Prinsip dan Pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan

2 Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representif dan akuntabel. 3 Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan pengangguran yang berpihak pada masyarakat miskin. 4 Meningkatkan sinergi masyarakat, peemerintah daerah, swasta,asossiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. 5 Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok pduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. 6 Meningkatkan modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta melestarikan kearifan local. 7 Meningkatnya inovasi dan pemamfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan.

1.6.3.3 Prinsip dan Pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan

1. Prinsip PNPM Mandiri Perkotaan a. Bertumpu pada Pembangunan Manusia, pelaksanaan PNPM senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya. b. Berorientasi pada Masyarakat Miskin, semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung. c. Partisipasi, masyarakat yang terlibat secara aktif pada setiap proses pngambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong mnjalankan pembangunan. d. Otonomi, dalam pelaksanaan PNPM masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri dan partisipatif untuk menetukan dan mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola. e. Desentralisasi, kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai dengan kapasitasnya. f. Demokratis, setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentigan masyarakat miskin. g. Transparansi dan Akuntabel, masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal, mauoun administratif. h. Berkelanjutan, setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan tetapmenjaga kelestarian lingkungan. 2. Pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan Penanggulangan kemiskinan membutuhkan penanganan yang menyeluruh dalam skala perwilayahan yang memadai yang memungkinkan terjadinya keterpaduan antara pendekatan sektoral, perwilayahan dan partisipatif yang dalam hal ini dipilih kecamatan sebagai lokus program yang mampu mempertemukan perencanaan dari atas dan dari bawah. Di tataran kecamatan inilah rencana pembangunan yang direncanakan oleh SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah bermutu dengan perencanaan dari masyarakat dalam Musrembang Musyawarah Perencanaan Pembangunan kecamatan sehingga dapat di galang perencanaan pembangunan yang menyeeluruh, terpadu dan selaras waktu synchrone. Dengan demikian PNPM Mandiri Perkotaan akan menekankan pemanfaatan Musrembang Kecamatan sebagai mekanisme harmonis kegiatan berbagai program yang ada sehingga peranan forum LKM lembaga swadaya masyarakat tingkat kecamatan menjadi sangat vital. Berdasarkan pemikiran di atas maka pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program dengan emperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan: a. Mengunakan kacamata seebagai lokus program b. Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan c. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dengan proses pembagunan partisipatif d. Mengunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang ssuai dengan karakteristik sosial dan geografis.

1.7 Defenisi Konsep

Menurut Marsi Singarimbun 1995, konsep adalah istilah dan defenisi yang dingunakan untuk mengambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebut, berikut merupakan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, defenisi konsep tersebut antara lain: 1. Penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara bertahap, terpadu, terukur, sinergi dan terencana yang dilandasi oleh kemitraan dan keterlibatan berbagai pihak dan dikelola sebagai suatu gerakan bersama untuk mewujudkan pemenuhan hak- hak dasar. 2. efektivitas pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan dan efisiensi pemanfaatan dana pembangunan dalam pengentasan kemiskinan. Keberhasilan PNPM- Mandiri Perkotaan dalam menanggulangi kemiskinan sangat tergantung dari efektivitas pelaksanaan program yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat miskin di wilayah penerima program. Keberhasilan pelaksanaan suatu program penanggulangan kemiskinan PNPM-Mandiri Perkotaan agar sesuai tujuan yang diinginkan dapat dilihat dari efektivitas pelaksanaan program. 3. Efektivitas program akan terwujud apabila adanya partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam program PNPM-Mandiri Perkotaan. Efektivitas program yang diharapkan memberikan dampak positif meliputi adanya peningkatan pendapatan RTM dan kesempatan kerja bagi RTM itu sendiri.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan sistematika penulisan.

BAB II : Metode Penelitian

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi, dan sample penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III : Deskripsi Lokasi Penelitian

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karateristik lokasi penelitian.

BAB IV : Penyajian Data

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianaklisis, serta memuat pembahasan atau interprestasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya. BAB V : Analisis Data Bab ini berisi analisis dari hasil dilapangan dan dokumentasi.

