Jumlah Tanggungan Tabel 12. Jumlah Tanggungan Responden Pengrajin Mie Iris Pengalaman Berusaha Tabel 14. Pengalaman Berusaha Responden Pengrajin Mie Iris Luas Lokasi Usaha Tabel 16. Luas Lokasi Usaha Pengrajin Mie Iris

4.2.3 Jumlah Tanggungan Tabel 12. Jumlah Tanggungan Responden Pengrajin Mie Iris

No. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah jiwa Persentase 1 2 1 5 13,17 3 2 12 31,58 4 3 14 36,82 5 4 3 7,92 6 ≥ 5 4 10,51 Jumlah 38 100 Sumber : Analisis Data Primer Mie Iris, Lampiran 1 2015 Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah tanggungan keluarga terbanyak adalah berjumlah 3 jiwa tanggungan yaitu sebanyak 14 responden atau 36,82, sedangkan jumlah tanggungan terkecil berjumlah 4 jiwa tanggungan yaitu sebanyak 3 responden atau 7,92. Tabel 13. Jumlah Tanggungan Responden Pengrajin Opak Koin No. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah jiwa Persentase 1 2 1 3 12,5 3 2 7 29,17 4 3 8 33,33 5 4 6 25 6 ≥ 5 Jumlah 24 100 Sumber : Analisis Data Primer Opak Koin, Lampiran 1 2015 Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah tanggungan keluarga terbanyak adalah berjumlah 3 jiwa tanggungan yaitu sebanyak 8 responden atau 33,33, sedangkan jumlah tanggungan terkecil berjumlah 1 jiwa tanggungan yaitu sebanyak 3 responden atau 12,5.

4.2.4 Pengalaman Berusaha Tabel 14. Pengalaman Berusaha Responden Pengrajin Mie Iris

No. Pengalaman Berusaha tahun Jumlah jiwa Persentase 1 ≤ 3 1 2,62 2 4-6 6 15,81 3 7-9 11 28,95 4 ≥ 10 20 52,62 Jumlah 38 100 Sumber : Analisis Data Primer Mie Iris, Lampiran 1 2015 Tabel di atas menjelaskan bahwa pengalaman usaha terlama yaitu ≥ 10 tahun berjumlah 20 jiwa atau 52,62 dan pengalaman usaha terkecil yaitu ≤ 3 tahun berjumlah 1 jiwa atau 2,62 saja. Tabel 15. Pengalaman Berusaha Responden Pengrajin Opak Koin No. Pengalaman Berusaha tahun Jumlah jiwa Persentase 1 ≤ 3 6 25 2 4-6 6 25 3 7-9 5 20,83 4 ≥ 10 7 29,17 Jumlah 24 100 Sumber : Analisis Data Primer Opak Koin, Lampiran 1 2015 Tabel 15 menjelaskan bahwa pengalaman usaha terlama yaitu ≥ 10 tahun berjumlah 7 jiwa atau 29,17 dan pengalaman usaha terkecil dengan interval 7-9 tahun berjumlah 5 jiwa atau 20,83.

4.2.5 Luas Lokasi Usaha Tabel 16. Luas Lokasi Usaha Pengrajin Mie Iris

No. Luas Lokasi Usaha m 2 Jumlah jiwa Persentase 1 ≤ 30 2 31-50 8 21,1 3 51-70 6 15,8 4 71-90 10 26,3 5 90 14 36,8 Jumlah 38 100 Sumber : Analisis Data Primer Mie Iris, Lampiran 1 2015 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden dengan luas lokasi terbanyak adalah 90 m 2 dengan jumlah 14 jiwa atau 36,8 dan jumlah responden dengan luas lokasi terkecil adalah 51-70 m 2 dengan jumlah 6 jiwa atau 15,8. Tabel 17. Luas Lokasi Usaha Pengrajin Opak Koin No. Luas Lokasi Usaha m 2 Jumlah jiwa Persentase 1 ≤ 30 4 16,67 2 31-50 9 37,5 3 51-70 6 25 4 71-90 3 12,5 5 90 2 8,33 Jumlah 38 100 Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1 2015 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden dengan luas lokasi terbanyak adalah dengan interval 31-50 m 2 sebanyak 9 jiwa atau 37,5 dan jumlah responden dengan luas lokasi terkecil adalah 90 m 2 dengan jumlah 2 jiwa atau 8,33.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Ketersediaan Bahan Baku Kebutuhan ubi kayu yang digunakan untuk memproduksi mie iris di Desa Pegajahan antara 250 kg sampai 1.000 kg Lampiran 3, 2015, sedangkan kebutuhan ubi kayu yang digunakan untuk memproduksi opak koin di Desa Sukasari antara 100 kg sampai 1.800 kg Lampiran 3, 2015. Berikut ini rincian mengenai penggunaan bahan baku ubi kayu untuk memproduksi mie iris dan opak koin di daerah penelitian. Tabel 18. Rata-rata Penggunaan Ubi Kayu dalam Pembuatan Mie Iris di Desa Pegajahan Uraian Frekuensi hari Kebutuhan Ubi Kayu kg Total Harga Beli Rp Per Hari 1 504 558.290 Per Minggu 2 857 970.395 Per Bulan 7 3.500 3.881.579 Per Tahun 86 42.000 46.578.948 Sumber: Analisis Data Primer Mie Iris, Lampiran 3 2015 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata responden memproduksi mie iris 2 hariminggu, 7 haribulan, dan 86 haritahun. Responden membutuhkan waktu minimal 2 hari untuk dapat mengolah ubi kayu menjadi mie iris. Responden rata-rata membutuhkan ubi kayu 504 kghari, 857 kgminggu, 3.500 kgbulan, dan 42.000 kgtahun. Sedangkan rata-rata total pembelian bahan baku ubi kayu adalah Rp 558.290,-hari, Rp 970.395,-minggu, Rp 3.881.579,-bulan, dan Rp 46.578.948,-tahun. Tabel 19. Rata-rata Penggunaan Ubi Kayu dalam Pembuatan Opak Koin di Desa Sukasari Uraian Frekuensi hari Kebutuhan Ubi Kayu kg Total Harga Beli Rp Per Hari 1 390 460.417 Per Minggu 4 1.433 1.691.146 Per Bulan 15 5.733 6.764.583 Per Tahun 182 68.800 81.175.000 Sumber: Analisis Data Primer Opak Koin, Lampiran 3 2015 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata responden memproduksi opak koin 4 hariminggu, 15 haribulan, 182 haritahun. Rata-rata responden membutuhkan ubi kayu sebanyak 390 kghari, 1.433 kgminggu, 5.733 kgbulan, dan 68.800 kgtahun. Sedangkan rata-rata total pembelian ubi kayu adalah Rp 460.417,-hari, Rp 1.691.146,-minggu, Rp 6.764.583,-bulan, dan Rp 81.175.000,-tahun. 5.1 Proses Pengolahan 5.1.1 Proses Pembuatan Mie Iris