Dalam setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan, selain
pemeriksaan fisik, ibu akan mendapatkan informasipendidikan kesehatan tentang
perawatan kehamilan yang baik, persiapan menjelang persalinan baik fisik maupun
psikis, serta informasi mengenai proses persalinan yang akan dihadapi nanti. Dengan
demikian ibu diharapkan dapat lebih siap dan lebih percaya diri dalam menghadapi
proses persalinan. Untuk itu selama hamil hendaknya ibu memeriksakan
kehamilannya secara teratur ke petugas kesehatan. Idealnya ibu hendaknya
memeriksakan kehamilannya paling tidak sekali dalam sebulan atau jika ada
keluhan.
5.5. Kecemasan Ibu Bersalin Primigravida Kala I di RSU dr.Pirngadi Medan
di tinjau dari Pengetahuan.
Berdasarkan pengetahuan responden, hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan ibu tentang proses persalinan dengan kejadian
kecemasan pada persalinan kala I. Hasil persamaan regresi juga menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan dengan kejadian kecemasan
β=-0,482 dan nilai p=0.024, yang artinya semakin kurang pengetahuan akan meningkatkan kecemasan.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan pendapat Soewandi 1997 yang menyatakan bahwa kecemasan dapat terjadi pada ibu dengan pengetahuan yang rendah tentang proses
persalinan Pengetahuan yang rendah tentang proses persalinan, hal-hal yang akan dan
harus dialami oleh ibu sebagai dampak dari kemajuan persalinan mengakibatkan ibu akan mudah mengalami kecemasan. Ketidaktahuan tentang suatu hal dianggap
sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan menimbulkan kecemasan. Takut biasanya dialami pada hal-hal yang belum diketahui ibu sehingga ibu tidak siap
untuk melahirkan Danuadjmaja dan Meilasari, 2004. Jika pengetahuan ibu tentang proses persalinan baik, ibu akan lebih dapat
menerima beradaptasi terhadap respon nyeri akibat dari kontraksi uterus. Kontraksi uterus yang disebut juga dengan his, adalah normal terjadi dalam setiap persalinan.
Nyeri tersebut sebagai upaya untuk mendorong janin dari dalam rahim ke dunia luar extra uterine. Nyeri ini biasanya hanya terjadi pada kala I persalinan saja. Dengan
kata lain bahwa setiap ibu yang dalam proses persalinan akan mengalami nyeri tersebut. Jika ibu merespon nyeri tersebut sebagai suatu ancaman stressor, maka ibu
akan merasa cemas, sebaliknya jika ibu paham bahwa nyeri tersebut adalah wajar akan dialami pada saat persalinan kala I, maka ibu akan lebih mudah untuk mencoba
menerimaberadaptasi terhadap nyeri.
5.6. Kecemasan Ibu Bersalin Primigravida Kala I di RSU dr.Pirngadi Medan
di tinjau dari Dukungan Sosial.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian dari 78 responden didapatkan 52,6 tidak ada dukungan sosial. Dimana mayoritas ibu dengan tidak ada dukungan mengalami cemas berat
81,4 dan minoritas cemas ringan 2,3 . Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dukungan sosial dengan kejadian
kecemasan pada persalinan kala I p=0,000. Hasil persamaan regresi juga menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap dukungan sosial dengan kejadian
kecemasan β=-0,752 dan nilai p=0,05, yang artinya semakin rendah dukungan
sosial akan meningkatkan kecemasan. Hasil penelitian diatas sesuai dengan konsep dukungan sosial menurut Simons
1993 bahwa dukungan sosial dalam peristiwa kelahiran mempunyai pengaruh yang besar. Dengan adanya dukungan, baik secara fisik maupun emosional akan memberi
perasaan dicintai, diperhatikan, rasa aman dan nyaman. Terlebih dukungan tersebut diberikan pada peristiwa kehamilan dan persalinan, khususnya pada ibu primipara.
Pada peristiwa persalinan terutama kala I, reaksi psikososial ibu yang akan melahirkan antara lain adalah perasaan kecemasan, ketakutan dan meningkatnya
sensitivitas nyeri. Reaksi tersebut direspons sebagai stressor psikologis dan secara patofisiologis terlepaslah hormon stress dan aktivasi dari sistem simpatis, selanjutnya
menimbulkan refleks otonom, akibatnya terjadilah vasokonstriksi sistemik, yang akan menimbulkan berbagai gejala klinis seperti penurunan kontraksi otot rahim, kakunya
otot skelet sehingga proses persalinan berlangsung lebih lama LeDoux, 1998; Niven, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Merujuk pada proses tersebut bila peristiwa persalinan difasilitasi dengan adanya dukungan orang-orang berarti terutama suami akan memberikan perasaan
aman dan nyaman, kehadiran suami juga akan membantu merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang memberi pengaruh pada proses kemajuan persalinan Klaus
Kennel, 1993. Untuk itu peranan petugas kesehatan sangat diharapkan dalam menghimbau
setiap anggota keluarga dari ibu hamil untuk terlibat dalam hal pemeliharaan kesehatan ibu. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan ibu hamil bukanlah semata-
mata menjadi tanggung jawab ibu sendiri. Peran serta keluarga, khususnya suami sangat diharapkan. Bahkan pemerintah telah menunjukkan keperdulian dalam hal
pemberian dukungan terhadap kesehatan ibu secara umum, khususnya bagi ibu yang dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui, seperti program suami siaga
atau desa siaga. Dimana suami dan masyarakat dihimbau untuk perduli dan mendukung setiap ibu yang dalam masa menjalankan siklus reproduksinya.
5.7. Kecemasan Ibu Bersalin Primigravida Kala I di RSU dr.Pirngadi Medan