Cerpen Sebagai Media Dakwah

menyarankan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah fiksi. 5. Sudut pandang, merupakan posisi penulis atau pengarang cerita. Menurur Robert Stanton yang dikutip oleh Adip Sofia dan Sugihastuti, sudut pandang diartikan sebagai posisi yang merupakan dasar berpijak seseorang untuk melihat secara hati-hati, agar ceritanya memiliki hasil yang memadai. 26 6. Gaya, cara khas pengungkapan seseorang. 7. Suasana atau rasa, dapat dibangun pengarang lewat karakter setting atau simbol tertentu.

D. Cerpen Sebagai Media Dakwah

Dakwah itu sendiri berarti ditinjau dari segi etimologi atau asal kata bahasa dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti “panggilan”, seruan, ajakan. Dalam ilmu bahasa Arab kata dakwah terbentuk dari ism mshdar, kata ini berasal dari fi’il kata kerja “da’a yad’u, artinya memanggil, mengajak, atau menyeru. Arti dakwah secara terminology, yaitu setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil orang untuk beriman atau taat pada Allah SWT. Sesuai dengan garis aqidah, syariah, dan akhlak islamiyah. 27 Cerpen sangat berpotensi sebagai media dakwah untuk mengenalkan keindahan Islam yang dikemas melalui bahasa khas, halus, indah, dan 26 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1995, Cet ke-1, h 26-31. 27 Faizah, Psikologi Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2006, Cet. 1, hal. Vii komunikatif, dengan menggunakan metode dakwah yang khas dari seorang pengarang atau penulisnya untuk disampaikan kepada pembacanya dan pecinta cerpen. Tulisan dan bacaan adalah media dakwah yang tidak kurang vitalnya dari angkatan mujahidin dan mubalighin yang bergerak dan bertindak setiap masa ke segala pelosok dunia dan masyarakat manusia seperti membuka hati masyarakat, merebut masyarakat dari genggaman dan belenggu paham dan aliran luas Islam. Dakwah melalui tulisan adalah salah satu metode dakwah Rasulullah. Hal ini pernah dilakukan dengan mengirim surat pada sejumlah pengurus Arab pada saat itu. Atau karena pesan pertama al-Quran adalah membaca, tentu perintah membaca erat kaitannya dengan perintah menulis. 28 Menulis adalah merakit kata menjadi kalimat, untuk kemudian merangkainya menjadi karya tulis yang bermakna. Menulis adalah pekerjaan yang membutuhkan ketekunan, tapi juga menyenangkan, ia akan membawa pelakunya untuk mengembara ke alam gagasan yang semakin kaya. Sebab menulis juga menambah pengetahuan baru sekaligus mempertajam pengetahuan yang sebelumnya telah tersedia. Karya sastra berbentuk cerpen adalah salah satu hasil dari mengemas materi dakwah agar selalu dalam kemasan yang menarik, dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, memiliki efek menghibur, aktual, dan juga dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi dakwah. Dakwah dengan tulisan merupakan bagian lategral dari bagian dakwah. Sebuah cerpen bernilai dakwah bila ia memiliki nilai-nilai keislaman, tentunya 28 Aep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, Bandung:Mujahid, 2004, h 5. penilaian apakah karya sastra tersebut bernilai religi atau tidak, tidak hanya dilihat pada satu karya sastra semata namun juga dari pribadi pengarangnya. Keunggulan cerpen dibanding media lain adalah cerpen lebih halus dan lebih komunikatif. Sastra bukanlah hal yang asing, bahkan al-Quran dan Hadits ditulis dalam bahasa dengan perbandingan-perbandingan dan imajinasi yang terlalu indah bagi ukuran manusia. Pemanfaatan karya sastra cerpen sebagai media komunikasi dakwah dengan maksud mencapai target dakwah belaka, bukan hanya akan mencemari nilai karya sastra itu sendiri, tetapi juga merumuskan pengarangnya. Dengan kelebihan dan keunggulan sebuah cerpen, tetapi perlu diketahui bahwa pembaca cerpen tidak merasa digurui, artinya cerpen bisa memberikan waktu lebih panjang untuk berfikir sehingga orang bisa bercermin lewat cerpen yang dibacanya. Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang berperan andil dalam mensyiarkan dakwah. Sebagai media dakwah tentu ia menjadi ciri tersendiri dalam menyampaikan dakwahnya. Agar dakwah sesuai dengan yang diharapkan, maka seorang praktisi dakwah harus bisa mengemas materi dakwah yang akan dikomunikasikan, terutama dengan menggunakan jalan kebahasaan, dalam kemasan yang menarik dan aktual, menarik dalam arti mampu mengikat dan mengungkung perhatian mad’u, sedangkan aktual berarti selalu membuka peluang untuk pemahaman baru.

BAB III PROFIL CERPEN “EMAK INGIN NAIK HAJI”

A. Riwayat Hidup Asma Nadia

Asmarani Rosalba adalah nama asli dari Asma Nadia. Penulis yang lahir di Jakarta, tanggal 26 Maret 1972. Ia lahir dari pasangan Amin Usman dan Maria Eri Susianti. 29 Asma Nadia, adik dari penulis Helvy Tiana Rosa. Asma Nadia juga aktif menulis cerpen, puisi, dan resensi di media sekolah. Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, Asma Nadia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Namun, kuliah yang dijalaninya tidak tamat. Dia harus menjalani istirahat karena sakit yang dideritanya. Perempuan yang berpendirian kuat, tetapi lemah lembut ini, mempunyai obsesi untuk terus menulis. Itulah sebabnya, ketika kesehatannya menurun, ia tetap semangat untuk menulis. Di samping itu, dorongan dan semangat yang diberikan keluarga dan orang-orang yang menyayanginya, memotivasi Asma untuk terus dan terus menulis. Walaupun sewaktu kecil Asma Nadia tidak pernah bercita-cita ingin menjadi seorang penulis. Keinginannya sewaktu kecil adalah menjadi seorang astronom, karena menurutnya banyak keindahan yang ada di langit, dan menurutnya seperti sebuah pintu bagi banyak rahasia. 29 http:www.dinamikaebooks.com diakses tgl 15 januari 2010 jam 19.32 29