Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi Komersial dengan Laporan Keuangan Fiskal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi Komersial dengan Laporan Keuangan Fiskal

Membicarakan masalah perbedaaan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal, sama halnya dengan membicarakan masalah akuntansi pajak. Sedangkan akuntansi pajak pada umumnya menyangkut masalah kapan suatu penghasilan diakui sebagai penghasilan dan kapan suatu biaya diakui sebagai pengurang dari penghasilan tersebut. Masalah ini sesungguhnya tergantung kepada tahun pajak atau buku wajib pajak, metode akuntansi yang digunakan, serta doktrin dan konsep yang menjadi acuannya. Menurut Siti Resmi 2009 : 87 perbedaan laporan keuangan akuntansi komersial dengan laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan komersial ditunjukkan untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor bisnis, sedangkan laporan keuangan fiskal lebih ditunjukkan untuk menghitung pajak. Perbedaan yang lainnya menurut Martani dan Persada 2009 : 10 adalah “laporan keuangan komersial disusun berdasarkan prinsip yang berlaku umum, yaitu Standar Akuntansi Keuangan SAK. Sedangkan laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan peraturan perpajakan”. PSAK mengatur secara umum definisi, pengakuan, penyajian, dan pengungkapan item dalam laporan keuangan termasuk didalamnya pendapatan dan beban. Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan mendefinisikan penghasilan dan pengurangan penghasilan secara spesifik dalam rangka menghitung pajak penghasilan kena pajak. Perbedaan utama antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal menurut Martini dan Persada, 2009 : 20 Disebabkan karena perbedaan tujuan. Tujuan utama akuntansi keuangan adalah pemberian informasi penting kepada manager, pemegang saham, pemberi kredit, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, dan merupakan tanggung jawab para akuntan untuk melindungi pihak-pihak tersebut dari informasi yang menyesatkan. Sebaliknya tujuan utama system perpajakan termasuk akuntansi pajak adalah pemugutan pajak yang adil, dan merupakan tanggung jawab Direktoral Jendral Pajak untuk melindungi para pembayar pajak dari tindakan yang semena-mena. Perbedaan lainnya menurut Zain 2008 : 118 Perbedaan utama antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal disebabkan oleh perbedaan tujuan serta dasar hukumnya, tahun pajak, atau tahun buku, metode akuntansi yang digunakan dan konsep yang menjadi acuannya, walaupun dalam beberapa hal terdapat kesamaan antara akuntansi pajak yang mengacu pada ketentuang peraturan perundangan-undangan perpajakan dan akuntansi keuangan yang mengacu kepada standar akuntansi keuangan. Perbedaan kedua dasar penyusunan laporan keuangan tersebut mengakibatkan perbedaan perhitungan laba rugi suatu entitas yang pada akhirnya akan menimbulkan jumlah laba yang berbeda antara laba akuntansi dengan laba fiskal atau yang dikenal dengan istilah book tax gap. Menurut Siti Resmi 2009 : 8 perbedaan penyusunan laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal adalah Perbedaan ini akan mengakibatkan perbedaan perhitungan laba rugi suatu entitas wajib pajak. Perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk memenuhi perbedaan tujuan kepentingan tersebut, sehingga perusahaan hanya menyelenggarakan pembukuan menurut akuntansi komersial, tetapi apabila akan menyususn laporan keuangan fiskal, perusahaan terlebih dahulu melakukan rekonsialisasi fiskal terhadap laporan keuangan komersial tersebut. Rekonsialisasi fiskal dilakukan perusahaan karena terdapat perbedaan perhitungan laba menurut akuntansi komersil dengan laba menurut perpajakan fiskal. Menurut Poernomo 2008 : 7 “terdapat hal-hal yang membedakan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal”. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal Komersial Fiskal Berdasar pada Standar Akuntansi Keuangan yang dirumuskan IAI Berdasar pada perarutan perpajakan yang ditetapkan oleh badan legislative dan eksekutif. Tujuan utama akuntansi komersial adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan Tujuan pembukuan adalah agaw wajib pajak dapat menghitung besarnya pajak yang terutang. Laporan laba rugi komersial merupakan penandingan pendapatan dengan biaya Laporan laba rugi merupakan penandingan objek pajak dengan pengurangan penghasilan bruto. Menganut prinsip konsistensi. Apabila terjadi perubahan harus melaporkan akibat perubahan dalam laporan keuangan. Menganut prinsip taat asas konsisten. Apabila terjadi perubahan harus mendapatkan persetujuan Direktorat Jenderal Pajak dan melaporkan akibat perubahan tersebut. Menganut Stesel akurat Menggunakan stelsel akrual atau stelsesl kas dengan memperhatikan ketentuan pasal 28 UU KUP Mengantu prinsip konservatif dalam bentuk cadangan penyisihan misal, penyisiah pituang tidak tertagih, penyisihan utang garansi, penyisihan harga pasar, dan lain-lain. Tidak menganut prinsip konservatif, kecuali dalam penyisihan cadangan piutang tidak tertagih pada usaha bank dan sewa guna usaha, hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi, cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan pasal 9 ayat 1 huruf c UU No. 36 tahun 2008. Menganut biaya historis Menganut biaya historis dengan memperhatikan harga pertukaran yang objektif. Subtansi mengalahkan bentuk formal Substansi mengalahkan bentuk formal, tetapi dalam beberapa kasus, bentuk formal mengalahkan subtansi. Jika terdapat pelanggaran tidak ada sanksi tetapi mempengaruhi opini akuntan publik. Jika terdapat pelanggaran dapat dikenakan sanksi berupa sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Sumber : Poernomo, 2008 : 7 Sejalan dengan tujuan dan tanggung jawab tersebut diatas, prinsip yang dianut oleh akuntansi keuangan salah satunya adalah prinsip konservatif, sehingga kemungkinan perbedaan tejadi karena understatement pelaporan penghasilan atas asetnya dibandingkan dengan pelaporan overstatement. Dari sudut pandang perpajakan, laporan keuangan yang understatement tersebut tidak dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan besarnya pajak terutang.

2.1.2 Perbedaan Laba Akuntansi dengan Laba fiskal Book Tax Gap

Dokumen yang terkait

The impact of macroeconomic variables toward credit default swap spreads in Asia and Europe

0 5 140

ANALISIS ESTIMASI MODEL REGRESI DATA PANEL DENGAN PENDEKATAN COMMON EFFECT MODEL (CEM), FIXED EFFECT MODEL (FEM), DAN RANDOM EFFECT MODEL (REM)

5 34 106

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA Pengaruh Book-Tax Differences Dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012).

0 3 16

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA Pengaruh Book-Tax Differences Dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012).

0 2 18

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BOOK TAX GAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERSISTENSI LABA

0 1 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi (Komersial) dengan Laporan Keuangan Fiskal - Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba Perbankan Di Indonesia Dengan Model Fixed Effect Dan Random Effect

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu - Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba Perbankan Di Indonesia Dengan Model Fixed Effect Dan Random Effect

0 0 10

Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba Perbankan Di Indonesia Dengan Model Fixed Effect Dan Random Effect

0 1 11