Aktivitas Keagamaan LANDASAN TEORI

Menurut Ensiklopedi Islam, kata agama dalam bahasa indonesia berarti sama dengan kata Din dalam bahasa arab. Sedangkan kata Din mempunyai arti menguasai, memudahkan, patuh, utang, batasan, atau kebiasaan. Din juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum yang harus dipatuhi, baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan. 55 Menurut Glock dan Stark sebagaimana dikutip oleh Djamaludin Ancok, ada empat dimensi keagamaan, yaitu : 1 Dimensi Keyakinan, berisi pengharapan-pengharapan dimana orang beragama berpegang teguh kepada theologis tertentu dan mengakui doktrin-doktrin tersebut. 2 Dimensi Praktek Agama, mencakup perilaku pemujaan dan ketaatan yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. 3 Dimensi Pengalaman, berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama memandang pengharapan-pengharapan tertentu, persepsi, dan sensasi yang dialami seseorang. 4 Dimensi Pengetahuan Agama, mengacu pada harapan bahwa orang yang sudah beragama paling tidak memiliki sejumlah pengetahuan dasar-dasar keyakinan, ritus, dan tradisi. 56 Dengan demikian aktivitas keagamaan adalah suatu perbuatan, tindakan yang dilakukan secara individu atau golongan dalam hal-hal yang 55 Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jakarta : Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1993, Cet. Ke-1, h. 63 56 Djamaluddin Ancok dan Fuad Suroso, Psikologi Islam : Solusi Islam atas Problem Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Belajar, 1999, h. 77-78 berhubungan dengan keyakinan pada sebuah lembaga-lembaga keagamaan tertentu. Sedangkan aktivitas keagamaan yang penulis maksud disini adalah mencakup kegiatan shalat rawatib dan shalat jum’at serta kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan oleh pihak manajemen Masjid Raya Pondok Indah. 34

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG MASJID RAYA PONDOK

INDAH

A. Sejarah Singkat Berdirinya Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan

Masjid adalah rumah Allah SWT, tempat sujud umat Islam kepada Khaliknya. Sejak masjid pertama Masjid Quba didirikan oleh Rasulullah, fungsi masjid tidak hanya semata-mata sebagai tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat pembinaan umat islam dalam rangka hablumminallah dan hablumminannas. Masjid Raya Pondok Indah dibangun atas prakarsa Pendiri Yayasan Masjid Raya Pondok Indah yang diketuai oleh Bapak H. Sudwikatmono dan didukung oleh Yayasan Pondok Indah dan PT. Metropolitan Kencana Jakarta. Perencanaan pembangunan Masjid Raya Pondok Indah dipimpin langsung oleh Bapak Ir. H. Ismail Sofyan. Pembangunan dimulai pada tahun 1990 dan baru selesai pada tahun 1992 dengan menghabiskan biaya kurang lebih Rp. 12.000.000.000,00 dua belas milyar rupiah untuk nilai bangunan dan tanah. Peletakkan batu pertama pembangunan Masjid Raya Pondok Indah dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 1991 pada pukul 11.00 WIB oleh Bapak H. Sudharmono, SH Wakil Presiden Republik Indonesia dan dilanjutkan dengan kegiatan shalat jum’at untuk pertama kalinya. 1 Konsep perencanaan arsitektur Masjid Raya Pondok Indah mengacu pada arsitektur masjid tradisional. Salah satu ciri masjid tradisional yang banyak tersebar di seluruh nusantara adalah beratap susun, dan kebanyakan bersusun tiga lapis. Bertolak dari konsep tersebut maka perencanaan Masjid Raya Pondok 1 Dokumentasi Masjid Raya Pondok Indah, Masjid Raya Pondok Indah, h. 2 Indah dirancang sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk baru, namun tetap mengekspresikan bentuk masjid beratap susun tiga, serasi dan menyatu dengan lingkungan. Menara masjid yang tingginya 50 meter berbentuk runcing ke atas yang berakhir pada bulan bintang, mencerminkan bentuk seberkas cahaya yang menerangi bumi dari bulan bintang, yang melambangkan bahwa islam merupakan cahaya penerang bagi bumi beserta seluruh alam. Lantai atas yang merupakan ruang shalat terdapat dinding kiblat, tanpa ruang mihrab, karakter ini merujuk kepada Masjid Quba yang dibangun oleh Rasulullah. Pada dinding mimbar dipahat kaligrafi dua kalimah syahadat sebagai rukun islam pertama yang merupakan ikrar kesaksian atas kebenaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya. Untuk menambah keagungan rumah Allah ini, di sekeliling bagian atas ruang shalat dipahat kaligrafi Asmaul Husna nama-nama Allah SWT. Masjid ini terdiri dari dua lantai, lantai atas digunakan untuk ruang shalat utama sedangkan lantai bawah untuk ruang serbaguna. Secara keseluruhan masjid ini dapat menampung sekitar 2.600 jamaah di lantai atas dan bawah. Struktur bangunan masjid ini dibuat dari beton bertulang dan rangka atap baja, semua material struktur dan finishingnya diusahakan menggunakan bahan alam dengan maksud supaya umat yang menggunakan masjid ini akan lebih dekat dengan alam dan dapat menghayati kebesaran Sang Penciptanya. Masjid ini juga dilengkapi dengan ruang wudlu, perpustakaan, ruang kantor, gedung dan ruang jaga. Selain dari bangunan masjid, pembuatan bangunan lain sengaja ditempatkan di bawah permukaan tanah, dengan maksud agar bangunan masjid