BAB VI : Penutup

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB II METODE PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Bentuk yang dingunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dengan meelakukan wawancara secara mendalam. Penelitian memilih penelitian ini karena bersifat menyeluruh holistic, dinamis dan tidak menggeneralisasikan. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian dalam melihat bagaimana efektivitas program PNPM-MP untuk keluarga miskin di Desa Hutapadang Kecamata Kota Padang Sidempuan Hutaimbaru yang merupakan fenimena sosial yang memerlukan informasi mendalam dan menyeluruh dari masing- masing informan agar terlihat jelas apa yang sebenarnya terjadi di lokasi atau lapangan.

II.2. Lokasi Penelitian

Peenelitian ini dilakukan di Desa Hutapadang Kota Padang Sidempuan Hutaimbaru. Adapun alasan peneliti melakukan peneliti di lokasi ini Karena Desa Hutapadang merupakan salah satu daerah target dari program PNPM-MP program nasional pemberdayaan masyrakat mandiri perkotaan.

II.3. Informan penelitian

Adapun informan yang menjadi objek penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu informan kunci dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. 1. Dalam penelitian menentukan informan dengan menggunakan teknik sampel bertujuan purpose sampling yaitu pengambilan sumber data secara sengaja dan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Ketua atau Aparat PNPM –MP , Paskel PNPM yang turun langsung ke daerah atau desa btersebut. 2. Sedangkan yang menjadi informan utama yaitu ketua PNPM Hutapadang, masyrakat Desa Hutadang yang ikut serta dalam PNPM tersebut.

II.4. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data penelitian terdiri atas data primer dan data sekunder. 1. Metode pengumpulan data primer Teknik pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung di lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tekni pengumpulan data primer dilakukan melalui: a. Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan proses penyelenggara program PNPM-MP tersebut. b. Pengamatan atau observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamatin secara langsung terhadap objek peneliti kemudian mencatat gejala-gejala yang dikemukekan lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan untuk yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. c. Angket atau kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan mengenai masalah yang akan diteliti yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan serta informasi yang diperoleh secar serentak. 2. Metode pengumpulan data sekunder Teknik pengumpulan data sekunder yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan deengan menggunakan instrument sebagai berikut: a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan- catatan atau foto-foto dan rekaman video yang ada di lokasi penelitian atau sumber lain yang terkait dengan objek penelitian. b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh daari buku-buku karya ilmiah serta pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

II.5. Teknik Analisa Data

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan analisis data dengan menelah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menyusun data dalam satuan-satuan, yang kemudian diketegorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan sserta menafsirkan dengan analisis sesuai dengan kemampuannya daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti. Menurut Miles dan Haberman, terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis data yaitu sebagai berikut: 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal peting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dn mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulaan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian Data Setelah langkah pertama selesai, maka langkah slanjutnya adalah mengajukan data dalam penelitian dengan tekss yang bersifat negatif sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan beerubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang ddikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang vailid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang akurat.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Gambaran Umum Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru III.1.1 Letak Geografis Desa Hutapadang Desa Hutapadang sebagai salah satu kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan dengan luas 22,35 km 2 atau sekitar 15,32 dari total luas Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru. Letak Desa Hutapadang Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru berada pada ketinggian di atas 300 meter di atas permukaan laut. Desa Hutapadang terletak di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan berjarak Km 10 dari pusat Kota Padangsidimpuan, sedangkan luas wilayah Desa Hutapadang adalah 875 Ha dengan batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Joringlombang b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Simapil-apil c. Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Lubukraya d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Siharangkarang III.1.2 VISI dan MISI 1. VISI Masyarakat Desa Hutapadang pada tahun 2015 menjadi kelurahan yang sehat, asri dan bebas dari kemiskinan.

