19
perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari,
serta merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain empati dan kemampuan
untuk membina hubungan kerjasama dengan orang lain.
2.2.2 Faktor-faktor Kecerdasan Emosi
1. Kesadaran emosi
Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional.Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke
waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidak mampuan mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat seseorang berada
dalam kekuasaan perasaan Goleman, 1996 : 175. Kesadaran diri merupakan pedoman untuk menyesuaikan kinerja dengan
situasi di lapangan dalam bidang apa pun, untuk mengelola perasaan yang tidak menentu, mempertahankan informasi, menyesuaikan diri dengan tepat terhadap
perasaan orang-orang sekitar, dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dalam bekerja, termasuk yang esensial bagi kepemimpinan dan kerja sama dimulai .
Kesadaran emosi dimulai dengan penyelarasan diriterhadap aliran perasaan yang terus ada, kemudian mengenali bagaimana emosi-emosi membentuk persepsi, pikiran
20
dan perbuatan. Dari kesadaran itu munculah kesadaran lain. Bahwa setiap perasaan dapat berpengaruh dengan wirausaha Goleman,1999 : 178
Menurut Mayer, orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi:
a Sadar diri
Peka akan suasana hati ketika mengalaminya dapat dimengerti bilaorang-orang ini memiliki kepintaran tersendiri dalam kehidupan emosional. Kejernihan pikiran
wirausaha tentang emosi boleh jadi melandasi cirri-ciri kepribadian lain: wirausaha mandiri dan yakin akan batas-batas yang dibangun, kesehatan jiwanya bagus, dan
cenderung berpendapat positif akan kehidupan. Bila suasana hatinya sedang jelek, tidak risau dan tidak larut ke dalamnya, dan mampu melepaskan diri dari suasana itu
dengan lebih cepat.Pendek kata, ketajaman pola pikir wirausaha menjadi penolong untuk mengatur emosi.
b Tenggelam dalam permasalahan
Wirausaha adalah orang-orang yang seringkali merasa dikuasai oleh emosi dantak berdaya untuk melepaskan diri, seolah-olah suasana hati telah mengambil alih
kekuasaan. Mudah marah dan amat tidak peka akan perasaanya, sehingga larut dalam perasaan-perasaan itu dan bukannya mencari perpektif baru. Akibatnya, wirausaha
kurang berupaya melepaskan diri dari suasana hati yang jelek, merasa tidak mempunyai kendali atas kehidupan emosional.Seringkali merasa kalah dan secara
emosional lepas kendali.
21
c Pasrah
Meskipun seringkali seorang wirausaha peka terhadap yang dirasakan, akan cenderung menerima begitu saja suasana hati, sehingga tidak berusaha untuk
mengubahnya. Kelihatannya ada dua cabang jenis yang pasrah ini : wirausaha yang terbiasa dalam suasana hati yang menyenagkan, dan dengan demikian motivasi untuk
mengubahnya rendah; dan wirausaha yang kendati peka akan perasaanya, rawan terhadap suasana hati yang jelek tetapi menerimanya dengan sikap tidak hirau, tak
melakukan apa pun untuk mengubahnya meskipun tertekan – pola yang ditemukan, misalnya, pada orang-orang yang menderita depresi dan yang tenggelam dalam
keputusasaan.
2. Pengendalian emosi
Pengendalian emosi oleh diri sendiri tidak hanya berarti meredam rasa tertekan atau menahan gejolak emosi. Pengendalian emosi juga bisa berarti dengan
sengaja menghayati suatu emosi, termasuk yang tidak menyenangkan. Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau
ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar ini. Wirausaha yang tidak baik kemampuannya dalam keterampilan
ini akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung,sementara wirausaha yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemunduran dan
kejatuhan dalam kehidupan Goleman, 1996 : 180. Kendali diri emosi tidak sama
22
dengan kendali diri yang berlebihan overcontrol, penyakalan semua perasaan dan spontanitas. Bahkan pengendalianyang berlebihan dapat mendatangkan kerugian,
baik fisik maupun mental. Menurut Goleman 1999 : 223 kompetensi pengendalian emosi adalah:
a. Mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan emosi-emosi yang menekan seseorang
b. Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah bahkan dalam situasi yang palingberat c. Berfikir dengan jernih dan tetap terfokus walaupun dalam suatu tekanan.
3. Motivasi Diri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangatpenting dalam kaitan untuk memberi perhatian untuk memotivasi diri sendiri
dan menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional menahan diri
terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Wirausaha yang memiliki keterampilan inicenderung jauh
lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang dikerjakan Goleman, 1996 : 201. Menurut Goleman 1999 : 238 kompetensi motivasi diri adalah:
a. Berorientasi kepada hasil, dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar
b. Menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan
23
c. Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik
d. Selalu belajar untuk menigkatkan kinerja. 4.
Empati Kemampuan mengindra perasaan seseorang sebelum yang bersangkutan
mengatakannya merupakan intisari empati. Orang jarang mengungkapkan perasaan mereka lewat kata-kata. Sebaliknya, memberitahu lewat nada suara, ekspresi wajah,
atau cara-cara nonverbal lain Goleman, 1999 : 243.
Kemampuan yang dimiliki seseorang yang empati: a. Kesadaran diri
b. Mengenali perasaan yang tersembunyi dalam reaksi-reaksi tubuh sendiri c. Kemampuan membaca emosi orang lain
d. Mengindra dan menanggapi kebutuhan atau perasaan seseorang yang tidak diungkapkan lewat kata-kata
e. Menghayati masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang ada di balik perasaan seseorang
f. Menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan-kepentingan orang lain. Empati merupakan kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional,
merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyratkan apa-apa yyang
dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Orang-orang seperti ini cocok untuk pekerjaan-pekerjaan perawat, mengajar, penjualan, dan manajemen.
24
Kompetensi empati adalah: a. Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkan dengan baik
b. Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain c. Membantu berdasarakan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan
orang lain 5.
Hubungan Sosial Manusia adalah makhluk yang harus bekerjasama sejak zaman
purba.Hubungan sosial yang rumit dan unik pada manusia memberikan keunggulan yang sangat penting untuk berjuang mempertahankan hidup.Kecerdasan hubungan
sosial juga sangat berpengaruh terhadap suatu pekerjaan. Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola
emosi orang lain. Membina hubungan merupakan keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi. Orang-orang yang hebat
dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain Goleman, 1996 : 230
Menurut Goleman 1999 : 248 kompetensi hubungan sosial adalah: a. Menumbuhakn dan memelihara jaringan tidak formal yang meluas
b. Mencari hubungan-hubungan yang saling menguntungkan c. Membangun hubungan saling percaya dan memelihara keutuhan anggota
d. Membangun dan memelihara persahabatan pribadi di antara sesama mitra kerja.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi