baik melalui penyuluhan, maupun dengan pemasangan poster atau gambar yang
bersifat edukatif di ruangan periksa. Sehingga wawasan ibu bertambah mengenai
seputar kehamilan dan persalinan.
5.2. Kecemasan Ibu Bersalin Primigravida Kala I di RSU dr.Pirngadi Medan
di tinjau dari Nyeri
Nyeri yang ditimbulkan akibat dari proses melahirkan di kala I berpengaruh terhadap kejadian kecemasan pada ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 78
orang responden mayoritas mengalami nyeri sedang dan paling banyak dengan cemas berat 75,8 .
Reeder, dkk 1997 menyatakan bahwa sebagian besar ibu melahirkan
merasakan nyeri yang berat, hanya 9 – 14 ibu melahirkan yang mengalami nyeri
ringan. Sedangkan Booij 1986, dalam Bustan dan Hadijanto, 1997 mengatakan
bahwa umumnya ibu primipara 10 mengalami nyeri ringan, 30 mengalami nyeri
sedang, 40 mengalami nyeri berat dan 20 dengan nyeri yang tidak tertahankan.
Dari hasil uji chi cquare terdapat hasil p0,05, artinya secara statistik nyeri
yang ibu rasakan pada saat proses persalinan kala I berpengaruh secara signifikan
terhadap kejadian kecemasan.
Universitas Sumatera Utara
Nyeri persalinan merupakan kondisi yang fisiologis. Pada kala I nyeri ini
disebabkan karena peningkatan kontraksi uterus, kemajuan pembukaanperegangan
serviks, tekanan janin dan cairan amnion pada segmen bawah uterus yang
menyebabkan iskhemi uterus. Nyeri persalinan akan dirasakan lebih hebat apabila
disertai dengan kecemasan dan ketakutan Lowe, 2002.
Nyeri umumnya digambarkan sebagai suatu perasaan subyektif dari rasa
tertekan dan rasa tidak nyaman. Perasaan nyeri pada waktu kontraksi uterus juga
sangat subjektif, tidak hanya tergantung pada intensitas kontraksinya, tetapi juga
bergantung pada keadaan mental klien Bustan Hadijanto, 1997.
Dari hasil uji multivariat regresi dimana nilai β=1,203 dan nilai p=0.05, artinya
semakin meningkat respon nyeri maka kecemasan juga akan semakin meningkat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lowe 2002 yang menyatakan bahwa nyeri
persalinan bisa menyebabkan kecemasan bagi ibu yang pada akhirnya menyebabkan
ibu semakin takut dan mengejan tiap kali ada kontraksi, akibatnya terjadi kekakuan
dan pembengkakan serviks sehingga menghambat jalannya persalinan Lowe, 2002.
Sebaliknya semakin ibu merasakan cemas maka reaksi nyeri juga akan semakin
meningkat. Ledermen
1978, dalam Sherwen, Scoloveno, dan Weingarten, 1995 mengemukakan
bahwa kecemasan mengakibatkan kelelahan, ketegangan dan
Universitas Sumatera Utara
mengalami intensitas nyeri yang lebih. Hal ini menunjukkan hubungan antara
kecemasan yang berlebihan dengan sekresi katekolamin yang dapat menghambat
aktifitas uterus. Hambatan aktifitas uterus karena kecemasan meningkatkan resiko
komplikasi persalinan. Keadaan ini bisa memperlambat proses persalinan. Sehingga
dapat di simpulkan bahwa kecemasan jika berlebihan mempunyai pengaruh yang
negatif pada wanita yang sedang melahirkan.
5.3. Kecemasan Ibu Bersalin Primigravida Kala I di RSU dr.Pirngadi Medan