2. MISI

Memberdayakan masyarakat Desa Hutapadang, terutama masyarakat miskin dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan kapasitas penyediaan sumber daya dan membudidayakan kemitraan yang terpadu antara masyarakat dengan pelaku-pelaku local lainnya. III.1.3 Keadaan Masyarakat Penduduk Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru berjumlah 1887 jiwa dan 468 rumah tangga. Desa Hutapadang terbagi empat 4 lingkungan yang sebaran penduduknya berbeda dengan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lainnya. Walaupun terdiri dari 4 lingkungan, jarak dari satu lingkungan yang satu ke lingkungan yang lainnya tidak terlalu jauh dan masih sangat mudah di tempuh oleh masyarakat. Masyarakat Desa Hutapadang terdiri dari beberapa suku yang tinggal di desa tersebut baik penduduk asli maupun pendatang seperti, suku Mandailing, Batak Utara, Jawa, Melayu, Sunda dan yang lainnya, namun sebagian besar yang tinggal di desa tersebut adalah suku Mandailing. Sementara itu, dari sisi mata pencaharian masyarakat di Desa Huatpadang rata-rata adalah bertani, wiraswasta,TNIPOLRI dan PNS. Dengan tabel kependudukan Desa Hutapadang sebagai berikut: Tabel 1 Penduduk Masyarakat Desa Hutapadang No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 900 Jiwa 2 Perempuan 987 jiwa Jumlah 1887 jiwa Sumber: Laporan Tahunan Desa Hutapadang tahun 2014 III.1.4 Keadaan Sarana Pendidikan Pendidikan di Desa Hutapadang suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat untuk dapat mningkatkan kesjahteraan bagi warga, namun di Desa Hutapadang masih banyak masalah dengan pendidikan yaitu keadaan ekonomi dan sarana tranpotasi menuju sarana pendidikan tersebut. Dan di Desa ini masih sangat dibutuhkan bantuan baik dari pemerintahan dan masyarakat sendiri untuk membuat sarana pendidikan yang memadai bagi masyarakat desa itu sendiri. Tabel 2 Sarana Pendidikan Desa Hutapadang No Nama Jumlah 1 TKPAUD - 2 Sekolah Dasar 1 3 Madrasah Ibtidaiyah 2 4 SMPMTs - 5. SMAMAS - Sumber: Laporan Tahunan Desa Hutapadang tahun 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana pendidikan yang ada di Desa Hutapadang hanya Sekolah Dasar dengan jumlah siswanya 345 orang. Dengan adanya Program Pembangunan pedesaan dan program soaial bagi masyarakat yang kurang mampu dari PNPM MP untuk saat ini bisa membantu masyarakat yang kurang mampu, dengan menyantuni siswasiswi yang kurang mampu bisa menbantu mereka untuk melanjutkan sekolahnya. III.1.5 Transportasi Infrastruktur jalan merupakan sarana yang sangat vital untuk memperlancar arus transportasi, dengan semakin lancar arus transportasi maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat suatu daerah. Tabel 4 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Desa Hutapadang Kondisi Jalan Panjang km Baik 500 m Sedang 430 m Buruk 73 m Sangat Buruk 45 m Sumber: Laporan Tahunan Desa Hutapadang tahun 2014 Kumulatif panjang jalan Desa Hutapadang adalah 1048 m. Berdasarkan kondisi jalan, jalan di Desa Hutapadang didominasi oleh kondisi baik yaitu sepanjang 500m , kemudian kondisi sedang sepanjang 430 km, kondisi buruk sepanjang 73 km dan kondisi sangat buruk 45 km. Dengan adanya PNPM MP yang berada di Desa Hutapadang cukup membantu pembanguna jalan de desa tersebut. Maka secara garis besar jalan di Desa Hutapadang cukup baik, karena program kegiatan dari PNPM MP lebih mengutamakan untuk kebutuhan seluruh warga desanya. III.2. BKM PNPM-MP Desa Hutapadang Badan Keswadayaan Masyarakat di Desa Hutapadang merupakan salah satu badan yang menauingi masyarakat yang tergabung di dalam keanggotaan PNPM MP yang ada di Desa Hutapadang, dengan adanya BKM PNPM MP dapat membantu masyarakat desa Hutapadang untuk memperbaiki kedaan lingkungan atau pembangunan desa, keadaan sosial desa,dan keadaan ekonomi desa. Bergulirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyaraka Mandiri Perkotaan PNPM-MP pada tahun 2008 maka ditentukan koodinator di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru. Dan kegiatan yang di jalankan oleh PNPM MP yang dominan pada program lingkungan pembangunan desa,ekonomi dan sosialnya, dan kegiatan pembangunan desa yang dijalankan oleh anggota BKM Simandar di desa Hutapadang sangat didukung oleh masyarakat desa, sehingga pembangunan jalan desa, saluran air dan pembangunan MCK mandi,cuci,kakus yang lokasi pembangunan tersebut merupakan tanah warga masyarakat,dan warga tersebut merespon positif degan adanya pembangunan tersebut. Adapun struktur organisasi BKM Simandar Desa Hutapadang adalah sebagai berikut: Sekretaris Nisda Khairani KetuaKoordinator Portibi Harahap Bendahara Jahri Harahap Anggota-anggota 1. Mompang Edi Saputra Harahap 2. Darwis Sormin 3. Saidal Amin 4. Regen Siregar 5. Nur Khoima Harahap Adapun program-program yang dijalankan oleh PNPM MP di Desa Hutapadang adalah : 1. Program Lingkungan atau Pembangunan Desa Permasalahan lingkungan di Desa Hutapadang telah melalui beberapa tahapan proses menuju masyarakat mandiri, salah satunya adalah proses pemetaan Swadaya ang dilakukan oleh Tim pemetaan Swadaya melalui proses penghimpunan data-data sekunder dan survey langsung ke lapangan. Produk dan Pemetaan Swadaya ini meenghasilkan data-data dan gambaran kondisi eksisting Desa Hutapadang, Produk ini selanjutnya akan menjadi dasar dalam penentuan program penangulangan kemiskinan. Secara umum berbagai kondisi yang terikat dengan kemiskinan untuk penentuan program penanggulangan kemiskinan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Jaringan Jalan dan Draenase Air Jaringan jalan sampai saat menjadi masalah di Desa Hutapadang, usulan permasalahan jaringan jalan yang menjadi prioritas untuk 4 tahun kedepan antara lain; No Uraian Kegiatan Volume Kegiatan Satuan TARGET PEMERIMA MANFAAT KK KK MISKIN JLH LK MISKIN JLH PR MISKIN 1 4 9 10 17 18 19 20 1. Pemb.jalan rabat beton sidojadi 160 x 2 Meter 100 50 80 90 2. Pemb.jalan rabat beton Sabalombang 90 x 2 Meter 100 50 80 90 3. Dek jalan Sabalombang 90 Meter 100 50 80 90 4. Jalan usaha tani 2500 x 3 Meter 250 70 100 110 5. Pengaspalan jalan keliling 500 Meter 190 50 80 90 6. Pemb,jalan rabat beton Mesjid 60 x 2 Meter 80 20 45 55 7. Jalan usaha tani saba julu 1500 x 2 Meter 80 15 25 35 8. Pemb,jalan madrasah 100 Meter 250 65 140 180 9. Pemb,jalan usaha tani Hombung 3000 x 3 Meter 280 70 150 190 10. Pemb, jln tembus desa hutapadang ke desa lubuk raya 3000 Meter 370 90 190 220 Program kerja Desa Hutapadang dari tahun 2011- 2014 2. Jaringan Drainase Jaringan Drainase sampai saat ini menjadi maasalah di Desa Hutapadang, usulan permasalahan jaringan draenase yang menjadi prioritas untuk 4 tahun ke depan anatara lain; No Uraian Kegiatan Volume Kegiatan Satuan TARGET PENERIMA MANFAAT KK KK MISKIN KK LK MISKIN KK PR MISKIN 1 4 9 10 17 18 19 20 1. Pemb. Draenase 150 Meter 100 50 80 90 2. Irigasi saba jae 800 Meter 250 70 100 110 3. Pemb,jln draenase untuk mesjid 400 Meter 190 50 80 90 4. Draenase jalan desa 350 Meter 370 90 150 200 5. Pemb.jln tali ulur untuk mesjid 250 Meter 160 40 70 90 6. Pemb. Draenase 200 Meter 160 40 70 90 7. Saluran isrigasi 250 Meter 190 50 - 90 8. Saluran irigasi saba donok 200 Meter 80 15 25 35 Program kerja PNPM MP Desa Hutapang dari tahun 2011- 2014

