memiliki skill dan tenaga kerja tetapi belum memiliki modal sama sekali, dengan bagi hasil sesuai kesepakatan.
d. Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan dengan pemindahan hak guna atau manfaat atas barang atau jasa, dengan memberikan upah sewa tanpa diikuti
pemindahan hak kepemilikan barang atau jasa. e.
Pembiayaan Qordh Pemberian kepada anggota yang dapat ditagih atau diminta
kembali dengan tanpa minta imbalan atau kelebihan dari poko pinjaman, pinjaman ini hanya diberikan kepada para dhu’afa
atau mustahik zakat.
39
F. Stuktur Organisasi BMT Ta’awun
Dalam melaksanakan tugas- tugasnya, BMT Ta’awun Cipulir mempunyai
struktur organisasi dengan fungsi masing-masing. Adapun tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:
1. General Manager GM
a. Fungsi utama jabatan
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas lembaga yang meliputi penghimpunan dana serta penyaluran
dana yang merupakan kegiatan utama lembaga serta kegiatan-kegiatan
39
Company Profile BMT Ta’awun
yang secara langsung berhubungan dengan aktivitas utama tersebut dalam upaya mencapai target.
b. Tugas pokok
1 Bertanggung jawab atas aktivitas BMT dan melaporkan
perkembangan unit BMT kepada Dewan Pengurus. 2
Bertanggung jawab dan mensosialisasikan perkembangan BMT kepada seluruh pengelola melalui mekanisme rapat yang
disepakati. 2.
Manager KeuanganOperasional a.
Fungsi utama jabatan Merencanakan, mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh
aktivitas keuangan baik yang berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan asset BMT serta
pelayanan terhadap mitra maupun anggotan BMT. b.
Tugas pokok 1
Terbitnya laporan keuangan, penghimpunan dana masyarakat secara lengkap, akuran dan sah baik harian, bulanan ataupun sesuai
dengan periode yang dibutuhkan. 2
Menjaga kelangsungan dana baik di kas maupun di bank dengan beramsumsi dari rasio keuangan yang telah disepakati.
3 Terselenggaranya seluruh aktivitas rumah tangga BMT yang
mendukung aktivitas anggaran rumah tangga.
3. Manager PembiayaanMarketing
a. Fungsi utama jabatan
Mengarahkan, mengembangkan serta mengevaluasi target lending dan funding serta memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam
upaya mencapai sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah NPF dan mengontrol penerimaan dan penyaluran dana
ZIS. b.
Tugas pokok 1
Tercapainya target kabag pembiayaan dan AO baik funding maupun lending serta penanganan NPF.
2 Melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan
pasar. 3
Menilai dan mengevaluasi kinerja kabag pembiayaan dan AO. 4.
Kabag Pembiayaan a.
Fungsi utama jabatan Menjalankan
program kerja
yang diberikan
Manager Pembiayaanmarketing untuk mengarahkan strategi yang digunakan
sudah tepat dalam upaya mencapai sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah NPF.
b. Tugas pokok
1 Tercapainya target AO baik funding maupun lending serta
penanganan NPF remedial.
2 Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian AO.
3 Melaporkan hasil kinerja pembiayaan baik dari segi pencapaian
maupun penanganan pembiayaan bermasalah kepada Manager PembiayaanMarketing.
5. Kabag Baitul Maal
a. Fungsi utama
Membuat program kerja dan melaksanakan untuk mengontrol penerimaan dan penyaluran dana ZIS serta melaksanakan kegiatan
social. b.
Tugas pokok 1
Tercapainya target penerimaan ZIS yang maksimal. 2
Mencari staff untuk menjalankan program Baitul maal. 3
Menjalankan program yang masih relevan dan baik. 4
Melaporkan hasil kinerja Baitul Maal baik dari segi penerimaan ZIS dan pemberdayaan kepada Manager Pembiayaanmarketing.
