Tujuan Pendirian Bank Konvensional Azas Operasional Bank Konvensional

pengeluaran Goldsmith’s note berarti tukang emas beralih menjadi petugas perbankan. 30 Sejarah perkembangan perbankan di Indonesia juga tidak lepas dari era zaman penjajahan Hindia Belanda tempo dulu karena sejarah perkembangan perbankan tidak terlepas dari pengaruh Negara yang menjajahnya, baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting dalam pemerintahan penjajahan Belanda, diantaranya adalah De Algemenevolks Credits Bank, Nederland Handles Maatscappij NHM dll. Selain bank-bank milik Belanda terdapat pula bank-bank yang dimiliki oleh pribumi, China, Jepang dan Eropa lainnya, seperti Bank Nasional Indonesia, The Bank of China, The Yokohama Species Bank, Batavia Bank dll. 31

2. Tujuan Pendirian Bank Konvensional

Pada awal sejarahnya bank bertujuan sebagai tempat untuk mencetak, mengatur dan mengawasi peredaran uang suatu negara. Kehadiran bank dalam system moneter merupakan darah dan tulang punggung suatu Negara dalam rangka memperlancar sistem moneter yang digunakan diseluruh negara di dunia ini. 32 Sesuai dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat maka tujuan bank semakin kompleks 30 Ibid. 31 Ibid. 32 Ibid., h. 12 yaitu memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kehidupan ekonomi dan bisnis serta menentukan kemajuan suatu negara dan masyarakat. Adapun perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraa rakyat banyak. Sesuai dengan isi UU. No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, ”pelaksanaan prinsip kehati-hatian perbankan didasarkan pada fungsi utama perbankan sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat”. Sebagai lembaga perantara, falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan masyarakat . 33 Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, bank dituntut untuk selalu memperhatikan kepentingan masyarakat disamping kepentingan bank itu sendiri dalam mengembangkan usahanya. Bank juga harus bermanfaat bagi pembangunan ekonomi nasional sesuai dengan fungsinya sebagai Agent of Development dalam rangka mewujudkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. 34 33 Malayu Hasibuan , Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara, 2001, h. 25 34 Ibid., h. 25-26

3. Azas Operasional Bank Konvensional

Bank konvensional dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugasnya, maka bank dapat melakukan kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Penghimpunan dana a. Dana yang bersumber dari bank sendiri, setiap mendirikan bank, bank berkewajiban untuk menyetor modal. Modal setor tidak akan berkurang selama belum ada persetujuan dari rapat pemegang saham dan juga persetujuan dari Departemen Kehakiman. 35 b. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan. Yang dimaksud dengan dana yang bersumber dari lembaga keuangan adalah pinjaman dana oleh salah satu bank yang dana itu berupa: • Kredit Likuiditas yang diberikan oleh Bank Indonesia sebagai pinjaman untuk menjamin likuiditas bank yang meminjam, dengan syarat bank memiliki tingkat kolektabilitas yang baik. • Call Money dimana dana yang dipinjamkan oleh bank dari bank lain yang jangka pemakaiannya tujuh hari dan sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjamkan. 36 c. Menghimpun dana Funding Financing dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, sertifikat deposito, 35 A. Arifin Chaniago, Christian Toweula dkk, Ekonomi, h. 96 36 Ibid., h. 97 tabungan, dan atau dalam bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 37 d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan nasabah dan atas perintah nasabah dalam bentuk Surat Pengakuan Utang, Kertas Dagang. Sertifikat Bank Indonesia SBI, Obligasi, instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 satu tahun. 38 Dalam melaksanakan azas ekonomi demokrasi, industri perbankan Indonesia harus menghindarkan diri dari cirri-ciri negatif yang dinyatakan dalam GBHN, yaitu: 39 a. Sistem Free Fight Liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain. b. Sistem Etatisme dimana negara beserta aaratur ekonomi Negara bersifat dominant serta mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi swasta. c. Pemusatan kekuatan industri perbankan pada satu kelompok yang merugikan masyarakat. 37 Malayu Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, h. 36 38 Ibid., h. 36 39 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : FEUI, 1999, h. 50

4. Produk Utama Bank Konvensional