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan deskripsi dari data yang diperoleh melalui penelitian dilapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah disebutkan pada bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan yang hendak dijawab dalam bab ini adalah Bagaimana Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan PNPM-MP pada program pembangunan PNPM di Desa Huta Padang Di Kota Padang Sidimpuan efektif atau tidak efektif. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen dikantor PNPM-MP Desa Hutapadang seperti Susunan Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi Tupoksi dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan ketua PNPM-MP Kota Padangsidimpuan, Kepala Desa Hutapadang, Faskel PNPM-MP Desa Hutapadang, dan anggota PNPM-MP Desa Hutapadang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi informannya adalah informan kunci yaitu Koodinator BKM PNPM-MP Desa Hutapadang, dan informan tambahan yaitu beberapa anggota BKM PNPM-MP Desa Hutapadang. Data-data tersebut berupa pernyataan dari para informan mengenai permasalahan penelitian skripsi ini. Sedangkan data-data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan dan karya-karya ilmiah yang ada serta dokumen-dokumen yang didapat dari lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih satu bulan di lokasi penelitian, tepatnya di Desa Hutapadang. Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan subjek penelitian yang terdiri dari dua kelompok informan, masing-masing sebagai informan kunci adalah Koordinator BKM PNPM-MP Desa Hutapadang, dan sebagai informan tambahan adalah beberapa anggota BKM PNPM-MP Desa Hutapadang.

