Faktor Masyarakat Faktor Bisnis

masuk tapi mereka menunggu hingga peraturan pajak berganda hilang. Investor luar itu bisa masuk ke korporasi sehingga langsung besar. Tetapi hal ini tampaknya sudah mulai bisa teratasi pasalnya tanggal 28 Juni 2008 yang lalu DPR telah mengesahkan UU Perbankan Syariah untuk menjawab hal itu.

c. Faktor Masyarakat

Dari beberapa penelitian terlihat masih ada keengganan dari masyarakat hijrah ke bank syariah karena keterbatasan layanan. Soal produk memang juga menjadi hambatan tapi tak terlalu besar, permasalahan yang utama pada masyarakat adalah mengenai persepsi masyarakat yang masih beranggapan bahwa bank syariah dan bank konvensional sama saja. Bank Indonesia BI menyampaikan kepada DSN MUI agar bank syariah mengelola dana haji masyarakat. DSN sudah membuatkan surat kepada pihak terkait agar dana haji ditempatkan di bank syariah. Ini karena relatif baru masih kecil-kecil maka jaringan juga belum banyak jadi dianggap belum bisa kelola dana haji.

d. Faktor Bisnis

Aset dan modal bank syariah dalam negeri masih kecil. Untuk masuk ke korporasi sekalipun ada mereka terbatas ketentuan Batas Maksimal Pemberian Kredit BMPK yang 20 dari modal. Jika modal bank syariah hanya Rp. 100.000.000.000,- berarti mereka hanya bisa membiayai Rp. 20.000.000.000,- itupun perlu analisa lebih lanjut. Hanya dua bank syariah yang besar yakni Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri, itupun masih kecil. Untuk masuk korporasi satu-satunya cara memang dengan sindikasi. Tapi dengan hanya beberapa bank dengan modal kecil ini juga masih sangat terbatas. Masing-masing bank pasti akan berfikir juga apakah mereka mampu, dan bisa masuk ke korporasi yang mungkin sekali masuk pembiayaan bosa Rp. 50.000.000.000,- Jika Sukuk ada, maka terbuka alternatif pembiayaan bagi bank syariah selama sector riil belum terlalu bergerak. Sekarang karena tidak ada alternatif pembiayaan, maka jika ada tawaran pendanaan, bank cenderung menolak. Mereka tidak bisa masuk SBI dan hanya mengandalkan sector riil dan UKM. Dalam catatan Bank Indonesia BI, FDR bank syariah mencapai 101 , karena FDR adalah pembiayaan dibagi dana. Jika pembiayaan masuk, dana juga masuk. Sekarang bank menolak dana masuk yang besar karena instrument pelemparan tidak ada. Jika dana masuk dan pelemparan ada, FDR juga akan berjalan seimbang terus. Bank Indonesia BI akan terus membuat beerapa kebijakan tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian, dengan meloloskan perhitungan akuntansi untuk murabahah. Yang tadinya pukul rata sekarang untuk kepentingan industri ini menjadi proporsional, kemudian BI memberlakukan relaksasi sedikit terutama soal perhitungan pilar-pilar untuk pemberian pembiayaan UKM, cukup satu pilar saja yaitu kemampuan bayar saja. 101 101 Seluruh tulisan dalam uraian diatas dirangkum dari beberapa literatur yang menjelaskan tentang faktor kendala yang dihadapi bank syariah. Adapaun literature-literatur tersebut antara lain: 15 th Ekonomi Islam di Indonesia Sharing, Majalah ekonomi dan bisnis syariah, Edisi Khusus 1 tahun, Oktober 2007, Prospek Industri Perbankan Keuangan Indonesia 2007 Majalah Infobank Analisis Strategi Perbankan Keuangan outlook 2007, No. 332, November 2006, Vol XXVIII.

BAB IV ANALISA PENYERTAAN MODAL DAN HASIL INTERPRETASI DATA

OFFICE CHANNELING OC

3. Tingkat Modal Dengan Nilai Return On Investment ROI

1. Analisis Laporan Keuangan a. PT. Bank Bukopin UUS

102 Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BANK BUKOPIN JL MT.HARYONO KAV 50-51 JAKARTA 12770 Telp. 7989837-7988266 Neraca Periode: September 2008 dan 2007 dalam milyar rupiah

A. AKTIVA 010908

010907 1. Kas 10.823 6.591 2. Giro Bank Indonesia 18.647 17.874 3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 2 4. Penempatan Pada Bank Lain 62 115 5. PPAP Penempatan Pada Bank Lain -- -6 -6 6. Surat Berharga Yang Dimiliki 20 30 7. PPAP Surat Berharga Yang Dimilki -- -200 -300 8. Piutang Murabaha 577.464 325.301 9. PPAP Piutang Murabaha -- -6.624 -4.379 10. Piutang Lainnya 1.586 12 11. PPAP Piutang lainnya -- -14 -1 12. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah 147.767 87.162 13. PPAP Pembiayaan -- -1.71 -815 14. Pendapatan Yang Masih Akan Diterima 2.818 1.754 15. Biaya Dibayar Dimuka 11.519 12.704 102 Sumber data : Berdasarkan Laporan Keuangan Publikasi Bank yang telah dipublikasi di media masa dan disampaikan kepada Bank Indonesia melalui media disket atau hasil cetakanguntingan koran atau melalui e-mail. Format Laporan ini sesuai dengan format dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.756DPbS tanggal 9 Desember 2005 Kepada Semua Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan unit usaha syariah di Indonesia perihal Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan Tertentu dari Bank yang Disampaikan kepada Bank Indonesia. www.bi.go.id