Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perilaku dalam organisasi merupakan sebuah keterkaitan antara individu, organisasi dan kelompok. Jadi perilaku individu dalam organisasi akan sangat berkaitan dengan individu lain yang juga bersinggungan dengan organisasi Kreitner, 2005. Perilaku manusia merupakan perwujudan dari suatu keinginan dan atau harapan. Manusia berperilaku berarti manusia berkeinginan untuk eksis. Perilaku manusia pun sangat bermacam-macam, ada perilaku menyenangkan, ada juga perilaku menjengkelkan, ada juga perilaku yang tanpa didasari motif dan alasan tertentu. Organisasi merupakan kumpulan dari beberapa orang dengan tujuan tertentu, terdapat interaksi antara individu yang melibatkan banyak aspek psikis, di antaranya orang yang ingin diterima oleh lingkungannya harus meleburkan diri atau setidaknya mempelajari apa yang menjadi kebutuhan kelompok, dan segera menjauhi hal-hal yang tidak disukai oleh sebagian besar dari anggota kelompok. Kecenderungan untuk mengikuti suatu kegiatan tidak terlepas dari motif yang kemudian mengharah kepada minat. Di sini minat menggunakan dan menyelidiki dunia luar manipulate and eksploring motives, artinya, dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu pada diri seseorang Purwanto, 2004. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari perbuatan itu. Di dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan motif-motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Dan setiap motif ini berbeda pada setiap individu bergantung pada ciri dan kekhasan individu tersebut. Apabila seseorang telah mempunyai motif, hal itu akan mendorong individu untuk berbuat sesuai dengan minatnya Sujanto, 2004. Dalam hal ini dapat dilihat bagaimana kepribadian seseorang dapat mempengaruhi keinginan dan minat seseorang. Begitu juga dalam berorganisasi, indvidu yang memiliki kesamaan dengan yang lain cenderung mencari tempat atau wadah untuk berkumpul dan merencanakan serta menjalankan tujuan bersama. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari perbuatan itu. Di dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan motif-motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Susunan kontinuitas minat dapat dikemukakan sebagai berikut: Minat dimulai dari kategori penerimaan, lalu berlanjut pada kategori menanggapi, dan akhirnya pada kategori pemilihan pada suatu nilai. Hal ini juga dapat dijelaskan dengan cara lain. Pertama: Individu yang berminat pada sesuatu hal, baik berupa benda, orang atau aktivitas, maka individu tersebut akan menerima benda, orang atau aktivitas dalam dirinya dalam arti individu tersebut mau menerima atau memperhatikan benda, orang atau aktivitas. Kedua: Setelah individu menerima fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya, maka selanjutnya akan timbul reaksi dari individu untuk menanggapi fenomena yang ada. Kategori menanggapi ini merupakan perhatian yang sifatnya aktif terhadap benda, orang atau aktivitas yang menimbulkan rangsangan rasa tertarik pada diri individu. Pada kategori ini, individu akan melaksanakan aktivitas yang berkaitan dengan objek atau fenomena yang telah dipilih. Ketiga: pada taraf ini individu akan memberi penilaian terhadap apa yang telah ia pilih dan apa yang telah ia tanggapi. Individu akan memberikan nilai atau harga pada suatu benda, orang, atau aktivitas yang dilakukan dirinya. Saat inilah yang menjadi suatu keadaan yang menentukan apakah individu berminat atau tidak itu tergantung dari penilaian ini Neila, 2000. Minat berkaitan dengan aspek-aspek psikologi lainnya. Kaitan tersebut dapat berupa konsep diri, kemandirian, kepercayaan diri, pengambilan keputusan, dan lain-lain. Begitu juga halnya dengan minat berorganisasi, sangat erat kaitannya dengan aspek-aspek psikologi tersebut. Pembahasan yang berkaitan dengan minat telah diteliti oleh beberapa peneliti, baik itu yang berkaitan dengan pendidikan, perkembangan, dan sosial. Di bawah ini ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan minat, diantaranya adalah penelitian minat yang berkaitan dengan agresivitas. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan adanya hubungan antara minat menonton film kekerasan dengan kecenderungan agresifitas pada remaja Muchlisoh, 2006. Ada juga penelitian yang mengaitkan minat dengan prestasi belajar. Dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa minat membaca berhubungan dengan prestasi belajar Sahara, 2005. Demikian juga penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan minat, diungkapkan bahwa perbedaan minat antara yang aktif dengan yang tidak aktif berorganisasi. