BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Pada saat sekarang kemajuan usaha sangat dipengaruhi oleh tingkat fluktuasi dan variasi permintaan konsumen. Hal ini berimbas pula pada produksi
paku yang dilakukan oleh PT. Intan Suar Kartika. PT. Intan Suar Kartika pada dasarnya merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi paku untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal dan internasional, tetapi pada saat sekarang paku yang diproduksi hanya untuk pasar lokal saja. Permintaan akan produk paku
menjadi lebih kecil dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pengaruh krisis global yang juga melanda Indonesia.
Untuk tetap manjalankan roda perusahaan, PT. Intan Suar Kartika mau tidak mau harus menerima order walaupun dalam jumlah kecil. Hal ini
menyebabkan semakin tingginya intensitas melakukan setup mesin. Proses setup mesin yang dilakukan oleh PT. Intan Suar Kartika membutuhkan waktu yang
lama sehingga membuat perusahaan kesulitan meneriman order dalam jumlah kecil karena sebagian besar waktu dipakai untuk aktivitas setup yang secara
nyata tidak memberikan nilai tambah. Keadaan yang demikian membuat perusahaan sulit bersaing dengan perusahaan sejenis.
Metode SMED Single Minute Exchange of Die sebagai suatu pendekatan dianggap sebagai salah satu solusi yang dapat digunakan untuk
mereduksi waktu setup mesin. Hal ini sudah pernah dibuktikan dalam sebuah
I-1
Universitas Sumatera Utara
penelitian oleh Yantiani Trisiana Haloho di PT. Voltama Vista Megah Electric, Medan pada mesin Injection Thermoplastic PYI-180 POR No. 9525. Dengan
menggunakan metode SMED mampu mereduksi waktu setup hingga 40, yaitu dari 1 jam 14 menit 25 detik menjadi 51 menit 51 detik. Dengan mengurangi
waktu setup maka proporsi waktu produktif akan meningkat dan jumlah produk yang dihasilkan dapat ditingkatkan.
Pada depaertemen paku PT. Intan Suar Kartika terdapat beberapa jenis mesin produksi paku, salah satu diantaranya adalah mesin paku tipe MTG
C. Adapun setup mesin yang dibahas di dalam laporan ini dimulai dari sesudah mesin paku MTG C berhenti beroperasi. Secara garis besar kegiatan setup
meliputi pelepasan die box dari mesin paku, mengambil die grip baru dari tempat penyimpanan hingga menyimpan peralatan setup yang digunakan dan menyiapkan
wirerod pada piringan berputar. Kegiatan seperti membersihkan oli juga termasuk
kegiatan setup mesin. Dari pengamatan awal terlihat ada sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan saat mesin paku masih beroperasi. Hal inilah yang mendorong
dilakukannya penelitian ini.
1.2. Rumusan Permasalahan