6. Teller
a. Fungsi utama jabatan
Melaksanakan segala sesuatu transaksi yang sifatnya tunai baik transaksi simpanan, transaksi pembiayaan di Pusat maupun AO serta
membuat laporan harian. b.
Tugas pokok 1
Terselesaikannya laporan kas harian.
2 Terjaganya keamanan kas kecil dana pada teller.
3 Terselesaikannya pengimputan dana kolekan anggota AO dan
Pusat serta bagi hasil pada buku tabungan anggota pusat. 7.
Sekertaris Umum a.
Fungsi utama jabatan Mengelola administrasi keuangan dan pembiayaan serta GM dan
memberikan pelayanan prima sehubungan dengan produk funding penghimpunan dana.
b. Tugas pokok
1 Pelayanan terhadap pembukaan dan penutupan rekening tebungan
dan siberkah mudharabah serta pembiayaan anggota. 2
Pembuatan laporan pembiayaan. 3
Pengarsipan form tabungan dan siberkah mudharabah serta pembiayaan.
8. Account Officer AO
a. Fungsi utama jabatan
Melayani pengajuan pembiayaan, melakukan analisis kelayakan awal dan memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan di setiap
pangsa pasarnya serta menerapkan strategi dan pola-pola dalam rangka penghimpunan dana masyarakat terutama dipasar binaannya.
b. Tugas pokok
1 Tersosialisasikan produk-produk funding maupun lending BMT.
2 Memastikan target funding dan lending pasar binaan dapat
tercapai. 3
Memastikan analisis awal pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dalam rapat komite.
4 Melakukan penanganan pembiayaan bermasalah atau angsuran
pembiayaan yang dijemput ke lokasi pasar binaannya. 9.
Ketua Badan Pengurus a.
Fungsi utama jabatan Melakukan controlpengawasan secara keseluruhan atas aktivitas
lembaga dalam rangka menjaga kekayaan BMT dan memberikan arahan dalam upaya lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas
BMT. b.
Tugas pokok 1
Bertanggung jawab atas aktivitas BMT dan melaporkan perkembangan unit BMT kepada seluruh anggota mekanisme rapat
yang disepakati. 2
Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan
dan mengeluarkan
Surat Keputusan
PengangkatanPemberhentian Karyawan. 3
Terbukanya hubungan kerjasama dengan pihak-pihak luar dalam rangka mengembangkan usaha BMT.
4 Menjaga BMT agar dalam aktivitasnya senantiasa sesuai dengan
visi dan misinya. 10.
Sekretaris Badan Pengurus a.
Fungsi utama jabatan Melakukan pengelolaan pengadministrasian segala sesuatu yang
berkaitan dengan Aktivitas Badan Pengurus. b.
Tugas pokok 1
Mengadministrasikan seluruh berkas yang menyangkut keanggotaan BMT.
2 Mengatur semua surat-surat masuk dan keluar, khususnya yang
berkaitan dengan Badan Pengurus. 3
Merencanakan rapat rutin koordinasi dan evaluasi kegiatan Badan Pengurus.
4 Mendistribusikan setiap hasil rapat PengurusAnggota kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. 11.
Bendahara Badan Pengurus a.
Fungsi utama jabatan Melakukan pengelolaan keuangan BMT secara keseluruhan sesuatu
yang berkaitan dengan aktivitas Pengurus. b.
Tugas pokok 1
Melaporkan laporan keuangan BMT kepada pihak yang berkepentingan.
2 Memberikan laporan perkembangan simpanan wajib dan simpanan
pokok anggota.