IV.1. Hasil Wawancara

Pembangunan pedesaan sangat penting dilakukan untuk Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia, yaitu kurang lebih 60 melakukan kegiatan pertanian sebagai mata pencaharian, dan mereka tinggal di pedesaan. Pembangunan atau pengembangan pedesaan meurut Mosher,1968:19 yang dikutip oleh Jayadinata dan Pramandika. Maksud pembangunan pedesaan adalah menghilangkan atau mengurangi berbagai hambatan dalam kehidupan sosial-ekonomi, seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan, kurangnya kesempatan kerja, dan sebagainya. Sasaran dari program pembangunan pedesaan adalah meningkatkan kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi keluarga petani sehingga mereka mendapat kesejahteraan, yang berarti mereka memperoleh tingkat kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan material makanan-minuman, pakaian, perumahan, alat-alat, dsb. Pembangunan desa harus dilihat sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk memberdayakan masyarakat dan upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kokoh. Pembangunan sarana dan prasarana pedesaan meliputi pengairan, jaringan jalan, lingkungan pemukiman dan lainnya. Pembangunan yang dijalankan oleh PNPM MP di Desa Hutapadang sangat membantu untuk pembangunan desa tersebut, dan pembangunan desa yang dijalankan oleh PNPM MP lebih mengutmakan kebutuhan orang banyak seperti pembangunan jalan, dengan adanya pembangunan tersebut maka memudahkan masyarakat untuk fasilitas tranportasi desa tersebut. Pembangunan yang dijalankan di desa Hutapadang membuat proses pembangunan desa lebih efektif dan bisa membuat desa lebih maju dan berkembang dari yang sebelumnya. Dan dengan adanya program pembangunan di Desa Hutapadang bisa memberikan lowongan pekerjaan bagi RTM yang ada di desa tersebut, maka program yang ijalankan di desa Hutapadang sangat membantu warga sekitarnya. Dengan adanya PNPM MP membuat desa lebih efektif untuk dijalankan segala kegiatan yang ada di desa dan menjadi lebih muda menjalankan segala aktivitas masyarakat desa. Tujuan pembangunan desa jangka panjang adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan secara langsung melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan berdasarkan pendekatan bina lingkungan, bina usaha dan bina manusia, dan secara tidak langsung adalah meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembangunan nasional. Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Sasaran pembangunan desa adalah terciptanya peningkatan produksi dan produktivitas, percepatan pertumbuhan desa, peningkatan keterampilan dalam berproduksi dan pengembangan lapangan kerja dan lapangan usaha produktif, peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat, dan perkuatan kelembagaan. Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan prinsip-prinsip yaitu transparansi, partisipasi, dapat dinikmati masyarakat, dapat dipertanggung jawabkan, dan berkelanjutan. Pembangunan desa yang dilaksanakan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, serta aspirasi dan prioritas masyarakat pedesaan.

IV.1.1. Wawancara Dengan Kepala Desa Hutapadang

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Analisis Dampak Program Pnpm Mandiri Perkotaan Bidang Infrastruktur Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kota Tebing Tinggi

0 35 104

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Efektifitas Pelaksanaan Program Pinjaman Bergulir (PNPM Mandiri Perkotaan) di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat Kota Medan

0 27 245

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76