haji dan membunuhnya. Untuk melaksanakan rencana jahatnya itu
ia telah mengamati segala isi rumah Juragan haji dan menyiapkan segala keperluan untuk menjalankan rencananya itu berupa parang dan golok.
Pada akhirnya Zein mendapatkan jalan, yaitu dengan cara mengikuti sebuah undian yang berhadiah paket haji untuk dua orang. Dan akhirnya Zein
memenangkan undian tersebut, tapi pada saat ia ingin memberitahukan kejutan tersebut kepada Emak sebuah musibah datang menghampirinya, ia tertabrak
mobil, dan akhirnya ia pingsan. Di langit, dalam bayangan yang mulai mengabur, Zein melihat Emak dalam pakaian ihram, mengelilingi Ka’bah. Wajah Emak yang
bercahaya tersenyum menatapnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, serta hasil analisis data yang peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan.
1. Pesan-pesan cinta yang disampaikan oleh Asma Nadia dalam cerpen yang berjudul “Emak Ingin Naik Haji” mencakup cinta seorang hamba
kepada Sang Khalik, keinginan hamba yang begitu kuat untuk bisa menunaikan ibadah haji walaupun dengan segala keterbatasan dan
kekurangan dan juga ada pesan cinta seorang anak terhadap ibunya. Perjuangan dan rela berkorban jiwa, raga, dan harta demi mewujudkan
cita-cita dan harapan ibu. 2. Adapun untuk struktur wacana pesan cinta yang tertulis dalam teks
cerpen Emak Ingin Naik Haji, peneliti menggunakan analisis wacana dengan enam critical linguistic, yaitu tematik, skematik, semantik,
sintaksis, stilistik, dan retoris. Dalam kognisi sosialnya, komunikator dalam hal ini pengarang cerpen tampak ingin memberikan pesan cinta
Illahi dan cinta manusia humanis. Pesan yang ditampilkan merupakan hasil dari pengamatannya langsung. Dari segi konteks sosial, peneliti
berkesimpulan bahwa cerpen ini dibuat sebagai suatu gagasan yang menjadi amanat atau pesan pengarang bagi pembacanya, yakni tentang
pesan cinta yang sebenarnya. Dan pengarang pun membangun cerita
56