40
40
SOP Standar Operasional Prosedur BMT Ta’awun
Gambar 3.1
STRUKTUR ORGANISASI BMT TA’AWUN Periode 2008 - 2010
NB: : Garis KomandoPerintah
: Garis Kordinasi Sumber :
Company Profile BMT Ta’awun BAB IV
RAT Anggota
PENGURUS Ir. Hilwin Manan
Ir. Edy Supriyanto Abdul Hoir
DEWAN PENGAWAS MANAGEMENT
Ir. Mochamad Agustiono MM Ir. Hariyanti Soeroso
DEWAN PENGAWAS
SYARIAH
Ir. Deni Hadiana Ust. H. Mashyuri Husein S.Ag
GM BMT TA’AWUN Subandikot Amd
MANAGER MARKETING PEMBIAYAAN
Abdul Kodir SHI MANAGER OPERASIONAL
KEUANGAN Syahruddin S.Kom
KABAG BAITUL MAAL Irfan Abdulloh
KABAG PEMBIAYAAN Kamaluddin Nazuli
SEKUM Dian Amrulloh
TELLER
OB Slamet A.
AO Aris S.Sos
AO Irwansyah S.Pd
AO Iim iman N.
AO Agung K.
AO Aris S.Sos
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.
Peta Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT Ta’awun
Kiprah BMT Ta’awun selama ini lebih banyak terjun ke pasar, sasarannya adalah pasar-pasar yang ada diwilayah Jakarta. Saat ini hingga tahun 2010 BMT
Ta’awun memiliki mitra pasar binaan sebanyak 20 wilayah dengan total jumlah anggota 2558 nasabah, diantaranya pasar pusat 625, pasar cidodol 280, pasar
ulujami 212, pasar buncit 46, home industri cipulir 212, pasar Bangka 95, pasar blok A 104, pasar pondok labu 11, pasar becek 30, pasar bintaro 115, pasar pos
pengumben 286, pasar palmerah 135, pasar pisang 116, pasar meruya 249, pasar aries 31, pasar kopro tomang 23, pasar cipadu 35, pasar saraswati ciledug 13,
pasar Borobudur 7, pasar bintaro sektor II 21.
41
Dengan jumlah anggota yang sekian banyak, BMT Ta’awun harus lebih berhati-hati dalam memberikan pembiayaan murabahah. Maka, dituntut adanya
strategi penanggulangan pembiayaan murabahah yang terarah agar dapat meminimalisir terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah.
Peta pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Ta’awun melihat dari titik kritis mana pembiayaan yang akan menyebabkan masalah. Beberapa titik
kritis sektor usaha yang dibiayai oleh BMT ta’awun yaitu:
41
Company Profile BMT Ta’awun, Powerpoint, Slide 7.
Pedagang sayur, titik kritisnya yaitu musim panen, faktor cuaca, sifat barang yang tidak tahan lama dan alokasi.
Pedagang kaki lima, titik kritisnya yaitu aspek legal status tempat, tempat tinggal dan alokasi.
Pedagang buah, titik kritisnya yaitu musim panen, barang mudah rusak.
Pedagang keliling, titik kritisnya yaitu tempat mangkal, alokasi. Home industry, titk kritisnya yaitu produksi, manajemen, pemasaran.
Dalam menyalurkan pembiayaan, BMT Ta’awun memiliki prosedur pembiayaan yang harus dilakukan oleh anggota dan BMT agar pembiayaan yang
akan disalurkan tepat sasaran, secara umum prosedur pembiayaan pada BMT Ta’awun yaitu:
Gambar 4.1
PROSES PEMBIAYAAN DI BMT TA’AWUN
PERMOHONAN PEMBI-AYAAN WAWANCARA
ON THE SPOT KUNJUNGAN LAPANGAN
ANALISA PEMBIAYAAN MEMBUAT MAP
RAPAT KOMITE
NEGOSIASI DENGAN MITRA
PENCAIRAN PENGIKATAN AQAD
MONITORING
LUNAS TAHAP
1
2
3
4
5
6
7
8
T O
L A
K P
E R
M O
H O
N A
N P
E M
B I
A Y
A A
N
Tabel 4.1
SISTEM DAN PROSEDUR PEMBIAYAAN DI BMT TA’AWUN
No Tahapan
Petugas Alat
Hasil yang didapat 1
Pengajuan Jasa
mitraAO APP, KTP, KK
Identitas, tujuan pengajuan, lokasi,
jangka waktu angsuran, besar
plafond, referensi 2
Wawancara AO
Account Officer
APP, KTP, form wawancara
Kondisi usaha, informasi lebih
rinci tentang keluarga,
choleteral, penilaian karakter
langsung 3
On the spot AO
Account Officer
Form kunjungan lapangan
Cross check kondisi usaha
internal dan eksternal, keadaan
lingkungan usahatempat
tinggal, hub. Keluarga, hub.