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2002 untuk mengetahui minat dan aktivitas mahasiswa baru. Analisis penelitian ini dilakukan terhadap 236 subjek mahasiswa Baru IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 20002001, yang diambil sebagi subjek sebanyak 71 orang. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Harga koefisien korelasi perbedaan minat menjadi mahasiswa antara yang aktif berorganisasi dengan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua variabel dengan kriteria tersebut. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa minat mahasiswa baru yang tidak aktif berorganisasi lebih tinggi dari mereka yang aktif berorganisasi. b. Dari hasil t-test, menunjukkan bahwa antara kelompok mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi dinyatakan: terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan yang tidak aktif berorganisasi dalam persepsi minat mahasiswa terhadap organisasi. Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa pada kelompok mahasiswa yang aktif berorganisasi ternyata memiliki minat yang lebih rendah dari kelompok yang tidak aktif berorganisasi Neila, 2000 Pada penelitian komparasi di atas dapat dijelaskan bahwa minat seseorang terhadap suatu objek atau suatu kegiatan berbeda-beda. Hal tersebut tergantung pada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak dalam segala potensi melalui fisik maupun psikis yang dimiliki individu sebagai warisan dari orang tuanya. Faktor hereditas sebagai faktor pertama munculnya bakat Stiggins, 2001. Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap minat adalah kepribadian. Faktor kepribadian merupakan keadaan psikologis dimana perkembangan potensi tergantung pada diri dan emosi individu itu sendiri. Hal ini akan membantu dalam membentuk konsep serta optimisme dan percaya diri dalam mengembangkan minat dan bakat Crow dan Crow, 2005. Faktor lain yang mendukung perkembangan individu dalam minat dan bakat adalah faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan, keluarga, akademis dan sosial. Faktor eksternal ini sangat berpengaruh bagi pengembangan minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat seseorang dikembangkan secara intensif. Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Di lingkungan ini individu akan mengaktualisasikan minat dan bakatnya kepada masyarakat dan mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu, seperti berkelompok dan membentuk suatu organisasi yang memiliki kesamaan motif Agus Sujanto dkk., 1999. Dari beberapa penelitian di atas belum ada penelitian yang membahas minat berorganisasi secara langsung. Oleh karena itu penulis mengambil minat berorganisasi sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini. Kegiatan berorganisasi menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari dunia kemahasiswaan. Dalam sejarahnya, organisasi mahasiswa ikut memberi sumbangan bagi pembentukan sikap, tingkah laku, dan kepribadian mahasiswa selama proses belajar di perguruan tinggi Andriana, 2006. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa tidak terlepas dari sebuah motif. Dan setiap motif ini berbeda pada setiap individu bergantung pada ciri dan kekhasan kepribadian individu tersebut Agus Sujanto dkk., 1991. Kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Penemu konsep pola perilaku atau kepribadian tipe A dan B berasal dari kerja kelompok antara dua ahli jantung yaitu Friedman dan Rosenman, dan seorang ahli biokimia Myers. Lalu Friedman dan Rosenman membagi individu menjadi dua macam pola perilaku, yaitu tipe A dan tipe B Rice, 1999. Pembahasan kepribadian secara luas telah banyak dibahas dan diteliti, baik oleh peneliti maupun praktisi yang fokus pada bidang ini. Tidak sedikit juga mahasiswa yang membahas dan meneliti bidang kepribadian ini. Ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan kepribadian, diantaranya adalah: - Rizky 2006, mengaitkan kepribadian dengan tingkat stress karyawan. Dalam penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepribadian dengan tingkat stress. - Winduwulan 2001, mengaitkan kepribadian dengan pola perilaku remaja. Dalam penelitian tersebut dihasilkan kesimpulan bahwa pola perilaku remaja memiliki hubungan dengan kepribadian dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya. - Dilla 2008, mengaitkan tipe kepribadian dengan perilaku agresif. Dalam penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam perilaku agresif mengemudi pada dimensi Scofflaw antara pengendara dengan kepribadian tipe A dan tipe B. - Neila 2008, analisis difokuskan pada hubungan antara faktor kepribadian dengan penggunaan email. