a. Faktor S, cepat dan tidak sabar speed and impatience Waktu merupakan sesuatu yang penting sehingga mereka selalu
melakukan segala sesuatu dengan cepat dan mereka memiliki sifat tidak sabar. Mereka menuntut ketepatan waktu, memberi batas waktu dalam
menyelesaikan suatu kegiatan atau tugas karena mereka berorientasi pada waktu. Mereka tidak sabar ketika melihat orang lain bekerja dengan
lamban. Mereka juga tidak sabar dan gelisah jika terjadi keterlambatan. b. Faktor J, keterlibatan dengan tugas job involvement
Mereka sangat terlibat dengan apa yang mereka kerjakan, sangat bertanggung jawab atas tugas mereka sehingga seringkali aspek
kehidupan lainnya cenderung terabaikan. Individu yang bertipe A adalah ambisius, perfeksionis dan selalu sadar akan waktu.
c. Faktor H, kompetitif, mudah marah dan pekerja keras competitive, hostile and hard driving. Mereka memiliki orientasi yang kuat, serta
mudah marah. Mereka juga memilki sikap sinis terhadap hidup kepada orang lain. Mereka menganggap diri sebagai orang yang konpetitif, teliti
dan berusaha mengerjakan sesuatu melebihi apa yang akan dikerjakan oleh orang lain.
2.3. Kerangka Berfikir
Kehidupan dunia belajar, khususnya pada perguruan tinggi, tidak hanya terbatas pada ruang lingkup belajar yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Banyak
kegiatan dan kesempatan yang diberikan demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan
itu. Bahkan tidak sedikit perguruan-perguruan tinggi menyediakan fasilitas untuk dapat menyalurkan setiap kegiatan yang bersifat positif.
Dari ragam kegiatan yang ada, setiap mahasiswa bebas memilih sesuai dengan bakat dan kemampuannya, mulai dari kegiatan intra kampus seperti Badan
Eksekutif Mahasiswa BEM, olah raga, seni, bahasa, bela diri, pecinta alam dan lain sebagainya. Ada juga perkumpulan dan organisasi yang berada di luar area
kampus yang sering disebut organisasi ekstra kampus seperti Himpunan Mahasiswa Islam HMI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII, Forum
Kota FORKOT, Komunitas Mahasiswa UIN KM UIN, dan lain-lain. KM UIN sebagai sebuah organisasi kemahasiswaan tentunya tak luput dari
permasalahan. Hal tersebut tidak diringi dengan pengorganisasian yang baik, sehingga sering kali organisasi ini menemukan hambatan-hambatan baik secara
internal maupun eksternal. Hal ini ditandai dengan ketidak hadiran sebagian anggota ataupun pengurus dalam rapat kerja, tidak tercapainya target atau
program kerja yang telah diputuskan dan lain sebagainya. Sehingga jika hal tersebut tidak diselesaikan dapat mempengaruhi perkembangan serta daya laju
kinerja organisasi. KM UIN sebagai organisasi kemahsiswaan tidak jarang melakukan aksi melawan yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Namun
aksi radikal sering mengundang kecaman dan cibiran sinis dari masyarakat dan berbagai organisasi lain yang bersebrangan paham dengan KM UIN Darmawan,
2009. Perilaku dalam organisasi adalah sebuah keterkaitan antara individu,
organisasi dan kelompok. Kreitner, 2005. Jadi perilaku individu dalam
organisasi akan sangat berkaitan dengan individu lain yang juga bersinggungan dengan organisasi. Perilaku manusia pun sangat bermacam-macam, ada perilaku
menyenangkan, ada juga perilaku menjengkelkan, ada juga perilaku yang tanpa didasari motif dan alasan tertentu.
Menurut Linda L. Davidoff 1991, sebagai makhluk sosial manusia sering berkumpul dalam kelompok-kelompok, seperti keluarga, kelompok sosial,
pendidikan, dan lain-lain. Yang menuntun manusia untuk berperilaku tertentu dalam kelompoknya adalah norma yang berlaku. Setiap kelompok dimana
manusia ikut sebagai anggota di dalamnya pasti mempunyai standar tersendiri. Di dalam perkembangan studi tentang organisasi dan prilaku orang-orang
didalamnya, salah satu yang menjadi fokus penelitian dalam organisasi saat ini adalah minat berorganisasi. Menurut Crow and Crow 2005 minat merupakan
kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberi perhatian kepada seseorang, sesuatu atau aktivitas tertentu. Aspek yang mempengaruhi minat ada
tiga yaitu: dorongan dari dalam, motif sosial, dan reaksi emosional. Minat salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan juga dalam kehidupan
seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari kesadaran emosi, disposisis, dan kehendak yang mempengaruhi
pikiran dan tindakan seseorang.Stiggins, 2001. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh individu tidak lepas dari sebuah motif. Setiap motif ini berbeda pada setiap
individu bergantung pada ciri dan kekhasan kepribadian individu tersebut Agus Sujanto dkk., 1991.
Kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Bahwa tipe kepribadian tipe A yang aktivitas
kesehariannya ditandai senang bekerja keras, agresif, berambisi, memiliki daya saing yang kuat, berbicara secara eksplosif, tidak sabar menghadapi orang lain
atau situasi yang dianggap menghambat dirinya, selalu berorientasi pada tugas atau kegiatannya, selalu menetapkan target serta batasan waktunya sehingga terus
menerus meras dikejar oleh waktu. Kepribadian tipe B bertolak belakang dengan tipe A.
Kepribadian tipe B ditandai dengan sifat yang santai, sabar, tenang tanpa adanya perasaan bersalah atau khawatir jika tidak melakukan sesuatu dan tidak
merasa tertekan oleh batasan waktu. Kepribadian tipe B tidak terburu-buru oleh waktu, kurang kompetitif dan tidak mudah marah seperti tipe A. Individu yang
bertipe B mudah dalam bersosialisasi dengan orang lain, jarang bersikap tidak sabar dan jarang mempunyai perasaan curiga akan orang lain Rice, 1992.
Apabila dikaitkan dengan aspek yang mempengaruhi minat, individu kepribadian A cenderung didominasi oleh aspek reaksi emosional dan motif sosial sedangkan
individu dengan kepribadian B didominasi oleh aspek dorongan dari dalam. Di dalam perkembangan studi tentang organisasi dan prilaku orang-orang di
dalamnya selalu berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi serta lingkungan. Salah satu yang menjadi fokus peneliti dalam organisasi saat ini yaitu
tentang perbedaan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi berdasarkan pengelompokan tipe kepribadian.
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berfikir Penelitian
TIPE KEPRIBADIAN
KEPRIBADIAN TIPE B SANTAI
TENANG LEBIH SABAR
PASIF MENAHAN DIRI
DAYA SAING RENDAH KEPRIBADIAN TIPE A
KOMPETITIF AGRESIF
TIDAK SABAR MUDAH TEGANG
WASPADA MUDAH MARAH
PERBEDAAN ASPEK YANG MEMPENGARUHI
MINAT BERORGANISASI
DORONGAN DARI DALAM
-Rasa ingin tahu -Kegairahan yang tinggi
terhadap organisasi
-Perhatian REAKSI EMOSIONAL
- Rasa puas
-Rasa senang
MOTIF SOSIAL
-Kebutuhan diakui -Kebutuhan dihargai
2.4. Hipotesis