1.6.2.4 Tujuan Pembangunan Desa
Salah satu faktor pembentuk kemampuan untuk untuk mewujudkan masa depan yang direncanakan menurut Arifin ,Muhammad 2007:24 adalah
Empowerment. Dengan Empowerment masyarakat mempunyai kesempatan untuk terus mengembangkan kemampuan dan peranannya dalam merencanakan
dan melaksanakan sendiri perubahan-perubahan yang mereka kehendaki untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik. Pembangunan yang terkait dengan
empowerment adalah pembangunan desa, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dan lembaga desa secara simultan atau serentak. Dengan
tujuan itu pembangunan desa dirancang untuk menjadi landasan yang kokoh bagi pembangunan daerah dan pembangunan nasional, selain itu pembangunan desa
juga diharapkan dapat menjadi pembangunan yang berwawasan masa depan dan berkelanjutan.
1.6.2.5 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan bagian yang integral yang harus
ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya akan
menumbuhkan rasa memiliki sense of belonging dan rasa tanggung jawab sense of responsibility dari masyarakat secara sadar, bergairah dan bertanggung
jawab, karena partisipasi merupakan kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang. Partisipasi masyarakat menurut
Adisasmita 2006:41 adalah pemberdayaan masyarakat, peran sertanya dalam kegiatan penyusunan perencanaan, dan implementasi program atau proyek
pembangunan dan merupakan aktualisasi dan kesediaan dan kemauan masyarakat untuk
berkorban dan
berkontribusi terhadap
implementasi program
pembangunan. Dan agar partisipasi dapat memberikan hasil yang berdaya guna, Adisasmita 2006:41 menyatakan perlu memperhatikan sifat dan ciri-ciri
partisipasi tersebut, yaitu : a.
Partisipasi harus bersifat sukarela. b.
Berbagai isu atau masalah haruslah disajikan atau dibicarakan secara jelas dan objektif.
c. Kesempatan untuk berpartisipasi haruslah mendapat keteranganinformasi
yang jelas dan memadai tentang setiap segi dari program yang dilaksanakan. d.
Partisipasi masyarakat dalam rangka menentukan kepercayaan diri sendiri haruslah menyangkut berbagai tingkatan dan berbagai sektor, bersifat dewasa,
penuh arti dan berkesinambungan. Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan menurut Cohen
dan Uphoff Tangkilisan, 2005:323 dapat diklasifikasikan menjadi enam tahap berdasarkan bentuk aktifitas yang dilaksanakannya. Keenam bentuk
tahapan partisipasi itu adalah sebagai berikut:
a. Partisipasi dalam atau melalui kontak dengan pihak lain sebagai titik awal
pelaksanaan aktivitas tersebut. b.
Partisipasi dalam memperlihatkan atau menyerap dan memberi tanggapan terhadap
informasi, baik dalam arti menerima, maupun dalam arti menolaknya. c.
Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk pengambilan keputusan, baik yang bersifat politis yang menyangkut kepentingan mereka
maupun dalam hal yang bersifat teknis. d.
Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan. e.
Partisipasi dalam hal menerima, memelihara, dan mengembangkan hasil pembangunan.
f. Partisipasi dalam hal menilai pembangunan, yaitu keterlibatan anggota
masyarakat dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan
sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada hakikatnya partisipasi masyarakat itu merupakan suatu keniscayaan, karena hasil
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah betrsama-sama
dengan masyarakat adalah untuk kesejahteraan dan untuk kemajuan masyarakat sendiri. Dalam hal ini pemerintah membari bantuan, sedangkan masyarakat harus
memberi respon dalam bentuk partisipasi secara aktif dalam proses pembangunan tersebut. Masyarakat hanya dapat diharapkan ikut ambil bagian dalam suatu
kegiatan adalah bila yang bersangkutan merasa dirinya berkepentingan dan diberi kesempatan untuk ambil bagian. Dengan kata lain partisipasi tidak mungkin
optimal jika diharapkan dari mereka yang merasa berkepentingan tidak diberi keleluasaan untuk ambil bagian.
Soedjono dalam Soetrisno, 1995:48 meyatakan pula bahwa partisipasi adalah sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai
dengan kemampuan setiap orang tanpa mengorbankan kepentingan diri. Dan menurut Tjokroamidjojo partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibagi atas
tiga tahap, yaitu: a.
Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah.
b. Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan.; c.
Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara berkeadilan. Sedangkan partisipasi masyarakat atau keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan menurut Adi 2003:252 dapat dilihat dalam empat tahap, yaitu:
1. Tahap Assessment
Dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki. Untuk ini masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan permasalahan yang
sedang terjadi merupakan pandangan mereka sendiri. 2.
Tahap Alternatif Program atau Kegiatan Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang
mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan cara alternatif program.
3. Tahap Pelaksanaan implementasi Program atau Kegiatan
Dilakukan dengan melaksanakan program yang telah direncanakan dengan baik agar tidak melenceng dalam pelaksanaan dilapangan.
4. Tahap Evaluasi
Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan petugas dari program yang sedang berjalan.
1.6.2.6 Paradigma Pembangunan