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa kepribadian extraversion dan penggunaan email ini behubungan secara signifikan. Dari beberapa penelitian di atas belum ada yang membahas hubungan antara tipe kepribadian dengan minat berorganisasi. Hal inilah yang menguatkan alasan mengapa penulis akan meneliti tema perbedaan tipe kepribadian dengan minat berorganisasi. Penelitian ini untuk menguatkan dari hasil penelitian sebelumnya yang mengemukakan bahwa extraversion, neuroticism, dan openness to experience adalah dimensi kepribadian yang dapat dikaitkan dengan pemilihan objek dan suatu kegiatan Neila, 2008. Dalam perkembangan studi tentang organisasi dan perilaku orang-orang di dalamnya, salah satu yang menjadi fokus penulis dalam organisasi saat ini yaitu tentang minat berorganisasi pada mahasiswa berdasarkan tipe kepribadian. Kehidupan dunia belajar, khususnya pada perguruan tinggi, tidak hanya terbatas pada ruang lingkup belajar yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Organisasi dan mahasiswa adalah dua komponen yang beriringan dalam perkembangan kehidupan dunia belajar di perguruan tinggi. Sebab mahasiswa cenderung mencari sesuatu yang berbeda dan memulai fokus pada kegiatan kampus yang sesuai dengan diri mahasiswa itu sendiri , salah satunya organisasi. Banyak kegiatan dan kesempatan yang diberikan demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Bahkan tidak sedikit perguruan-perguruan tinggi menyediakan fasilitas untuk dapat menyalurkan setiap kegiatan yang bersifat positif. Dari ragam kegiatan yang ada, setiap mahasiswa bebas memilih sesuai dengan bakat dan kemempuannya, mulai dari kegiatan intra kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa BEM, olah raga, seni, bahasa, bela diri, pecinta alam dan lain sebagainya. Ada juga perekumpulan dan organisasi yang berada di luar area kampus yang sering disebut organisasi ekstra kampus seperti Himpunan Mahasiswa Islam HMI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII, Forum Kota FORKOT, Komunitas Mahasiswa UIN KM UIN, dan lain-lain. Salah satu organisasi yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta KM UIN. Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta KM UIN, dilahirkan atau didirikan di Jakarta pada tanggal 22 Mei 1998, ketika situasi Jakarta dan seluruh Indonesia sedang mengalami euforia atas jatuhnya Rezim otoritarian Soeharto Darmawan, 2009. Dalam perkembangannya, KM UIN mengalami kemajuan yang cukup pesat dari segi jumlah anggota. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya anggota-anggota baru yang tergabung di dalamnya. Beberapa sejarah perlawanan gerakan mahasiswa baik di tingkat nasional maupun tingkat basis kampus telah ditorehkan oleh organ KM UIN selama perjalanannya di dunia gerakan mahasiswa dan selalu menjadi motor atau pelopor terhadap setiap gerakan-gerakan perlawanan, sehingga tidak heran bila organisasi ini mempunyai motto “Tunduk Ditindas atau Bangkit Melawan, Karena Mundur adalah Penghkianatan” Darmawan, 2009. KM UIN sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan tentunya tak luput dari permasalahan. Hal tersebut tidak diringi dengan pengorganisasian yang baik, sehingga sering kali organisasi ini menemukan hambatan-hambatan baik secara internal maupun eksternal. Hal ini ditandai dengan ketidak hadiran sebagian anggota ataupun pengurus dalam rapat kerja, tidak tercapainya target atau program kerja yang telah diputuskan dan lain sebagainya. Sehingga jika hal tersebut tidak diselesaikan dapat mempengaruhi perkembangan serta daya laju kinerja organisasi. KM UIN sebagai organisasi kemahsiswaan tidak jarang melakukan aksi melawan yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Namun aksi radikal sering mengundang kecaman dan cibiran sinis dari masyarakat dan berbagai organisasi lain yang bersebrangan paham dengan KM UIN Darmawan, 2009. Atas dasar permasalahan di atas dan melihat paparan fenomena yang terjadi dalam dunia organisasi, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema minat berorganisasi. Penelitian ini difokuskan kepada aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi anggota KM UIN Jakarta, sehingga akan terlihat bagaimana gambaran minat pada setiap individu dan bagaimana perbedaannya berdasarkan kelompok tipe kepribadian. Maka untuk mempertajam, kiranya penulis perlu melakukan pembatasan masalah dan merumuskan masalah yang disimpulkan dalam judul penelitian, yaitu: “Perbedaan Aspek Yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara Kepribadian Tipe A Dengan Keperibadian Tipe B Anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta”

1.2. Identifikasi Masalah