sosial, investigasi awal jaminan
4 Analisis
pembiayaan AO
Account Officer
MAP memorandum
Analisis Pembiayaan
Analisa hubungan antar data, usulan
plafond bila diterima
5 Rapat komite
Ketua rapat, notulen, AO
pengaju, AO penguji
Notulensi rapat, komite, MAP,
APP, dan berkas pendukung
Keputusan tentang diterimatidaknya
permohonan pembiayaan.
Keputusan tentang skim pembiayaan;
plafond, jk.waktu, aqad, besar
angsuran, pola angsuran,
cholateral, profit yang disepakati
BMT 6
Pemberitahuan Hasil keputusan
Rapat Komite AO
Account Officer
APP,MAP, form kunjungan
Lapangan Menyampaikan
hasil keputusan rapat komite
kepada mitra dan mendengar
tanggapannya 7
Rapat komite ulang pasif
AO, ketua rapat
komite, notulen
notulasi rapat yang lalu
memusyawarahkan kembali hasil
dialog dengan mitra 8
Droppingpencairan Admp,
manajer, Teller
aqad, slip persetujuan
pengeluaran dana, slip penarikan,
kartu angsuran dan berkas
pendukung pembacaan dan
pemahaman aqad kepada mitra
9 Monitoring
AO Account
Officer form kunlap,
kartu pengawasan realisasi
pembiayaanalokasi dana, usaha,
angsuran
Tabel 4.1 Perkembangan Non Performing Financing NPF Pembiayaan
BMT Ta’awun Cipulir Tahun 2007
42
No TINGKAT
KOLEKTIBILITAS JUMLAH
DEBITUR OUTSTANDING
PEMBIAYAAN PORSI
A LANCAR
248 Rp. 844.909.961
89 B
DIPERHATIKAN 37
Rp. 11.810.777 1.25
C KURANG LANCAR
62 Rp. 17.404.787
1.85 D
DIRAGUKAN 35
Rp. 6.147.670 0.67
E MACET
64 Rp. 68.482.105
7.25
TOTAL 446
Rp. 948.755.300 100
Pembiayaan lancar = Rp. 844.909.961 Outstanding = Pembiayaan lancar + Total NPF
= Rp. 844.909.961 + Rp. 103.845.339
= Rp. 948.755.300
Non Performing Financing NPF 2007 =
Total NPF x 100 Outstanding
=
Rp .103.845.339 x 100 Rp .948.775.300
= 10,95
42
Laporan Rapat Anggota Tahunan BMT Ta’awun Periode 2007
Pada tahun 2007 total Non Performing Financing NPF pada BMT Ta’awun yaitu sebesar Rp. 103.845.339 atau 10.95 dengan jumlah debitur sebanyak 446
orang. Hal tersebut disebabkan dengan kenaikan harga BBM yang memicu pada penurunan omzet penjualan para anggota serta mahalnya barang-barang kebutuhan
penjualan dan penurunan jumlah konsumen. Maka pembayaran pembiayaan mengalami penurunan kemampuan pembayaran.
