Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
berjalan dan sukses jika dirangkum dalam sebuah garis kebijakan manajemen masjid. Namun dalam kenyataanya, fungsi masjid yang berdimensi
duniawiyah kurang memiliki peran yang maksimal dalam pembangunan umat dan peradaban Islam.
4
Maka dari itu, masjid harus difungsikan semaksimal mungkin, maksudnya masjid harus difungsikan sebagai wadah untuk
menampung berbagai kegiatan sosial dengan manajemen yang sebaik- baiknya sehingga masjid bukan hanya dijadikan tempat ibadah ritual saja.
Pada zaman Rasulullah SAW, masjid merupakan tempat ibadah yang digunakan sebagai tempat berdakwah, ini berarti masjid mempunyai fungsi
yang begitu besar dalam hal dakwah, baik dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya maupun antar sesama sahabat. Oleh
karena itu dakwah merupakan suatu yang amat mulia di dalam Islam dan menjadi sarana utamanya.
Allah berfirman dalam Al-Qur ’an surat At-Taubah ayat 18 :
Artinya : “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada
Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk.”
4
Muhammad Zen, dkk., Dakwah “Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi”, Jakarta : Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 253-254.
Masjid sebagai pusat ibadah dan kebudayaan islam, dapat digunakan untuk melakukan pembinaan umat dan mengembangkan dakwah dalam
peningkatan kualitas umat dan sebagai pusat kebudayaan.
5
Maka dalam hal ini masjid harus berperan sebagai wadah pemersatu yang memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat atas dasar persamaan
agama, dan ukhuwah islamiyah. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan mutu kualitas kegiatan masjid khususnya kegiatan pembinaan umat melalui
berbagai kegiatan dakwah.
6
Dari beberapa pendapat di atas penulis memahami bahwa masjid dan dakwah merupakan satu kesatuan yang saling mengisi, kalau di umpamakan
laksana gudang dengan barangnya. Dengan demikian masjid yang didirikan di dalam suatu lokasi tertentu harus dapat berperan sebagai tempat atau media
dakwah islamiyah. Dakwah itu pada dasarnya meliputi berbagai aspek kegiatan, termasuk di dalamnya masalah sosial, budaya, pendidikan dan
sebagainya. Oleh karenanya dakwah ini dipandang penting sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan syiar islam dan kehidupan beragama dalam
masyarakat. Kegiatan-kegiatan dakwah melalui masjid sebenarnya tercakup pula kegiatan-kegiatan dalam rangka pembinaan umat.
7
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul
“Manajemen Masjid Raya
5
Sidi Ghazalba, Masjid Sebagai Pusat Ibadah, h. 236.
6
Nana Rukmana D. W., Masjid dan Dakwah, Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2002, cet. Ke-1, h.57.
7
Nana Rukmana D. W., Masjid dan Dakwah, h.51-52.
Pondok Indah Jakarta Selatan Sebagai Upaya Meningkatkan Aktifitas Keagamaan Masyarakat Pondok Indah
” B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, agar penelitian tidak melebar dari pokok permasalahan, penulis membatasi pada penerapan fungsi
manajemen di Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan meliputi planning perencanaan, organizing pengorganisasian, actuating
pelaksanaan, controlling pengawasan. Penelitian ini dibatasi pada rentang waktu periode kepengurusan 20102011 antara bulan Januari
2011 sampai dengan Juni 2011. 2.
Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah adalah :
a. Bagaimana aplikasi fungsi manajemen Masjid Raya Pondok Indah
Jakarta Selatan pada periode kepengurusan 2010-2011? b.
Bagaimana hambatan atau kendala yang dihadapi Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan pada periode kepengurusan 2010-2011?