Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

dipertimbangkan kurang baik, 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 baik. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 21

3.6.3 Hasil Uji Validitas dan Uji Reabilitas

Pengujian validitas dilakukan dengan penyebaran kuesioner pertanyaan yang menyangkut variabel bebas prestasi kerja dan upah dan variabel terikat anggaran kepada beberpa perusahaan Perbankan di Indonesia.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisi Deskriptif

Analisis Deskriptif yaitu salah satu model analisis dengan cara data yang disusun dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

3.8 Uji Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dependent dan variabel bebas independent memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 1. Analisis Grafik Analisis Grafik dapat dilakukan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P plot. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data yang membentuk lonceng. Pada grafik P- P plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan melainkan menyebar disekitar garis diagonal. 2. Analisis Statistik Untuk melengkapi hasil analisi grafik normal probability plot digunakan uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov KS. Pada uji statistik one-sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Jika probabilitas signifikan diatas 0,05, maka variabel tersebut terdistribusi secara normal.

3.8.2 Uji Multikolinearitas

Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah apabila tidak terjadi kolerasi diantara variabel bebas. Apabila terjadi saling berkolerasi, maka variabel-variabel tersebut tidak orthogonal. Menurut Ghozali 2005 : 91 “variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan nol, dimana digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak ada multikolinearitas di dalam model regresi”, adalah sebagai berikut : 1. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan memperngaruhi variabel terikat. 2. Jika antar variabel bebas ada kolerasi yang cukup tinggi diatas 0, 90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Jika tidak ada kolerasi yang tinggi antar variabel bebas. 3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflactor Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan variabel bebas lainnya. Artinya setiap variabel bebas menjadi variabel tidak bebas dan di regresi terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan ada atau tidaknya multikolinearitas adalah : VIF 5 → ada multikolinearitas VIF 5 → tidak ada multikolinearitas Untuk mengetahui adanya multikolinearitas digunakan persamaan Varian Inflasi Factor VIF. Jika nilai VIF 4 sampai dengan 5 maka indikasi terjadi multikolinearitas.

3.8.3 Uji Heteroskesdasitas

Dokumen yang terkait

The impact of macroeconomic variables toward credit default swap spreads in Asia and Europe

0 5 140

ANALISIS ESTIMASI MODEL REGRESI DATA PANEL DENGAN PENDEKATAN COMMON EFFECT MODEL (CEM), FIXED EFFECT MODEL (FEM), DAN RANDOM EFFECT MODEL (REM)

5 34 106

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA Pengaruh Book-Tax Differences Dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012).

0 3 16

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES DAN TINGKAT HUTANG TERHADAP PERSISTENSI LABA Pengaruh Book-Tax Differences Dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2012).

0 2 18

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Book-Tax Differences Terhadap Persistensi Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BOOK TAX GAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERSISTENSI LABA

0 1 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi (Komersial) dengan Laporan Keuangan Fiskal - Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba Perbankan Di Indonesia Dengan Model Fixed Effect Dan Random Effect

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu - Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba Perbankan Di Indonesia Dengan Model Fixed Effect Dan Random Effect

0 0 10

Pengaruh Book Tax Gap Terhadap Persistensi Laba Perbankan Di Indonesia Dengan Model Fixed Effect Dan Random Effect

0 1 11