16
4. Menolah plastic stroke dengan halus dan tanpa pamrih.
5. Bersungguh-sungguh menetapi apa yang sedang diusahakan, sebab tidaklah
akan bernilai kalau tidak disertai usaha yang gigih dan sungguh-sungguh, yang perlu dipahami bahwa kondisi self esteem seseorang tidaklah selalu
dalam posisi strong atau selalu weak. Self esteem dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi, kondisi diri dan lingkungan yang dihadapinya.
2.2. Kecerdasan Emosi
2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikologPeter Salovey dan John Mayer. Mereka menerangkan kualitas-kualitas
emosionalyang penting bagi keberhasilan seseorang. Emosi pada dasarnya, adalah doronganuntuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah
ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan“e”
untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi Goleman, 1999 : 120.
Salovey dan Mayer Goleman, 1999 : 133 mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai himpunan bagian dari kecerdasan
sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi
ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Kecerdasan emosional sangat
17
dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat
mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara
efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koreksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan
perasaan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam
kehidupan sehari-hari. Kecerdasan emosi juga merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan untuk membangun
produktif dan meraih keberhasilan Goleman, 1999 : 166. Menurut Gardner keragaman kecerdasan terus berkembang, Gardner
menyebut kecerdasan emosi sebagai kecerdasan pribadi yang terdiri dari kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intra pribadi. Kecerdasan antar pribadi merupakan
kemampuan untuk memahami orang lain, hal yang memotivasi wirausaha, cara wirausaha bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan orang lain. Kecerdasan intra
pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan
mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan model tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif. Inti kecerdasan pribadi menurut Gardner
merupakan kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana
18
hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner sebagai dasar tentang kecerdasan emosional yang diteruskannya
dengan memperluas kemampuan ini menjadi lima faktor utama yaitu : Kesadaran emosi, Pengendalian emosi. Motivasi diri, Empati, dan Hubungan Sosial
Goleman,1996 : 167. Kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan seseorang yang didalamnya
terdiri dari berbagai kemampuan untuk dapat memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan impulsive needs atau dorongan hati, tidak
melebih-lebihkan kesenangan maupun kesusahan, mampu mengatur reactive needs, menjaga agar bebas stress, tidak melumpuhkan kemampuan berfikir dan kemampuan
untuk berempati pada orang lain, serta adanya prinsip berusaha sambil berdoa. Goleman juga menambahkan kecerdasan emosional merupakan sisi lain dari
kecerdasan kognitif yang berperan dalam aktivitas manusia yang meliputi kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri serta empati
dan kecakapan sosial. Kecerdasan emosional lebih ditujukan kepada upaya mengenali, memahami dan mewujudkan emosi dalam porsi yang tepat dan upaya
untuk mengelola emosi agar terkendali dan dapat memanfaatkan untuk memecahkan masalah kehidupan terutama yang terkait dengan hubungan antar manusia Goleman,
1996 : 172. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan
emosi adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai
19
perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari,
serta merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain empati dan kemampuan
untuk membina hubungan kerjasama dengan orang lain.
2.2.2 Faktor-faktor Kecerdasan Emosi