Tabel 4.2 Perkembangan Non Performing Financing NPF Pembiayaan
BMT Ta’awun Cipulir Tahun 2008
43
No TINGKAT
KOLEKTIBILITAS JUMLAH
DEBITUR OUTSTANDING
PEMBIAYAAN PORSI
A LANCAR
543 Rp. 2.704.338.026
96.06 B
DIPERHATIKAN 64
Rp. 26.854.295 0.95
C KURANG LANCAR
52 Rp. 36.471.839
1.29 D
DIRAGUKAN 25
Rp. 24.061.645 0.85
E MACET
49 Rp. 24.122.372
0.85
TOTAL 733
Rp. 2.815.848.177 100
Pembiayaan lancar = Rp. 2.704.338.026 Outstanding = Pembiayaan lancar + Total NPF
43
Laporan Rapat Anggota Tahunan BMT Ta’awun Periode 2008
= Rp. 2.704.338.026 + Rp. 111.510.115
= Rp. 2.815.848.177
Non Performing Financing NPF 2007 =
Total NPF x 100 Outstanding
=
Rp .111.510.115 x 100 Rp .2.815.848.177
= 3.94
Pada tahun 2008 NPF pada BMT Ta’awun mengalami penurunan sebesar 7.01 menjadi 3.94 dengan jumlah pembiayaan yang macet sebesar Rp.
24.122.372 atau 0.85. Di tahun 2008 ini, jumlah debitur BMT Ta’awun mengalami peningkatan sebanyak 287 orang menjadi 733 orang. Pada persentase tersebut BMT
Ta’awun mengalami kemajuan dari tahun 2007 dengan NPF sebesar 10.95. NPF 3.94 bukanlah jumlah yang sudah membaik, melainkan harus lebih diturunkan
kembali. Adapun penyebabnya adalah BMT Ta’awun melempar dana pembiayaannya ke pedagang seperti bengkel, toko ATK, home industri seperti konveksi. Ternyata ada
sebagian usaha-usaha tersebut kurang efektif yang disebabkan oleh pembeli yang sepi karena faktor musim.
Tabel 4.3 Perkembangan Non Performing Financing NPF Pembiayaan
BMT Ta’awun Cipulir Tahun 2009
44
44
Laporan Rapat Anggota Tahunan BMT Ta’awun Periode 2009
No TINGKAT
KOLEKTIBILITAS JUMLAH
DEBITUR OUTSTANDING
PEMBIAYAAN PORSI
A LANCAR
873 Rp. 2.099.568.800
97 B
DIPERHATIKAN 66
Rp. 9.939.914 0.45
C KURANG LANCAR
34 Rp. 12.843.131
0.59 D
DIRAGUKAN 18
Rp. 14.364.898 0.66
E MACET
72 Rp. 28.175.860
1.3
TOTAL 1.063
Rp. 2.164.892.603 100
Pembiayaan lancar = Rp. 2.099.568.800 Outstanding = Pembiayaan lancar + Total NPF
= Rp. 2.099.568.800 + Rp. 65.323.803
= Rp. 2.164.892.603
Non Performing Financing NPF 2007 =
Total NPF x 100 Outstanding
=
Rp .65.323.803 x 100 Rp .2.164.892.603
= 3
Pada tahun 2009 NPF mengalami penurunan kembali sebesar 0.94 yaitu menjadi 3 dengan jumlah pembiayaan macet sebesar 1.3. Hasil tersebut sangat
membanggakan kinerja BMT Ta’awun dalam meminimalisir pembiayaan bermasalah. Ditahun ini pun jumlah debitur semakin bertambah sebanyak 330 orang
menjadi 1063 orang. Hal tersebut disebabkan banyaknya orang yang membutuhkan
modal untuk membuka usaha baru. Namun pada persentase tersebut, dimana BMT Ta’awun mengalami kemajuan dari tahun 2007 bukanlah jumlah yang sudah baik,
melainkan harus lebih diturunkan lagi demi kelancaran kegiatan pembiayaan pada BMT Ta’awun. Faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah pada
tahun 2009 yaitu banyaknya persaingan antar pedagang sehingga keuntungan yang didapat pedagang lebih sedikit guna menarik pembeli. Oleh karena itu, pembayaran
pembiayaan mengalami penurunan kemampuan membayar yang diakibatkan kecilnya pendapatan si debitur.
B. Faktor penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah di BMT Ta’awun