2.1.2 Perbedaan Laba Akuntansi dengan Laba fiskal Book Tax Gap
Laba akuntansi merupakan terminologi yang digunakan riset perpajakan untuk mendefinisikan laba yang diperoleh berdasarkan standar akuntansi keuangan.
Laba akuntansi dalam laporan keuangan dicerminkan dengan laba sebelum pajak, yaitu pendapatan dikurangi dengan beban perusahaan kecuali beban pajak
penghasilan. Penghasilan kena pajak atau laba fiskal merupakan terminologi pada perpajakan yaitu laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan dan menjadi dasar perhitungan pajak penghasilan. Dalam laporan perpajakan Surat Pemberitahuan Pajak TahunanSPT diistilahkan sebagai
penghasilan kena pajak, yaitu penghasilan yang dikenakan pajak dikurangi beban yang boleh dikurangi.
Pada tingkat perbankan di Indonesia, manajemen perhitungan laba perusahaan perbankan untuk dua tujuan setiap tahunnya, yaitu tujuan untuk
pelaopran keuangan berdasarkan prinsip standar akuntansi keuangan PSAK dan pelaporan pajak berdasarkan peraturan pajak untuk menentukan besarnya
penghasilan kena pajak taxable income atau laba fiskal. Peraturan pajak di Indonesia mengharuskan laba fiskal dihitung berdasarkan metode akuntansi yang
menjadi dasar perhitungan laba akuntansi, yaitu metode akrual, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pembukuan ganda untuk dua tujuan pelaporan laba tersebut,
karena setiap akhir tahun perusahaan diwajibkan melakukan rekonsialisasi fiskal
untuk menentukan besarnya laba fiskal dengan cara melakukan penyesuaian terhadap laba akuntansi berdasarkan peraturan pajak.
Menurut Zain 2008, 221 rekonsialisasi fiskal merupakan Penyesuaian-penyesuaian terhadap laporan keuangan komersial berdasarkan
ketentuan peraturan perpajakan di Indonesia. Rekonsialisasi fiskal tersebut dilakukan pada akhir periode pembukuan yang menyebabkan terjadinya
perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal. Perbedaan tersebut disebabakan oleh ketentuan pengakuan dan pengkuran yang berbeda antara standar
akuntansi keuangan dan peraturan perpajakan. Perbedaan tersebut secara umum dikelompokkan kedalam permanen dan perbedaan temporer atau
waktu. Penyesuaian dilakukan terhadap penghasilan atau biaya yang termasuk
koreksi fiskal positif adalah penghasilan menurut fiskal akan bertambah dan atau biaya yang berkurang menurut fiskal atau dengan kata lain koreksi fiskal positif
adalah korelasi yang akan menyebabkan laba fiskal bertambah. Disisi lain, penyesuaian yang dilakukan terhadap penghasilan atau biaya yang termasuk koreksi
fiskal negatif adalah penghasilan yang menurut fiskal akan berkurang dan atau biaya yang bertambah menurut fiskal atau dengan kata lain koreksi fiskal negatif adalah
koreksi yang menyebabkan laba fiskal berkurang. Perbedaan permanen timbul karena adanya pengaturan yang berbeda terkait
dengan pengakuan penghasilan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan dengan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan, sedangkan perbedaan
temporer timbul akibat adanya perbedaan waktu pengakuan dan penghasilan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan Perpajakan. Perbedaan permanen dan perbedaan temporer inilah yang
merupak pembentuk book tax gap. Hal itu dikarenakan kedua komponen tersebut merupakan penyebab timbulnya perbedaan laba akuntansi atau penghasilan sebelum
pajak dengan laba fiskal atau penghasilan kena pajak yang menjadi dasar pengenaan pajak.
2.1.3 Perbedaan Permanen dan Perbedaan Temporer