BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau
lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.
23
2.2. Pembagian Persalinan
Menurut cara persalinan dibagi menjadi :
2.2.1. Persalinan biasa atau normal eutosia adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan aterm, 37-42 minggu, pada janin letak memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan
seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakanpertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
24
2.2.2. Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat
maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
25
2.3. Faktor-Faktor Dalam Persalinan
Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :
2.3.1. Tenaga atau Kekuatan power ; his kontraksi uterus, kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum
rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan. 2.3.2. Janin passanger ; letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak plasenta.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Jalan Lintas passage ; ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk
memanjang.
2.3.4. Kejiwaan psyche ; persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman persalinan,
dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.
26
2.4. Tanda Persalinan 2.4.1. Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan preparatory stage of labor. Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang
persalinan. b.
Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri menurun. c.
Perasaan sering-sering atau susah kencing polakisuria karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus false labor pains. e.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah bloody show.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Tanda in-partu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks. c.
Dapat disertai ketuban pecah dini. d.
Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi pembukaan serviks.
25
2.5. Tahap Persalinan
Tahap persalinan meliputi 4 fasekala : 2.5.1.
Kala I : Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks dibagi atas 2 fase :
a. Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. b.
Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal dalam
waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm. Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan
multigravida 2 cm tiap jam.
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Kala II : Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan
mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara.
2.5.3. Kala III : Kala uriplasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir.
27
2.5.4. Kala IV : Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam, hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-
tanda vital tekanan darah, nadi dan pernapasan, kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.
26
2.6. Bentuk Panggul Wanita
Panggul menurut morfologinya dibagi 4 yaitu :
2.6.1. Panggul ginekoid
Jenis panggul yang paling banyak pada wanita normal, mempunyai diameter terbaik untuk lahirnya janin tanpa komplikasi.
28
Pintu atas panggul tampak berbentuk bulat atau agak lonjongellips. Diameter transversal dari bidang
pintu atas panggul pap lebih panjang sedikit dari diameter antero-posterior dan hampir seluruh daerah pap merupakan ruangan yang terpakai untuk
kepala janin. Dilihat dari bidang pintu atas panggul, panggul menyerupai silinder tanpa penyempitan dari bidang pintu atas panggul sampai bidang
pintu bawah panggul. Bentuk panggul ini ditemukan pada 45 wanita.
29
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Panggul anthropoid
Panggul yang memiliki suatu bentuk agak lonjong seperti telur, pada bidang pintu atas panggul dengan diameter terpanjang antero-posterior. Oleh karena
segmen posterior panjang dan sempit, kepala janin tegak lurus terhadap diameter transversal dari pintu atas panggul. Arkus pubis sempit dan lebarnya
kurang dari 2 jari, sehingga menyebabkan penyempitan pintu bawah panggul. Bentuk panggul ini ditemukan pada 35 wanita.
2.6.3. Panggul android
Panggul mirip laki-laki, mempunyai reputasi jelek dan lebih jarang dijumpai dibanding bentuk ginekoid. Panggul android ditandai oleh daerah segmen
posterior yang sempit dengan ujung sakrum menonjol ke depan dan segmen anterior relatif panjang. Dilihat dari pintu atas panggul tampak seperti bentuk
segitiga, tulang-tulang dari panggul android umumnya berat sehingga ruangan untuk penurunan kepala juga terbatas. Spina iskiadika menonjol ke dalam
jalan lahir dan pintu bawah panggul menunjukan suatu arkus pubis yang menyempit. Bentuk panggul ini ditemukan pada 15 wanita.
2.6.4. Panggul platipelloida
Panggul berbentuk datar dengan tulang-tulang yang lembut, jenis panggul ini paling jarang dijumpai dan jumlahnya kurang dari 5 ditemukan pada wanita.
Pintu atas panggul lebih jelas terlihat dimana menunjukan pemendekan dari diameter antero-posterior, sebaliknya diameter transversal lebar. Penyempitan
panggul tengah bukanlah suatu masalah, karena arkus pubis sangat lebar dan
Universitas Sumatera Utara
sakrum pendek mengarah kebelakang, maka distosia pada pintu bawah panggul jarang terjadi.
29
Frekuensi dan ukuran jenis-jenis panggul berbeda diantara berbagai bangsa, dipengaruhi faktor sosial dan ekonomi. Pada panggul ukuran normal dan jenis apapun
panggulnya, kelahiran pervaginam janin dengan Berat Badan BB yang normal tidak akan mengalami kesukaran. Akan tetapi karena pengaruh gizi, ukuran panggul dapat
menjadi lebih kecil dari pada standar normal sehingga bisa terjadi kesulitan dalam persalinan pervaginam. Terutama kelahiran pada panggul android dapat menimbulkan
distosia yang sukar diatasi.
27
Saluran kanal pelvis yang menjadi jalan janin selama persalinan terdiri dari pintu atas panggul, rongga panggul, dan pintu bawah panggul.
i. Pintu atas panggul atau inlet
Pintu atas panggul atau inlet, bagian belakangnya dibatasi oleh promontorium dan ala ossis sacri, sedangkan bagian depan oleh tulang-tulang pubis. Pada
pelvis normal wanita, pintu atas panggul berbentuk bulat kecuali pada promontorium sakrum yang menonjol.
