Gambar 3.4. Peta Kontrol
BKA =
−
x + zσ dan BKB =
−
x -
zσ
Keterangan: BKA = Batas Kontrol Atas atau Upper Control Limit UCL
BKB = Batas Kontrol Bawah atau Lower Control Limit LCL σ = Standar Deviasi
z = diperoleh dari tabel distribusi normal
3.10. Menentukan Faktor Prestasi Kerja Rating Factor
12
Rating factor adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo kerja operator
pada saat pengukuran kerja berlangsung. Kecepatan usaha, tempo maupun performance kerja semuanya menunjukkan kecepatan gerakan operator pada saat
bekerja. Tujuan diterapkannya performace rating adalah untuk menunjukkan kemampuan kerja operator pada saat bekerja agar bisa ditentukan waktu normal
pada suatu operasi kerja. Setelah pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran
kerja yang ditunjukkan operator. Ketidakwajaran dapat saja terjadi misalnya
12
Sutalaksana, Iftikar. Z. dkk. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 1979, hal 147-164
Universitas Sumatera Utara
bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruangan buruk. Sebab-sebab
seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas tidak diinginkan karena
waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar. Andai kata ketidakwajaran ada maka
pengukur harus mengetahuinnya dan menilai seberapa jauh hal itu terjadi. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal terlalu cepat maka
rating faktornya akan lebih besar dari 1 rf1; sebaliknya jika operator dipandang bekerja dibawah normal maka rating faktor akan lebih kecil dari satu rf1.
Seandainya pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan wajar maka
rating faktor sama dengan 1 rf=1.
Ada berbagai macam sistem di dalam menentukan performance rating yaitu:
1. Skill and effort rating 2. Westinghouse system’s rating
3. Syntetic rating 4. Performance rating speed rating
Yang paling sering digunakan dalam pengukuran performance rating
adalah metode Westinghouse.
Universitas Sumatera Utara
3.11. Metode Westinghouse
Westingh ouse adalah suatu pengukuran kerja didasarkan pada kecakapan
skill, usaha effort, kondisi kerja condition, dan konsistensi dari operator di dalam melakukan kerja.
Skill didefinisikan sebagai kemapuan atau keahlian yang dimiliki oleh
manusia yang didapatkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Effort didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan untuk melakukan
pekerjaan. Working condition kondisi kerja berhubungan dengan lingkungan kerja. Consistency konsistensi adalah ketetapan atau konsistensi seorang
operator untuk melakukan pekerjaan. Penilaian dengan Westinghouse Factor dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2. Westinghouse Factor
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian
Keterampilan Skill Superskill
Excellent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2
D E1
E2 F1
F2 + 0,15
+ 0,13 + 0,11
+ 0,08
Usaha Effort Excessive
Excellent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2
D E1
E2 F1
F2 + 0,13
+ 0,12 + 0,10
+ 0,08 + 0,05
+ 0,02
0,00 - 0,04
- 0,08 - 0,12
- 0,17
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Westinghouse Factor lanjutan
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian
Kondisi Kerja Working Condition Ideal
Excellenty Good
Average Fair
Poor A
B C
D
E F
+ 0,06 + 0,04
+ 0,02
0,00 - 0,03
- 0,07 Konsistensi Consistency
Perfect Excellent
Good Average
Fair Poor
A B
C D
E F
+ 0,04 + 0,03
+ 0,01
0,00 - 0,02
- 0,04
Sumber :
Sutalaksana, Iftikar., Teknik Tata Cara Kerja, Bandung : Institut Teknologi Bandung, 1979, hal. 145.
Dimana : rating factor = 1 + westinghouse factor
3.12. Waktu Normal