Ada 2 diameter terpenting pada pintu atas panggul yaitu : a.
Diameter antero-posterior dari promontorium sakrum ke simfisis pubis, ukuran normal diameter antero-posterior adalah 11-12 cm. Diameter ini
dapat diperkirakan dengan jari-jari tangan ketika melakukan pemeriksaan vagina.
b. Diameter transversal adalah bagian terlebar dari pintu atas panggul dengan
ukuran 13 cm.
Universitas Sumatera Utara
ii. Rongga panggul
Rongga panggul adalah kanal yang melengkung diantara pintu atas dan pintu bawah panggul. Pada pelvis normal wanita rongga ini berbentuk sirkuler,
melengkung ke dalam dan seluruh diameternya berukuran sekitar 12 cm. iii.
Pintu bawah panggul atau outlet Pintu bawah panggul berbentuk seperti wajik diamond dan bagian anterior
dibatasi oleh arkus pubis dimana pelvis normal wanita membentuk sudut 90 .
Pada bagian lateral dibatasi oleh spina iskiadika dan dibagian posterior oleh koksigis dan ligament sakro-tuberosa.
Diameter terpenting pada pintu bawah panggul yaitu : a.
Diameter transversal atau diameter inter-tuberosa berukuran 11 cm. b.
Diameter antero-posterior yang diukur dari aspek arkus pubis ke koksigis selama kelahiran kepala janin, koksigis melengkung ke belakang sehingga
diameter membesar. Diameter yang besar ini berukuran sekitar 13 cm.
10
2.7. Fungsi Panggul Wanita
Fungsi umum panggul wanita yaitu :
2.7.1. Bagian keras panggul wanita
a. Panggul besar berfungsi menyangga isi abdomen perut.
b. Panggul kecil berfungsi membentuk jalan lahir dan tempat alat genitalia.
2.7.2. Bagian lunak panggul wanita
a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir.
b. Menyangga alat genitalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil
maupun saat kala nifas.
Universitas Sumatera Utara
c. Saat persalinan berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.
30
2.8. Partus Tak Maju
Partus tak maju yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam.
8
Partus tak maju persalinan macet berarti meskipun kontraksi uterus kuat, janin tidak dapat turun karena faktor mekanis. Kemacetan persalinan biasanya terjadi
pada pintu atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada ronga panggul atau pintu bawah panggul.
10
Partus tak maju yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang tidak menunjukan kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala dan putar paksi
selama 2 jam terakhir.
25
2.8.1. Penyebab Partus Tak Maju
Penyebab partus tak maju yaitu :
a. Disproporsi sefalopelvik pelvis sempit atau janin besar
Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan persalinan, tetapi yang penting ialah hubungan antara kepala janin dengan
panggul ibu. Besarnya kepala janin dalam perbandingan luasnya panggul ibu menentukan apakah ada disproporsi sefalopelvik atau tidak.
27
Disproporsi sefalopelvik adalah ketidakmampuan janin untuk melewati panggul. Panggul yang sedikit sempit dapat diatasi dengan kontraksi uterus
yang efisien, letak, presentasi, kedudukan janin yang menguntungkan dan kemampuan kepala janin untuk mengadakan molase. Sebaliknya kontraksi
uterus yang jelek, kedudukan abnormal, ketidakmampuan kepala untuk
Universitas Sumatera Utara
mengadakan molase dapat menyebabkan persalinan normal tidak mungkin.
28
Kehamilan pada ibu dengan tinggi badan 145 cm dapat terjadi disproporsi sefalopelvik, kondisi luas panggul ibu tidak sebanding dengan kepala bayi,
sehingga pembukaannya berjalan lambat dan akan menimbulkan komplikasi obstetri.
31
Disproporsi sefalopelvik terjadi jika kepala janin lebih besar dari pelvis, hal ini akan menimbulkan kesulitan atau janin tidak mungkin melewati pelvis
dengan selamat. Bisa juga terjadi akibat pelvis sempit dengan ukuran kepala janin normal, atau pelvis normal dengan janin besar atau kombinasi antara
bayi besar dan pelvis sempit. Disproporsi sefalopelvik tidak dapat didiagnosis sebelum usia kehamilan 37 minggu karena sebelum usia kehamilan tersebut
kepala belum mencapai ukuran lahir normal. Disproporsi sefalopelvik dapat terjadi :
i. Marginal ini berarti bahwa masalah bisa diatasi selama persalinan,
relaksasi sendi-sendi pelvis dan molase kranium kepala janin dapat memungkinkan berlangsungnya kelahiran pervaginam.
ii. Moderat sekitar setengah dari pasien-pasien pada kelompok lanjutan ini
memerlukan kelahiran dengan tindakan operasi. iii.
Definit ini berarti pelvis sempit, bentuk kepala abnormal atau janin mempunyai ukuran besar yang abnormal, misalnya hidrosefalus, operasi
diperlukan pada kelahiran ini.
10
Universitas Sumatera Utara
b. Presentasi yang abnormal